Kegiatan membaca merupakan yang kompleks. Selain membutuhkan kemampuan visual yang baik untuk membaca lambang-lambang huruf menjadi bermakna, kemampuan kognitif untuk memahami bacaan pun diperlukan. Dalam kegiatan membaca terjadi interaksi antara pembaca dan penulis secara tidak langsung. Meski demikian hubungan antara pembaca dan penulis tetaplah bisa dikatakan bersifat komunikatif.
MenurutTarigan (2008: 07), "Membaca adalah suatu proses yang dilakukan sertadipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikanoleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis."
Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembahasan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan, 1984:8).
Harjasujana (1996:4) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.
b.Jenis-jenis Membaca
Menurut Harras (1998: 42) membaca itu memiliki tujuh jenis yaitu sebagai berikut.
a) Membaca Nyaring
Membaca nyaring yaitu kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras.
b)Membaca dalam Hati
Membaca jenis ini merupakan proses membaca tanpa mengeluarkan suara. Dalam membaca dalam hati atau membaca diam tidak ada suara yang keluar. Sedangkan yang aktif bekerja hanya mata dan otak (kognisi) kita saja.
c)Membaca Intensif