Mohon tunggu...
Adityara Nur Fadhila
Adityara Nur Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Pejuang tingkat akhir yang lagi berburu mencari data untuk bahan tugas akhir.. BIsmillah menuju September 2016 !!

Selanjutnya

Tutup

Money

Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi

30 November 2015   11:38 Diperbarui: 30 November 2015   12:40 4735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biaya produksi merupakan faktor penting mempengaruhi tinggi rendahnya harga jual dari produk yang dihasilkan. Oleh karena itu perusahaan perlukan melakukan pengendalian biaya produksi yang efektif sehingga kegiatan operasionalnya dapat berjalan

dengan baik dan efisien (Edison dan Sapta, 2010). Suatu pengendalian biaya produksi yang efektif dapat terlaksana dengan adanya perencanaan biaya produksi yang baik. Salah satu bentuk perencanaan tersebut adalah dengan menyusun anggaran biaya produksi.

Pengendalian dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya produksi yang telah dihitung dimuka dengan biaya produksi yang sesungguhnya (biaya realisasi). Jika biaya realisasinya lebih besar daripada yang telah dianggarkan sebelumnya maka dianggap tidak

menguntungkan (unfavorable), sebaliknya jika biaya realisasinya lebih rendah dari anggaran dianggap menguntungkan (favorable) (Hongren, Datar, dan Rajan, 2012).

 

***

 

Penggalian laporan yang relevan (Arens dan Loebbecke, 2004). Pengendalian biaya dimulai dengan melakukan pencatatan-pencatatan semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan yang dicapai sesuai dengan tujuan dan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Apabila pelaksanaan yang dicapai tidak sesuai dengan tujuan direncana yang ditetapkan maka perlu dilakukan analisa terhadap ketidaksesuaian tersebut dan tindakan perbaikan yang tepat. Tindakan perbaikan ini disebut pengendalian (control).

Pengendalian adalah proses dinamis. Penekanan selalu pada membuat cara konstruktif untuk mengembalikan prestasi kerja ke standar, bukan hanya sekadar mengetahui kegagalan pada masa lalu. Dengan demikin proses pengendalian harus dimulai dengan perencanaan yang realistis dan juga adanya tanggung jawab dari manajer. Dalam pengendalian yang baik harus diketahui siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya.

Dalam pengendalian biaya produksi terdapat beberapa elemen yang perlu diperhatikan adalah pengendalian biaya bahan baku, pengendalian biaya tenaga kerja langsung dan pengendalian biaya overhead pabrik (Rosidah dan Krisnandi, 2008).

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU

Pengendalian bahan baku merupakan penyediaan bahan baku dengan kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara penuh dan dipergunakan secara efisien. Pengendalian bahan baku meliputi perencanaan pembelian, penerimaan, persediaan, penggunaan, dan bahan sisa. 

Biaya bahan baku merupakan biaya yang besar maka penggunaannya secara efektif merupakan faktor penting dalam menetukan pencapaian tujuan perusahaan.

Manfaat pengendalian biaya bahan baku antara lain adalah:

  1. Mengurangi penggunaan bahan baku yang tidak efisien.
  2. Mengurangi atau mencegah penundaan proses produksi karena kekurangan bahan.
  3. Mengurangi resiko pencurian atau kecurangan.
  4. Mengurangi penumpukan persediaan.

Tolok ukur dalam pengendalian biaya bahan baku yang perlu ditangani oleh

controller adalah sebagai berikut:

  1. Pembelian dan Penerimaan
  2. Membuat SOP pembelian dan penerimaan bahan baku.
  3. Penetapan dan pemeliharaan pengecekan interen untuk memastikan bahwa bahan

baku yang dipesan telah dibayar, diterima, dan digunakan sesuai dengan tujuan.

  1. Penetapan varian harga atas pembelian sekarang, melalui perbandingan biaya yang

sebenarnya dengan standar.

  1. Membuat standar kuantitas yang dibeli berdasarkan pada program produksi.
  2. Pemakaian
  3. Membuat standar pemakaian bahan baku.
  4. Melakukan perbandingan kuantitas bahan baku yang sebenarnya digunakan dengan

standar.

  1. Penyiapan tentang bahan sisa, pemborosan, dan penyimpangan sebagai hasil dari

perbandingan biaya standar/

 

PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Tolak ukur pengendalian biaya tenaga kerja langsung bagi seorang controller

adalah:

  1. Menetapkan prosedur-prosedur untuk membatasi banyaknya pegawai yang

dimasukkan ke dalam daftar upah sampai jumlah yang diperlukan untuk rencana

produksi.

  1. Menyediakan pra rencana yang akan dipergunakan dalam menetapkan regu kerja

dengan perhitungan standar jam yang diperlukan untuk program produksi.

  1. Melaporkan per jam, per hari, atau per minggu prestasi kerja dari tenaga kerja yang

sebenarnya dibandingkan dengan standarnya

  1. Menetapkan prosedur-prosedur untuk pendistribusian biaya tenaga kerja yang

sebenarnya termasuk pengklasifikasian biaya tenaga kerja untuk menyediakan analisis

selisih tenga kerja yang informative.

  1. Standar-standar tenaga kerja dan revisi-revisi yang diperlukan.
  2. Laporan data tambahan mengenai tenaga kerja, seperti:
  3. Jam dan biaya lembur, untuk pengendalian lembur.
  4. Biaya kotrak komparatif, yaitu perbandingan antara kontrak lama dengan kontrak

baru.

  1. Jam kerja rata-rata per minggu, penerimaan rata-rata dan data serupa untuk

negosiasi.

 

PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Sifat dasar dari biaya overhead banyak menimbulkan masalah yang perlu

diperhatikan dan ini menjadi tanggung jawab seorang controller dalam pengambilan

keputusan-keputusan yang berkaitan dengan biaya overhead. Keputusan-keputusan

tersebut dapat mempengaruhi pengendalian biaya, penilaian persediaan dan penetapan

harga.

***

Jadi dapat disimpulkan bahwa Perusahaan perlu melakukan pengendalian biaya produksi. Pengendalian biaya produksi yang efektif dapat terlaksana dengan adanya perencanaan biaya produksi yang baik. Jika biaya realisasinya lebih besar daripada yang telah dianggarkan sebelumnya maka dianggap tidak

menguntungkan (unfavorable), sebaliknya jika biaya realisasinya lebih rendah dari anggaran dianggap menguntungkan (favorable).

 

 

Sumber :

Arens, Alvin A. & James L. Loebbecke. (2008). Auditing Pendekatan Terpadu, Terjemahan

oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Dua, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

 

Edison, & Sapta, U. (2010). Pengaruh Biaya Standar terhadap Pengendalian Biaya

Produksi Studi Kasus Pada PT ITP, Tbk. Jurnal Ranggagading, 10 (2), 121-130.

 

Horngren, C. T., Datar, S. M., & Rajan, M. V. (2012). Cost Accounting: A Managerial

Emphasis Fourteenth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun