Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

3 Alasan Mengapa Bahasa Daerah Penting dalam Sosialisasi Pencegahan Corona

10 April 2020   20:45 Diperbarui: 13 April 2020   23:59 3311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri | sosialisai penanganan Corona di Sumbawa, NTB

Berapa banyak kakek nenek , opa oma, orang -orang tua yang masih hidup di jaman sekarang. Dikaruniai umur panjang dan kesehatan di saat Corona mewabah. Mereka adalah generasi yang melewati masa sebelum dan sesudah perang dunia I dan perang dunia II. Sepanjang dekade 70 an, mereka muda, kuat dan bersinar di era itu. 

Yang kedua adalah generasi baby boomer alias yang lahir dalam rentang tahun 1946 hingga 1964. Mereka mungkin adalah orang-orang tua zaman now berusia 50-an hingga 60-an. Menggebrak dunia dan memiliki kemapanan dalam hal ekonomi hingga kesehatan dan gaya hidup pada usia produktif mereka. 

Setelah itu ada generasi X lahir tahun 1965 hingga 1980. Merekalah generasi pertama yang akrab dengan komputer, internet, games dan sebagainya.

Menyusul setelah mereka adalah generasi Y, yang di sebut -sebut sebagai generasi milenial. Kelahiran tahun 1981 sampai 1994. Dan yang terakhir adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1995 hinggga 2010. Namanya generasi Z

Dalam kaitannya dengan penanganan Covid 19, kelima generasi di atas adalah generasi yang dapat menjadi korban positif atau bissa juga menulari.

Meski ada generasi Alpha kelahiran tahun 2010 ke atas, namun mereka belumlah terlalu memahami. Penggunaan bahasa daerah sebagai media penyampai pesan, mudah dimengerti oleh generasi era depresi, generasi baby boomer maupun generasi X. 

Lantaran pada jaman mereka, penggunaan bahasa daerah masih lazim di gunakan. Sebagian generasi kelahiran 1981 ke atas juga masih boleh dikatakan akrab, namun pada generasi ini dan setelahnya, penggunaan bahasa inggris dan bahasa prokem merajalela. 

3. Kedekatan budaya dan kedekatan emosional antara komunikator dan komunikan
Secara sederhana, pengertian komunikator adalah orang yang berbicara menyampaikan pesan. Sebaliknya komunikan adalah yang menerima pesan. 

Ketika suatu pesan penting yang berhubungan dengam kebijakan nasional disampaikan oleh seorang komunikator yang bertalian budaya dengan komunikan, biasanya lebih mudah diterima. Apalagi menggunakan bahasa daerah. Ada kesamaan budaya. Terlebih bila sang komunikator adalah publik figur yang dikenal di daerah. 

Adalah lebih mudah bagi sang komunikator menyampaikan pesan tersebut dalam bentuk dialek daerah, karya seni atau entitas budaya, yang mudah dipahami oleh warga lokal lantaran berasal dari kedekatan dengan budaya di daerah. Panutan terhadap sang komunikator membuat pesan tersebut lebih mudah dipahami. 

Para pimpinan di daerah, seperti bupati, walikota, gubernur beserta tim gugus Covid yang dibentuk adalah komunikator yang memiliki pertalian darah, budaya dan emosi dengan komunikan di daerah, yaitu warga lokal di daerah yang memilih para pejabat-pejabat ini sebagai wakil mereka di pemerintahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun