Mohon tunggu...
Adnes NingrumWarsita
Adnes NingrumWarsita Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA

Guru Biologi dan ibu 3 Anak yang masih terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice PPG K2 2022 Presentasi Visit Stand dengan Media Baling-baling Genetika

7 Desember 2022   21:44 Diperbarui: 7 Desember 2022   22:17 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Situasi:

Masa pandemi yang cukup panjang memaksa pelaksanaan pembelajaran haru dilakukan secara daring atau jarak jauh, hal ini sedikit banyak menyebabkan learning loss pada peserta didik yang mengakibatkan motivasi belajarnya menjadi menurun, hal ini dapat dilihat dari sikap peserta didik selama pembelajaran yang menjadi lebih pasif, berleha-leha dalam mengerjakan tugas, serta kurang disiplin dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini juga diperburuk dengan  kurangnya inovasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dimana model, metode, dan media yang digunakan guru masih konvensional dan monoton.

Tantangan :

Setelah identifikasi masalah tersebut maka dilakukan refleksi diri, wawancara pada rekan guru, kepala sekolah dan wali asuh. Adapun yang menjadi tantangan di antaranya:

Peserta didik memiliki beban kognitif tambahan di pondok pesantren, yang mengakibatkan motivasi untuk sekolah menurun karena lelah dengan tugas pondoknya

Beberapa peserta didik memiliki masalah di pondok yang mengakibatkan malas juga untuk sekolah

Kurangnya perhatian orang tua pada beberapa peserta didik

Kurangnya pemanfaatan TPACK oleh guru

Model pembelajaran yang kurang inovatif dan tidak mengakomodir kebutuhan dan karakter peserta didik

Terlalu menuntut materi dan melupakan psikologis peserta didik

Tantangan di atas menyebabkan seorang guru harus mampu melewati dan menyelesaikannya. Adapun cara yang ditempuh adalah dengan menerapkan model dan metode pembelajaran yang inovatif dan mampu mengakomodir gaya belajar dan kebutuhan siswa yang beragam

Aksi:

antangan yang telah diuraikan di atas tentunya harus bisa diselesaikan guru, di antaranya yaitu:

Berkaitan dengan media pembelajaran

Dalam memfasilitasi proses pembelajaran pemilihan media yang tepat tentunya menunjang pembelajaran itu sendiri, selama ini media yang digunakan guru masih terbatas dan 

kurang mengakomodir kebutuhan gaya belajar peserta didik. Oleh karena itu dipilihlah media audio visual berupa video yang bisa menunjang kebutuhan peserta didik dengan gaya belajar auditori dan visual. Selain itu penambahan kegiatan simulasi menggunakan baling-baling genetika juga membantu mengakomodir peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, sehingga peserta didik dapat lebih termotivasi dalam pembelajaran.

Berkaitan dengan bahan ajar

Bahan ajar yang selama ini digunakan terkesan monoton karena hanya bersumber dari lembar kerja di buku paket. Oleh karena itu guru membuat sendiri bahan ajar dengan desain yang lebih menarik untuk memenuhi siswa dengan gaya belajar visual yang tentunya akan memotivasi mereka.

Berkaitan denagn metode pembelajaran

Seringnya guru terlena denagn hanya menggunakan ceramah sebagai satu-satunya metode dalam pembelajaran, ceramah memang tetap diperlukan, namun perlu dipadukan denagn metode lain supaya menjadi menarik dan memotivasi peserta didik. Sehingga dipilihlah metode presentasi dengan teknik visit stand to stand di mana peserta didik saaat melakukan presentasi tidak hanya berdiam diri di satu tempat, tetapi berkeliling mengunjungi kelompok lain, dengan teknik ini diharapkan peserta didik denagn gaya belajar kinestetik juga dapat terakomodir kebutuhannya dan lebih termotivasi dalam belajarnya.

Berkaitan dengan model pembelajaran

Minimnya pemahaman guru akan model-model pembelajaran membuat guru tidak menerapkan model inovatif dalam pembelajaran, sehingga penerapan model inovatif yang direkomendasiksn kurikulum salah satunya discovery learning menjadi model yang dililih untuk diterapkan dalam aksi guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Berkaitan dengan penilaian

Banyaknya peserta didik yang berleha-leha dalam pengerjaan tugas, salah satunya karena informasi penilaian yang disampaikan guru kurang jelas, atau bahkan tidak disampaikan sama sekali sehingga peserta didik tidak tahu aspek apa yang dinilai guru dalam pembelajarannya sehingga mereka kurang termotivasi dalam memenuhi aspek penilaian nya. Oleh karena itu, penginformasian teknik penilaian dan indikator penilaian menjadi penting dan dilakukan dalam aksi. Adapun teknik penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik

Refleksi hasil dan dampak:

Dampak dari penerapan model pembelajaran discovery learning dengan metode diskusi berpasangan dan presentasi visit stand serta simulasi baling-baling genetika membuat peserta didik tidak cepat bosan dan lebih termotivasi, karena pembelajaran yang dilakukan variatif dan mengakomodir gaya belajar peserta didik yang beragam. Kegiatan diskusi berpasangan menjadikan diskusi lebih fokus dibandingkan diskusi dengan banyak anggota. Presentasi visit stand juga membuat  peserta lebih aktif dalam pembelajaran, begitupun saat melakukan simulasi baling-balig terlihat sekali antusiasme dan kerja sama antar pasangan.Dengan penerapan model discovery ini membuat peserta didik lebih termotivasi dibandingkan dengan metode konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun