Tiba-tiba suara petir di angkasa mengagetkan mereka. Langit malam semakin kelabu, ranting dan dedaunan pohon zaitun bergoyang tertiup angin, pertanda tidak lama lagi akan turun hujan.
"Malam sudah mulai larut, sebentar lagi turun hujan. Pulanglah," kata Theona.
Ilyas mengangguk, namun dia tidak bergerak dari tempat duduknya.
"Theona..." kata Ilyas sambil menatap wajah pujaan hatinya itu.
Gadis itu menoleh dan membalas tatapan pemuda itu. Sesaat mereka saling bertatapan mesra, jantung mereka berdegub kencang.
"Theona, aku sangat menyayangimu. Maukah kau berjanji untuk selalu setia menantiku?" pinta Ilyas.
Gadis itu mengangguk cepat.
"Aku akan selalu menantimu sampai kapan pun," jawab Theona mantap. Â
Pemuda itu tersenyum lega, lalu mengecup dahi kekasihnya itu.
Â
"Maukah kau berjanji untuk selalu kembali untukku?" pinta Theona.
Pemuda itu mengangguk cepat.
"Aku akan selalu kembali untukmu," jawab Ilyas.