2. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Dalam organisasi yang membutuhkan perubahan dan pembaruan, kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan kinerja. Kepemimpinan transformasional memiliki empat dimensi, anatara lain:
1.Pengaruh ideal digambarkan sebagai eprilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati, dan sekaligus mempercayainya.
2.Stimulasi Intelektual, yaitu pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bawahannya, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
3.Motivasi inspirasional, yaitu pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengaharapan yang jelas terhadap prestasi bawahannya, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organiasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan entusiasme dan optimism
4.Konsiderasi Individu, yaitu pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendenagrkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembagan karir dan organisasi untuk masa mendatang.
3. Gaya Kepemimpinan Jalan Tujuan (Path-Goal)
Kepemimpinan adalah bagian penting dari perusahaan.Teori jalan tujuan adalah model kontijensi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen-elemen dari peneliti yang meneliti tentang kepemimpinan dan mengidentifikasi empat gaya kepemimpinan: direktif, soportif, partisipatif, dan orietasi prestasi. Pola pikir yang mendasari teori ini adalah bahwa perbedaan gaya kepemimpinan dan jenis imbalan akan mempengaruhi motivasi, prestasi kerja, dan kepuasan kerja. Pola pikir yang mendasari teori tersebut adalah bahwa perbedaan tipe imbalan dan perbedaan gaya kepemimpinan akan mempengaruhi, motivasi, prestasi, dan kepuasan bawahan juga
4. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah kekuasaan atau wewenang yang sebagian besar berada pada individu yang memegang jabatan tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan, atasan tidak dapat memberikan saran, ide, atau pertimbangan; hanya pemimpin yang dapat membuat keputusan dan kebijaksanaan. Gaya kepemimpinan ini dapat berguna bagi tim baru yang perlu disatukan dengan cepat maupun dalam situasi darurat ketika tidak ada waktu yang memadai untuk membuat suatu keputusan. Namun, gaya kepemimpinan ini dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bagi karyawan, mengurangi kreativitas dna inovasi dalam sebuah tim, dan mungkin menyulitkan karyawan dalam membangun hubungan baik dan kepercayaan dalam tim.
5. Gaya Kepemimpinan Partisipatif