Penyebabnya bisa jadi di satu sisi, lonjakan Covid makin meningkat di daerah tempat  kita tinggal, di sisi lain kita disodori fakta bahwa banyak saudara (sahabat) terpapar bahkan meninggal.Â
Mau kemana-mana dibayangi kekuatiran. Tinggal di dalam rumah terus dan jadi mager juga rasanya bosan. Berjibaku di medan kerja dan sibuk kesana kemari juga beresiko terpapar. Berasa serba salah. Â
Fakta lain yang mungkin diamati adalah longgarnya kesadaran masyarakat menerapkan 2M terakhir dari 4M. Kok 4M sih bukan 3M ? Eitss...sabar. Aslinya sih 3 cuma dipecah jadi 4, yakni Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menghindari kerumuman.Â
Selama beberapa bulan digalakkan pesan Mama 3M, sepertinya hanya 2M yang lebih dominan diterapkan warga. Memakai masker dan mencuci tangan bisa jadi paling banyak dijalankan, namun menjaga jarak dan menghindari kerumunan paling susah diterapkan.Â
Seperti yang dialami salah satu komedian di tanah air yang akhirnya terpapar Covid. Bang Mongol alias Mongol Stress, komedian stand up yang berasal dari Manado itu. Lewat tayangan YouTube, dia jujur menceritakan dirinya positif Corona di akhir Desember lalu sehabis tur di Balikpapan bersama penyanyi Judika dan Citras Scholastika.Â
"Kemana -mana pakai masker kok bisa ya. Cuci tangan  selalu. Sepertinya terpapar pas makan bersama EO (Event Organizer) karena maskernya di buka, " demikian curhat pria bernama asli Rony Imannuel itu.
Dari apa yang dikisahkan Mongol, apa yang selintas di pikiran kita? Sudah pasti bila hendak makan pasti buka masker. Nah dalam acara bersama yang dihelat tersebut, tentulah tak mungkin saat makan siang atau makan malam, duduknya berjauhan. Boro -boro jaga jarak, yang ada minim jarak. Saling ngobrol dan asyik curhat, keciprat keciprut dah.Â
Kini Bang Mongol telah sembuh setelah perawatan di Manado maupun di Jakarta, demikian penuturannya. Bagi saya kisah terpaparnya komedian ini hampir sama dengan kisah penyintas lain  mengapa berpotensi terpapar meski kemana-mana mulut ditutup masker dan sering mencuci tangan. Bisa jadi tak menjaga jarak dan merelakan diri berkerumun. Â
Sejumlah lokasi jadi tempat favorit dimana biasanya wargamengabaikan dua hal ini. Antara lain di cafe, di warung makan, di warung lesehan, di angkringan, di warung kopi, di pasar pas belanja, di mini market, di warung tetangga, di ATM yang jaraknya berdempetan, dan di beberapa tempat lainnya. Â
Mirisnya antar warga  tak tahu mana yang OTG mana yang tidak. Jadi manakala OTG mengenakan masker, namun bisa jadi tangan dan jari yang kena cipratan ludah atau bersin, disandarkan atau menyentuh apa saja benda yang digunakan banyak orang secara kolektif, bisa jadi disitulah awal migrasi virus. Â
Ini juga kali ya bisa jadi mengapa pejabat sekelas kepala daerah,menteri hingga ketua penanganan Covid bisa terjangkit, Mungkin saja pas acara makan bersama atau sarapan pagi, pada ngelepas masker semua. Dan rasa-rasanya tak mungkin duduk bersama menyantap makanan dan minuman dalam jarak sekian meter...hehe.Â