Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

3 Alasan Mengapa Bahasa Daerah Penting dalam Sosialisasi Pencegahan Corona

10 April 2020   20:45 Diperbarui: 13 April 2020   23:59 3311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri | sosialisai penanganan Corona di Sumbawa, NTB

Apalagi bila diucapkan dengan nada cepat. Layaknya tempo bicara masyarakat lokal di sana. Namun dialek dan penyebutan -penyebutan yang demikian justru mendekatkan nilai sosial di kalangan sesama anak daerah. 

Rada-rada mirip dengan wilayah lain di tanah air. Poin lebihnya adalah sebagian besar daerah-daerah tersebut mempunyai bahasa lokal.

Ada yang termuat dalam kurikulum lokal dan diajarkan di sekolah. Propinsi Bali contohnya. Betapa bahasa lokal menjadi ciri khas yang terus dipertahankan hingga kini dan tertuang dalam kebijakan pemerintah daerah. Sebuah contoh yang baik bagaimana melestarikannya lintas generasi

Daerah-daerah di Indonesia tengah maupun Indonesia barat, juga mempunyai keragaman bahasa lokal. Tertuang dalam lisan dan tulisan di kalangan warganya. Menjadi komunikasi sehari -hari dan membentuk identitas daerah. Menyatu dengan budaya dan kearifan lokal. Dengan sendirinya, pesan dan komunikasi mudah tersampaikan. 

Tahapan berikut setelah tersampaikan adalah dipahami dan diterapkan. Mendengar mudah, membaca juga bisa. Tapi belum tentu memahami dan menerapkan.

Disinilah seni komunikasi dibutuhkan. Antara sang komunikator, media untuk mengkomunikasikan, bahasa untuk menterjemahkan pesan dan kepada siapa pesan itu hendak dikomunikasikan. 

Mengapa Harus Bahasa Daerah?
Dalam hal pesan yang sifatnya mendesak, skalanya nasional dan implikasinya langsung ke setiap warga di negara tersebut, sebaiknya memang memanfaatkan bahasa daerah sebagai media penyampai pesan. Mengapa? Mungkin ini beberapa pertimbangannya. 

1. Legal secara undang -undang negara
Pasal 32 UUD 1945 ayat 2 menyatakan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. 

Akar dari budaya nasional adalah aktualisasi dari budaya daerah, termasuk bahasa daerah. Salah satu cara melestarikannya adalah dengan menerapkan penggunaannya dalam komunikasi di daerah.

Maka tak menjadi masalah bila pemangku kebijakan dan stake holder di daerah menyampaikan pesan kebijakan negara dalam hal mencegah penularan Covid -19 kepada warga lokal. Ini tak hanya berkaitan dengan Corona, tapi boleh jadi untuk kebijakan lainnya. 

2. Adanya beda generasi di masyarakat
Bila di urut generasi sekarang ke generasi sebelum -sebelumnya, ada pembagian generasi. Ini mungkin asumsi untuk generasi dengan tahun lahir yang masih hidup hingga kini. Dilansir dari wikipedia, membagi dalam lima generasi. Generasi era depresi adalah mereka yang lahir sebelum tahun 1946. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun