Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Traveler

Membaca untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Barbarossa (Bagian ke-1)

11 Februari 2023   21:08 Diperbarui: 11 Februari 2023   21:09 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilyas adalah adik bungsu Oruc, usianya masih 17 tahun. Ilyas masih terlalu muda untuk mengarungi kerasnya kehidupan di laut luas, namun keinginannya yang kuat untuk menjadi pelaut tidak tertahankan.

Meskipun ibunya berat untuk melepaskannya pergi melaut, namun dengan kegigihannya, dia berhasil meyakinkan ibunya untuk mengizinkannya pergi melaut. Tidak terasa, dua kakak-beradik ini sudah hampir dua tahun berlayar bersama.

Cuaca masih cukup cerah, tengah malam pun menjelang. Hembusan angin laut membuat Oruc mulai terserang kantuk.
 
"Sudah larut malam, adikku. Ayo, kita istirahat dulu," ajak Oruc.
 
"Silahkan. Aku masih ingin disini," jawab Ilyas.

"Baiklah," kata Oruc.

Oruc turun ke dek bawah, lalu membaringkan tubuhnya diatas tumpukan karpet dan karung tembakau. Keletihan membuatnya langsung tertidur pulas.

Ilyas masih duduk sendirian di haluan perahu sambil memandangi gelombang laut di hadapannya.

Tidak berapa lama kemudian, anak muda itu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari kantong celananya. Ilyas membuka kotak itu, di dalam terdapat sebuah cincin emas.

Tanpa sepengetahuan Oruc, Ilyas membeli cincin itu di pasar, tidak jauh dari Dermaga Tripoli. Cincin itu akan dia berikan kepada seorang gadis yang bernama Theona.

Theona adalah seorang gadis yang sederhana. Wajahnya putih-pucat, matanya biru, bibirnya merah delima, dan rambutnya yang pirang dikuncir rapi hingga punggungnya. Dia adalah anak seorang guru di Mitilini.  

Malam itu, seperti biasa, setiap akan pergi berlayar, Ilyas akan menemui Theona di bawah pohon zaitun, tidak jauh dari rumah orang tua Theona. Mereka duduk berdua di atas bangku panjang yang terbuat dari kayu.

"Besok aku akan berlayar lagi, Theona. Kami membawa banyak tembikar, minyak zaitun, dan tanaman adas untuk dijual di Tripoli," kata Ilyas antusias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun