3. Mempertimbangkan budaya dan latar belakang klien
Pekerja sosial harus mempertimbangkan budaya dan latar belakang klien dalam berkomunikasi. Hal ini dapat membantu memperkuat hubungan dengan klien, serta menghindari kesalahpahaman atau penafsiran yang salah.
4. Menggunakan pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang lebih dari sekedar "ya" atau "tidak". Teknik ini dapat membantu pekerja sosial memperoleh informasi yang lebih detail dari klien, sehingga dapat memberikan dukungan yang lebih tepat.
2. Komunikasi Non-Verbal (Pekerjaan Sosial).
Komunikasi non verbal adalah salah satu aspek penting dalam pekerjaan sosial. Dalam pekerjaan sosial, komunikasi non verbal melibatkan bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan mata, dan intonasi suara yang digunakan dalam berinteraksi dengan klien atau kelompok yang sedang dilayani. Komunikasi non verbal merupakan alat penting dalam pekerjaan sosial, karena melalui komunikasi ini, pekerja sosial dapat memperoleh informasi tambahan tentang perasaan, pikiran, dan emosi klien. Dalam banyak kasus, klien mungkin tidak dapat atau tidak mau berbicara secara verbal, sehingga keterampilan komunikasi non verbal dapat membantu pekerja sosial memahami kebutuhan dan masalah klien. Dalam kehidupan sehari-hari contoh komunikasi nonverbal menggunakan sentuhan adalah berjabat tangan atau menepuk lengan maupun bahu. Cara berbusana, pilihan gaya rambut, hingga warna yang kita kenakan, juga masuk sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal.
Strategi untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Non Verbal
Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi non verbal dalam pekerjaan sosial, di antaranya:
1. Mengamati bahasa tubuh klien
Â
Pekerja sosial harus mengamati bahasa tubuh klien untuk membantu memahami perasaan dan emosi yang sedang dirasakan klien. Hal ini dapat membantu pekerja sosial menentukan cara terbaik untuk memberikan dukungan yang diperlukan.