Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahaya Overthinking dalam Film "Perempuan dalam Pasungan" (1981) dan Kisah Nyata Anak Seorang Nasabah

21 Maret 2021   19:59 Diperbarui: 22 Maret 2021   15:50 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Kemampuan finansial dan ketidaknyamanan hidup. 

Hutang piutang yang tak terbayar lantaran siklus naik turun keuangan , cenderung bikin sebagian orang bisa overthinking. Putar otak kesana kemari dan memikirkan hingga mata tak kunjung terlelap. Belum lagi  kepikiran sejumlah dampak yang bisa terjadi. 

4. Warna-warni asmara dan aroma perasaan antara benci, cinta, dan cemburu. 

Apakah cinta bikin orang jadi tak waras? Bisa saja,bila kadarnya berlebihan. Bila rindu di jaman sekarang, dengan tersedianya teknologi bisa terhubung kapanpuan, tidak demikian halnya bila di dera benci atau cemburu. 

Bakalan tak ada yang akan mengungkapkan secara langsung. Justru tak terungkap, malah lebih memicu ke overthinking. Kepikiran bagaimana caranya dan dengan cara apa. Apalagi bila sudah naik ke ubun-ubun. Bahaya. 

Katalisator Overthinking

Saat Sekolah Menengah, mungkin kita mengenal istilah katalisator dalam mata pelajaran Kimia atau Ekonomi. Ini adalah istilah pada apa saja yang membuat sebuah proses menjadi lebih cepat atau lebih berat. 

Overthinking sendiri pun, ini hanya analisa pribadi, cenderung akan menjadi-jadi, manakala terpicu dari hal-hal berikut, yang terbagi atas faktor dari dalam dan faktor dari luar. 

1. Faktor dari dalam diri, antara lain apakah pelaku introvert atau ekstrovert, didikan dan latar belakang budaya yang membentuk diri, nilai -nilai hidup yang diwariskan atau ditanamkan dalam tumbuh kembang dari anak-anak hingga dewasa. 

2. Faktor dari luar, datang dari apa omongan orang lain yang di dengar, apa yang dibaca, apa yang dilihat dan sejumlah contoh yang sudah ada  dan menimpa orang lain, terhadap kondisi dimana dia sedang meng - overthinking hal tersebut. 

Kisah Anak Seorang Nasabah, dan Bahaya Overthinking dalam Film Perempuan Dalam Pasungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun