3. Data apa saja kewajiban cicilan Anda setiap bulan.
Prioritaskan mulai cicilan yang mau ngga mau mesti dibayar, hingga yang masih bisa dipending atau dimintai penundaan pembayaran.Â
Misal cicilan rumah, cicilan listrik, cicilan air, ini adalah cicilan yang wajib karena bila tak terbayar, bakalan bisa merepotkan apalagi selama pandemi mesti tinggal dihunian dan beraktifitas.
Cicilan yang masih bisa dipending, karena ada kebijakan untuk itu, misalnya, angsuran kendaraan, premi asuransi dan beberapa lainnya. Jadi tak salah mencari informasi seputar kebijakan penundaan atau berkonsultasi ke kantornya.Â
Ini penting karena dalam kondisi darurat, ada skala prioritas.Â
4. Catat apa saja kebutuhan yang membutuhkan uang di luar cicilan.Â
Kebutuhan makan nomor satu. Sehari kira kira habis berapa puluhan ribu atau ratusan ribu. Kalikan sebulan dan sisihkan. Jangan diganggu. Kalo bisa di stok, stok untuk kebutuhan keluarga biar ngga sering keluar keluar rumah.Â
Hunian bisa jadi nomor 2. Ini bukan maksudnya cicilan rumah, kost atau kontrakkan. Tapi demi nyaman di rumah selama PPKM, biaya apa saja yang mesti dikeluarkan. Misal peralatan seputar pembersih rumah hingga toilet.Â
Termasuk biaya pulsa dan paket internet bagi seluruh keluarga, untuk sekolah daring, kulah daring, kerja daring dan hiburan games, nonton film hingga tayangan olahraga biar betah dan tidak bete.Â
Jangan lupa cemilan dan stok minuman mulai kopi, teh dan lainnya, yang biasanya dibelanjakan saat di kantor, namun ketika di rumah selama PPKM, pasti akan jadi kebiasaan juga.Â
Yang tak kalah penting, obat-obatan, multivitamin, masker hingga stok oksigen bila perlu. Ibarat bersembunyi di benteng selama berperang, persediaan dan peralatan bila terjadi kondisi darurat, mesti diantisipasi.Â