Jadi bila warga bertanya -tanya kok bisa yang sudah sebegitu menjalankan protokol, mengapa bisa kena juga. Bisa saja lantaran ketika ngobrol dari meja ke meja, atau dalam santap bersama, keakraban menjadi tak terbatas.Â
Boro -boro jaga jarak, bisa jadi minim jarak. Lagi pula, mana asyik ngobrol dan diskusi jauh -jauh posisi duduknya. Kecuali mungkin ada klaster keluarga.Â
Analisa yang sama juga bisa terjadi pada para pekerja dan  kaum muda. Ketika di kantor, apakah berjarak duduknya? Ketika curcol dan ngerumpi kerjaan, emang 100 persen jaga jarak meski telah bermasker? Bisa saja minim jarak, apalagi yang sahabatan. Ngga ada asyiknya duduk jauhan, apalagi bila warkopnya ngga luas luas amat tempatnya.Â
Selain dua 2M di atas, teramati pula makin ke sini makin terlihat pengabaian oleh warga. Ngerasa ngga sih, Di awal-awal pandemi Bulan Maret dan April tahun lalu, begitu menakutkan Corona. Terkenang 9 bulan lalu, meski cuma 1 aja orang yang terpapar, gempar satu kota satu kabupaten. Â Semua pada kuatir. Sekarang? boro-boro.Â
Semoga Covid cepat berlalu...karena kita semua merindukan kehidupan yang seperti sebelumnya.Â
Referensi :Â
Salam,Â
27 Januari 2021, 12.10 Wita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H