Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Keinginan Korupsi dan Fraud Itu Muncul, Maka Ingatlah Keluarga

25 Juni 2020   21:28 Diperbarui: 26 Juni 2020   21:20 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meningat keluarga (Sumber: nypost.com)

Siapa mereka? Iya pasangan (suami/istri), anak-anak, orang tua (misalkan masih hidup),yang sudah menyekolahkan dan ingin bahagia di masa tuanya tanpa dibebani oleh kasus-kasus kejahatan oleh buah hatinya, juga keluarga besar hingga tetangga dan masyarakat di sekitar kita. Ini termasuk lingkungan pertemanan di tempat bekerja dan komunitas sosial di mana kita bergiat untuk mengaktualisasi diri. 

Pikirkan dampaknya, baik saat proses hukum dijalankan, hingga trauma dan sanksi sosial dari masyarakat, terhadap orang-orang tercinta, bahkan setelah si pelaku berpulang (meninggal dunia), masih terekam di memori orang per orang. Bagaimana anak-anak kita menjalani itu, 10 bahkan 20 tahun kemudian, saat mereka dewasa atau berkeluarga. 

Setelah masa hukuman selesai pun, bahkan sekalipun Tuhan sang pemilik kehidupan mengampuni kesalahan si pelaku, namun stempel dan omongan masyarakat tak bisa ditutup dengan kedua tangan pelaku, bahkan telapak tangan keluarganya pun. Sedemikian dampaknya. 

Jadi ada benarnya juga quote di atas, "bila kita peduli keluarga, bila kita sayangi anak-anak kita sebagai titipan Tuhan, jangan kotori masa depan mereka dengan yang ngga benar di tempat kita bekerja". 

Sebelum melakukan, ingatlah keluarga. Bukan sebaliknya. 

Salam,
Sumbawa NTB, 25 Juni 2020
21.55 Wita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun