Pertanyaannya, apa yang membuat seseorang terdorong melakukan itu? Terinspirasi dari judul -judul film komedi Warkop, sejumlah hal ini bisa jadi katalisator :Â
1. Kesempatan dalam kesempitan
Meminjam judul film tahun 1985 ini, realitasnya memang banyak pelaku mengambil keuntungan dari yang "sempit-sempit" dalam tanda petik.Â
Contoh : sempit-sempitan di bis kota, sempit-sempitan di kereta, sempit-sempitan di angkot, sampai sempat-sempatnya dalam sempitnya waktu ngelakuin di rumah.Â
Ketika istri tak ada dirumah, majikan pria melancarkan aksinya ke pembantu wanita yang bodinya aduhai, seperti di film warkop tahun 1991 yang judulnya Mana Tahan...Atau bisa jadi majikan suami tak ada, giliran sopir pria muda yang mendekati majikan perempuan.Â
Bahkan anak-anak remaja dan bocah, bisa dilecehkan di sekolah, dalam sempitnya waktu di kelas atau kala berada di toilet.Â
Pelaku menerapkan hukum ekonomis, dengan waktu sesempit-sempitnya kesempatan, berusaha mendapatkan kepuasan dengan harapan tak diketahui orang lain.Â
2. Atas boleh bawah boleh.
Daya tarik tubuh seseorang itu mulai atas sampai bawah terbawa secara visual dalam benak pelaku.Â
Mungkin itu bibir si wanita yang merah merona hingga pinggulnya yang bak gitar dari Belanda meski tali senarnya putus satu. Membikin jari -jari para pria pelaku mana tahan untuk mencolek.Â