Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kwetiau Goreng dan Naik Kereta Api Zaman Dulu, Kenangan Jelang Imlek di Belantara Jakarta

12 Februari 2021   19:11 Diperbarui: 13 Februari 2021   07:34 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmm...enak sih setelah digigit...," jawabnya kemudian sambil mengunyah

Entah jawabannya itu tuk menyenangkan saya atau terpaksa karena sudah dikasih sama temannya, saya tak ambil pusing. Terserah loh dah. Namanya juga sahabat. 

Paling tidak dia yang anak Jakarta dan keturunan, sudah pernah makan salah satu makanan khas di timur Indonesia. Meski lidah saya juga kurang bersahabat dengan beraneka kue dan mie pemberiannya..hehe. Wajar ya beda budaya dari kecil dibesarkan dengan makanan tertentu. Btw..tetap di makan juga. 

Seumuran, seangkatan, sekosan, satu tempat ibadah dan terlibat di pelayanan kampus. dan barengan di majalah cuman beda fakultas, akhirnya kian akrab. Kadang ngopi dan nginap di tempatnya, kadang juga dia cuman mau ngobrol sampai tidur di kamarku. 

Saking dekat, kadang cewek-cewek kampus yang naksir sama Alvin, selalu jadikan saya sebagai penghubung. Busett...lucu banget kalo diingat. Tau sendiri kan di era itu belum banyak mahasiswa pakai HP. 

Jadi nitip salam sama pesan mesra tuk yang malu -malu kucing, hanya lewat saya. Di kira ekspedisi kali..haha. Bukannya ke saya, malah buat dia. Wkwk. 

Jelang Imlek, pertama kali ke Jakarta naik kereta dan makan Kwetiau.

Libur semester ganjil di bulan bulan pada awal tahun, hampir selalu bersamaan momen Imlek. Kebetulan ada acara meeting dan retreat nasional  Campus Ministry yang diadakan di Pantai Anyer Carita di Banten, saya dan Alvin kepilih tuk hadir. Senang juga karena belum pernah ke Jakarta. 

Tiket pesawat mahal, kami pilih naik Kereta Api. Di Bali tak ada lintasan rel, cuman ada kantor KA. Jadi kami naik bis milik jawatannya jam 1 dinihari dari Denpasar agar bisa tiba di Banyuwangi sebelum pukul 8 pagi. Biasanya jarak perjalanan kurang lebih 5 jam sudah termasuk nyebrang kapal Feri Gilimanuk-Ketapang. 

Biaya tiket sampai di Jakarta sudah dibayar di kantor KA di Bali, jadi kami hanya tunjukkan buktinya. Kereta yang dinaiki namanya Mutiara Timur tujuan Surabaya Gubeng. Kami duduk di kelas bisnis. Info dari petugas KA, setelah di Surabaya, lanjut lagi beda kereta. 

Beberapa jam perjalanan dan melewati terowongan, kemudian singgah di stasiun Jember. Makin banyak penumpang. Kursi -kursi kosong dalam gerbong makin penuh. Seingat saya,meski gerbong kami kelas bisnis, namun ada gerbong lain satu rangkaian kelas ekonomi.Dapat gratis makan. Cuma pilihannya nasi kare atau nasi goreng dalam perjalanan. Mau pesan yang lain, bayar lagi boss..hehe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun