"Praktek giginya lebih banyak nanti kalo dah SKG (Sarjana Kedokteran Gigi). Semetser awal banyakan teori," jawabnya.Â
Dia lalu tiduran di atas kasur. Matanya ngelihat ke langit -langit kamar. Saya masih asyik duduk otak atik ngitunng pergerakan lalu lintas di persimpangan yang menjadi bahan TA.Â
" Aku mo ngomong Kak,' tiba -tiba keluar nada sedikit lirih dari tenggorokannya
"Ngomong sudah," jawab saya.
Mata dan tangan saya fokus sama kalkulator, tapi telinga pasang ke pendengarannya..hehe
" Mo bicara saja susah...Laki -laki itu harus berani, ngomong saja," kataku sekali lagi
"Aku jatuh Kak..," suaranya tercekat. Sepertinya tertahan
"Jatuh apa...ketiban durian runtuh atau ketiban tangga?" ujarku mengajak dia sedikit bercanda.Â
Pengalaman sejak di kasi kepercayaan mimpin komsel alias komunitas sel anak muda yang isinya para mahasiswa dalam pelayanan, sedikit membuatku terlatih mengenali pola -pola perilaku. Bila Si A lagi ngalami ini, atau Si B lagi sedang bergumul dengan sesuatu. Apalagi Si Leo yang hanya bersebelahan kamar dengan saya hampir setahun. Â
Akhirnya malam itu, Leo curhat soal jatuh. Bukan jatuh dari sepeda motor kala sedang berkendara menuju kampusnya. Tidak juga tumbang di atas panggung kala sedang memainkan gitar listriknya saat ngeband dengan  tema-teman  grup nya  di Pantai Kuta. Tapi dia jatuh dalam kenikmatan dekapan pelacur wanita muda nan mendesah saat dia berada di atasnya. Kala dia mencoba jiwa mudanya dalam pertarungan hawa nafsu.Â
"Orang mana?" tanyaku