Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Jodoh di Tangan Tuhan, Umur 30 ke Atas Tuhan Lepas Tangan

24 Mei 2021   12:40 Diperbarui: 4 Juni 2021   11:50 3906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucoba coba melempar manggis, manggis kulempar mangga kudapat...

Kucoba-coba melamar gadis, gadis kulamar janda kudapat...

Siang terik jam 1 siang hingga jam 3 sore boleh jadi itu jadwal kuliah yang penuh cobaan. Mana mata kuliahnya Statistik pula. Banyak hitungan matematis. . 

Tapi sang dosen punya salah satu kiat agar mahasiswa tetap fokus meski diserang rasa kantuk. Bernyanyilah beliau di depan kelas. 

Salah satu lirik lagunya seperti qoute di atas. Relevan dengan kisaran usia anak didiknya, yang sedang memulai petualangan di belantara perjodohan. 

Sejatinya Sang Dosen ingin menanamkan juga konsep probabilitas. Semakin banyak pilihan yang dicoba, semakin besar peluang mendapatkan yang dikehendaki. 

Meski realitanya, kadang tak sesuai harapan setelah sekian kali usaha. Dikira gadis, taunya janda... Tapi ngga papalah kalo janda rasa gadis...hehe.

Itu memori sekian tahun silam saat masih mahasiswa. Kisaran usia anak muda pada rentang 18 tahun hingga 24 tahun memang penuh dinamika. Salah satunya menemukan tambatan hati di antara bermilyar penduduk bumi. 

Ketika masuk usia 25 ke atas, sudah mapan, sudah bekerja sudah mandiri, namun belum ketemu yang pas setelah sekian kali putus nyambung lalu robek kemudian dijahit lagi dan lagi. 

Aduhh... itu perjodohan apa jahit kebaya. Ribet amat cocok-cocokkannya. Lha semuanya sama rasanya pas dipake jalan, kok mau dicoba-coba dulu? 

Capek tauuk... Buang-buang umur. Belum lagi beraneka ongkos operasional dari mulai pedekate sampai pedebubaran. Alamakk... pegel Kak. 

sumber:pensador.com
sumber:pensador.com
Ketika manisnya hilang yang tertinggal hanya ampas kenangan... dan mungkin juga air mata serta kepahitan

Move on dari usia 25 hingga usia 30 lepas dari trauma dengan kisah coba-coba mencari jodoh, agar tak mengulang kesalahan. Kata orang makin bertambah umur makin dewasa menelisik sisi kehidupan.  

Fokus sama karir aja... Berikan waktu single tuk merawat orang tua. Jodoh di tangan Tuhan," demikian sejumlah sahabat atau orang yang dihormati akan memberikan nasihat seperti itu. 

Namun kebimbangan kian bertambah manakala usia merambat lewat 30 tahun. Ketika banyak meme, stiker dan anekdot menempel di otak. 

Usia 30 tahun ke atas, jodohku sudah bukan lagi di tangan Tuhan, tapi Tuhan sudah lepas tangan. Waduh!

Mengapa banyak lajang dan bujang mulai kuatir soal perjodohan ketika sudah 30 plus? 

1. Para wanita dibatasi usia reproduksi hamil dan melahirkan. 

Meski kini sudah jaman teknologi, banyak orang tua dan juga masyarakat, mengharapkan wanita bisa menikah lebih cepat agar sebelum usia 35 tahun sudah bisa hamil, melahirkan dan mengurus anak. 

Tak seperti pria yang masa reproduksinya lebih panjang, anak gadis seyogyanya di usia 35 tahun sudah bisa punya anak minimal satu. 

Ini berhubungan juga dengan siklus hormon dan organ -organ reproduksi wanita itu sendiri. 

Realitanya di jaman sekarang, sangat lah banyak wanita yang baru menikah di usia 30-an. Tak juga artis dan publik figur, tapi masyarakat biasa juga. 

Kecenderungan yang ada, pasangan yang menikah di usia 30-an, tak ingin menunda kehamilan. 

Bahkan ada yang merencanakan, sebelum usia 40 tahun, bila Tuhan mengizinkan, sudah bisa punya lebih dari 1 anak. Sehingga sisa dari usia yang ada, akan lebih dimaksimalkan buat keluarga. 

Keluarga Artis Baim Wong dan Paula Verhoeven, mungkin adalah salah satu contoh pasangan yang menikah ketika usia sudah 30 ke atas dan mereka memprogram segera bikin anak. 

Tak hanya 1 tapi 2 karena sudah ibaratnya kejar tayang dalam tanda petik. 

2. Para pria di usia 30-an, sudah ngga mau coba coba lagi. 

Ini adalah realita. Cukup sudah ngetes kiri ngetes kanan, lirik sana lirik sini. 

Di usia 30-an hingga ke 40 tahun, para pria bujang sudah tau mau ke mana dalam hidupnya dan karier atau profesi apa yang mau dilakoni. 

Mereka sudah bukan Rangga dan Cinta, atau Dilan dan Milea layaknya di film-film remaja. Sudah ngga zaman, sudah ngga berpijak di zona itu lagi. 

Mereka menginginkan sebuah kepastian dan tak mau diputar -putar lagi segala rajukan, manja, dan drama ala-ala anak alay atau tipikal mahasiswa patah hati. 

Meski pria tak dibatasi usia kehamilan seperti halnya para wanita, namun pada  usia 30 an ini, mereka sudah ingin lebih settle dan stabil, termasuk menikah dan berkeluarga. 

Selain itu, bisa saja teman-teman sepantaran dan teman-teman nongkrongnya sudah pada sibuk urus istri hamil hingga gendong anak di rumah. 

Topik obrolan juga sudah berubah sehingga membuat si pria yang masih bujang di usia segitu, sudah tak nyaman dengan komunitas lamanya. 

Tak semua sih, tapi ada juga yang tetap kompak dan bersahabat. 

3. Respons keluarga besar dan kesadaran akan kebutuhan untuk berpasangan

Perjodohan atau dijodohkan, bisa jadi inisiatif itu datang dari orang-orang terdekat kala melihat adanya kebutuhan akan pasangan. Tak baik manusia itu hidup sendiri. 

Orang-orang terdekat itu bisa saja orang tua, keluarga besar, pemuka agama yang dekat dengannya, atasan dan rekan-rekan kerjanya, para sahabat dan teman-temannya. 

Mereka berpikir mungkin saja dia butuh seseorang untuk teman berbagi dalam menjalani kehidupan. 

Selain orang tua dan keluarga mengharapkan adanya keturunan bila Tuhan memberi penerus ketika sang anak sudah menikah. 

Di satu sisi, orang-orang terdekat mungkin juga memahami luka atau duka dari kisah hubungan di masa lalu, yang mereka tak ingin terulang dalam kehidupan si lajang atau si bujang. 

Jadi dijodohkan bisa saja orang -orang terdekat mencari yang 'paling pas' mendekati kriteria. 

Itu bukan dimaknai berarti Tuhan lepas tangan di usia 30 ke atas lantaran ngga ketemu-ketemu juga dari usia 18 tahun sampai 29 tahun. 

Tapi bisa jadi itu cara Tuhan mempertemukan dengan orang yang tepat lewat yang namanya perjodohan. 

Kata orang, hidup adalah misteri Ilahi. Bila itu cara kreatif-Nya, siapa bisa menolak??

Salam

Baca juga: Sampul Kaset Penyanyi Barat, "Buku Anak" Alternatif di Masa Kecil Ternyata Ada Gunanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun