Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Pak Prof "Digoyang" Miss Landscape, Perseteruan Sugar Daddy dan Sugar Baby

6 April 2021   23:00 Diperbarui: 6 April 2021   23:03 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ada janji di  atas ingkar, dan ada dusta di antara kedua pihak, siap  -siap  saja salah satu akan bersuara. Dan kita yang mungkin akan terkaget -kaget dengan sejumlah pertanyaan kepo : Kok bisa? Dimana ketemu? Kapan melakukannya?  dan bla bla bla. 

2. Fenomena Sugar Daddy dan Sugar Baby, sudah lama di Indonesia  dan bakal muncul ketika salah satu didustai.

Perempuan muda menemukan kasih sayang seorang Papa jadi -jadian untuk memenuhi kebutuhan akan figur Ayah yang mungkin hilang di dalam hidupnya demi dahaga akan emosi, kemampuan finansial hingga ketergantungan masa depan. 

Di satu sisi, para Papa -Papa alias Sugar Daddy, yang sudah berkeluarga dan matang secara emosi serta punya kemampuan finansial  dengan jabaran yang empuk, mencari sumber penyaluran lain demi hasrat seksual.

Ada gengsi bisa menaklukkan wanita muda nan cantik, demi menunjukkan esksitensi diri di usia paruh baya. Bahkan beberapa menganggap sebagai selingan. 

Coba aja telusuri, berapa banyak pejabat punya simpanan? Berapa banyak atasan pria bisa serong kiri serong kanan ? Mau di legislatif maupun eksekutif,  bila didata dan diungkap secara jujur, akan jadi diketemukan ada satu dua yang demikian. 

Sayangnya, sang istri dan pihak keluarga biasana 'berdamai' dengan keadaan bila menemukan demikian. Di satu sisi demi mempertahankan  mahligai pernikahan, di satu sisi ngga enak pada anak-anak dan kkeluarga besar.

Selain itu juga demi  mempertahankan karir dan kehidupan pasangan.Bila agama membolehkan, akan berlanjut ke pernikahan, entah nikah siri,nikah kontrak atau HTS alias hubungan tanpa status.. 

Karena bagaimana pun, banyak hal -hal baik yang sudah terbangun dibanding kekhilafan yang  diketemukan. Berat juga sih, tapi mau bagaimana lagi. 

3. Hubungan yang dalam hingga berbuah janin dan jabang bayi, akan menyisahkan persoalan pelik di masa sekarang dan di masa  depan. 

Andai tak ada anak hasil kolaborasi intim yang diduga Sang Prof dengan Sang Model ini, apakah akan menjadi berita hingga menyewa pengacara? Probabilitasnya pasti kecil. 

Namun karena ini menyangkut kehadiran anak manusia, berkaitan status kewarganeraan, status kehidupannya kelak dan status sosialnya di sepanjang kehidupannya nanti, sudah pasti  ibunya akan memperjuangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun