Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin akan mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Pemimpin partisipatif yang efektif adalah dengan mendorong partisipasi semua anggota tim, memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk menyampaikan ide dan solusinya, serta memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk mempelajari keterampilan baru melalui sesi pelatihan atau mentoring. Gaya kepemimpinan ini dapat mendorong keterliabatan dan motivasi karyawan, membangun komitmen tim terhadap keputusan, dan dapat mendelegasikan tugas secara efektif. Namun, gaya kepemimpinan ini dapat menyebabkan kelumpuhan dalam pengambilan keputusan, memakan waktu yang lebih lama, bahkan dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang bukan terbaik bagi perusahaan secara keseluruhan.
6. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Pemimpin sepenuhnya memberikan wewenang kepada bawahannya, yang memungkinkan mereka mengambil keputusan dan menggunakan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan tugas mereka. Gaya kepemimpinan delegative dapat meningkatkan keterlibatan dan kolaborasi karyawan sambil tetap memperatahankan kendali atas perusahaan secara keseluruhan. Mendelegasikan akan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkembang, mempelajari keterampilan baru, dan meningkatkan kualitas kinerjanya. Namun, karyawan dapat merasa memiliki terlalu banyak tanggung jawab dan menyebabkan kewalahan. Â
Analisis Gaya Kepemimpinan Walikota Surabaya: Eri Cahyadi
Gaya Kepemimpinan Walikota Surabaya Eri Cahyadi dapat dianalisis melalui beberapa aspek yang diterapkan dalam kepemimpinannya. Berdasarkan penelitian dan analisis, beberapa aspek gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi adalah:
1. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Walikota Eri Cahyadi telah menunjukkan kemampuan untuk mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, model kerja, dan nilai-nilai kerja yang dirasakan bawahan. Hal ini membantu meningkatkan kinerja organisasi dan mencapai tujuan yang lebih baik. Gaya kepemimpinan transformasional ini juga memungkinkan Walikota Eri Cahyadi untuk menjangkau daerah yang dipimpinnya hingga ke lapisan paling bawah, merasakan permasalahannya, dan ikut serta dalam mencari solusi.
2. Gaya Kepemimpinan Visioner
Walikota Eri Cahyadi memiliki visi yang sangat luas bagaimana mengatur atau memimpin Kota Surabaya agar lebih fokus pada hal-hal yang lebih modern dan tidak mengalami kelangkaan komoditas sayuran. Gaya kepemimpinan visioner ini membantu Walikota Eri Cahyadi dalam menganalisis persoalan sosial di masyarakat dan mencari solusi yang efektif.
3. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Walikota Eri Cahyadi juga memiliki gaya kepemimpinan yang diplomatis, yang memungkinkannya untuk berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat dan bawahan. Hal ini membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Walikota Eri Cahyadi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.