Belum lagi kehidupan si anak kelak dengan saudara -saudara tirinya dari istri yang resmi, dan pembagian harta ato warisan. Bila sang anak mencatut nama Sang Prof sebagai ayahnya, apakah sang  profesor akan rela?Â
Apakah istrinya dan anak-anak sahnya akan mau? Potensi masalahnya bisa meleba kemana-mana di sepanjang kehidupan si anak. Bukankah kita kerap menemukan anak-anak  korban seperti ini di masyarakat.Â
4. Bertanggung jawab, jangan lari  atau cuci tangan.
Berani berbuat, siap  dengan resiko. Mau manisnya, siap juga dengan pahit, asin dan asemnya. Sejumlah resiko akan, cepat atau lambat, suka atau tidak suka, akan menimpa  mereka yang menjalin hubungan terlarang di luar pernikahan sah.Â
Apa saja? Resiko akan ada keturunan yang minta diakui status haknya yakni anak hasil hubungan. Resiko  diketahui publik, resiko sanksi jabatan mulai dari  Surat Peringatan hingga berujung pemecatan. Selain itu resiko ketidakharmonisan bakalan muncul dalam hubungan pasangan dan hubungan orang tua dan anak, serta resiko mempersiapkan sumber finansial yang lebih besar.Â
Dengan mempertimbangkan resiko -resiko di atas, alangkah baiknya berpikir dua kali sebelum melakukan atau sebelum mencoba -coba melangkah di dunia Sugar Daddy versus Sugar Baby.Â
Jujur sebagai laki -laki, adalah sebuah perjuangan seumur hidup untuk menang dari godaan kenakalan seksual. Realita dan contoh, baik di masa sekarang maupun di masa silam, dari mereka -mereka yang terjebak dan jatuh, dengan mudah bisa diketemukan dalam kehidupan.Â
Karena setinggi apapun pendidikan seseorang, sekuat apapun keimanan seseorang, baik kaum pria ato kaum wanita, kita semua tetaplah manusia dengan segala kerentanan terhadap godaan.Â
Jadi mau bilang apalagi.Â
Profesor juga manusia, Miss Landscape juga manusia, Apa yang sudah ditabur, bersiaplah bila benih itu tumbuh.Â
Salam,
Baca juga: Pendidikan Perempuan dan Realitas Ayam Kampus, Sugar Baby dan Sugar Daddy Â