Mohon tunggu...
Aditya Wardani
Aditya Wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterampilan Berbahasa Reseptif

1 Desember 2023   12:12 Diperbarui: 1 Desember 2023   13:56 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1.Menyimak

a.Pengertian Menyimak

Menyimak adalah salah satu keterampilan reseptif dalam berbahasa. Banyak sekali pengguna bahasa yang beranggapan bahwa menyimak sama dengan mendengar dan mendengarkan, padahal arti ketiga hal tersebut berbeda sekalipun maknanya bertalian erat. Mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti menangkap suatu suara melalui telinga dengan sungguhsungguh. Sedangkan menyimak berarti mendengarkan dengan baik dan saksama apa yang diucapkan (atau dibacakan) bahkan yang diperlihatkan orang lain untuk dipahami maksud atau tujuannya.

Selain itu, untuk memudahkan pemahaman dapat pula dijelaskan bahwa peristiwa mendengar belum ada faktor kesengajaan, sedangkan pada proses mendengarkan sudah mulai ada faktor kesengajaan. Sehingga taraf mendengarkan bisa dikatakan lebih tinggi dibandingkan dengan mendengar. Sedangkan dalam peristiwa menyimak sudah berorientasi pada pemahaman akan hal-hal yang dibaca, dilihat, atau didengar oleh seseorang (Tarigan, 2000: 2.6).

 Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam peristiwa menyimak ada tiga faktor dominan. Pertama, faktor kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata. Kedua, faktor pemahaman harus ada dan tampak pula dengan jelas sehingga faktor ketiga, yakni, faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula. Kelengkapan faktor-faktor yang membuat menyimak lebih tinggi tarafnya dari mendengarkan maupun mendengar (Tarigan, 2000: 2.6-2.7)

Menyimak dapat terjadi dalam dua situasi yang berbeda, yaitu secara interaktif dan non-interaktif. Menyimak interaktif terjadi dalam percakapan secara langsung dan dialogis baik secara lngsung maupun melalui media seperti telepon dan sejenisnya di mana komunikasi terjadi secara bergantian antara penutur yang satu dengan penutur lainnya (bisa dua orang atau lebih). Dalam proses ini, terjadi kolaborasi antara kompetensi berbicara dan menyimak di mana jika salah satu orang (komunikator) berbicara maka sebagai penyimak (komunikan) berkesempatan untuk bertanya guna mendapatkan penjelasan atau meminta pengulangan, memohon petunjuk, meminta penutur melambatkan suara dan intonasi, dan hal lainnya dari lawan tuturnya.

Sedangkan menyimak non-interaktif berlangsung tanpa adanya penutur yang berhadapan langsung dengan penyimaknya (pendengarnya). Oleh sebab itu situasi ini menimbulkan kelemahan yaitu penyimak tidak dapat meminta penjelasan dari penutur, dan hal-hal lain sebagaimana bila melakukan proses menyimak interaktif. Adapun contoh menyimak non-interaktif yakni khotbah atau ceramah, dan melalui media seperti radio, televisi, dan lain-lain.

b.Jenis- jenis Menyimak

Jenis menyimak terbagi menjadi dua kategori, yakni menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Menyimak ekstensif merupakan jenis menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat umum. Menyimak ekstensif lebih bersifat bebas sehingga tanpa pengarahan dan pengawasan dari seorang guru maupun tutor menyimak jenis ini tetap dapat berjalan dengan baik. Menyimak ekstensif dibedakan menjadi empat, yaitu:

a.Menyimak sosial

Menyimak sosial disebut juga menyimak konversasional (sopan) umumnya berlangsung dalam situasi-situasi soasial tempat orang-orang mengobrol mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat response-responsi yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan oleh seorang rekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun