Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Perlunya Kebijakan Selektif terhadap Turis Asing, Melindungi Eksistensi Budaya Bangsa

12 Maret 2024   11:32 Diperbarui: 14 Maret 2024   17:45 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat wisata bernama Desa Wisata Sasak Ende di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. (SHUTTERSTOCK/Julius Bramanto via kompas.com)

Pariwisata, atau turisme, merupakan sebuah fenomena global yang memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi dan pertukaran budaya antarbangsa. Dengan merambah ke destinasi baru, turisme memberikan kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi dan pelestarian warisan budaya.

Aspek ekonomis pariwisata melibatkan berbagai sektor, termasuk akomodasi, transportasi, makanan, dan berbagai layanan pendukung. Pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan lokal, dan merangsang pertumbuhan ekonomi regional. 

Namun, manfaat ekonomi ini harus diimbangi dengan upaya pelestarian lingkungan dan budaya agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Selain memberikan dampak ekonomi, pariwisata juga memainkan peran penting dalam pertukaran budaya. Wisatawan membawa serta tradisi, bahasa, dan kebiasaan mereka, sementara masyarakat lokal dapat berbagi kekayaan budaya mereka. 

Ini menciptakan peluang untuk memahami dan menghargai keberagaman, serta mempromosikan dialog antarbudaya.

Hal terpenting lainnya adalah perlunya upaya untuk menjaga budaya lokal tidak tergerus oleh budaya yang dibawa oleh turis, terutama budaya budaya negatif yang tidak selaras dengan nilai dan norma adat ketimuran khas nusantara.

Untuk itu sangat perlu dan wajib diingat bahwa pertumbuhan pariwisata harus dikelola dengan bijaksana untuk mencegah dampak negatif tersebut. 

Keberlanjutan harus menjadi fokus utama, dengan pendekatan yang memperhatikan pelestarian lingkungan, pengembangan komunitas lokal, dan pengurangan dampak sosial. 

Inovasi dalam pariwisata berkelanjutan, seperti penggunaan energi terbarukan, manajemen limbah, dan edukasi wisatawan, dapat membantu mencapai keseimbangan yang tepat.

Dengan menggabungkan potensi ekonomi, pertukaran budaya, dan prinsip-prinsip keberlanjutan, pariwisata dapat menjadi kekuatan positif dalam pengembangan berkelanjutan. 

Penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakat lokal, untuk bekerja sama dalam merancang dan melaksanakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Sebagai bangsa yang ramah terhadap tamu khususnya turis mancanegara, seringkali disalah artikan oleh sebagian oknum turis dengan melakukan tindakan yang tidak terpuji dan cenderung merendahkan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. 

Ada banyak kasus yang bisa kita dapatkan di rekam jejak digital, seperti perkelahian yang dipicu dengan mabuk-mabukan, mengotori tempat ibadah dan pantai yang dianggap suci oleh penduduk lokal, hingga tindakan yang menunjukkan supremasi keangkuhan dengan menganggap bangsa Indonesia itu dibawah derajat mereka dan sampai mengatur kebiasaan dan kearifan lokal.

Tindakan turis nakal semacam ini sudah pasti sangat merugikan lingkungan dan budaya di Indonesia. 

Oleh karena itu penting kiranya aparat negara berkolaborasi dengan segenap segmen masyarakat untuk meningkatkan pengawasan, memberlakukan aturan ketat dan tegas untuk menghormati adat lokal, serta meningkatkan kesadaran para turis tentang etika perjalanan agar dapat menjaga keberlanjutan dan menghormati norma setempat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah dampak negatif dari banyaknya kedatangan turis dari mancanegara adalah sebagai berikut:

Pertama, peningkatan jumlah turis dapat menyebabkan tekanan ekologis, seperti kerusakan lingkungan, penurunan kualitas air, dan kerusakan ekosistem alam. 

Untuk itu perlu peran serta negara dan masyarakat guna memitigasi resikonya dengan memberlakukan pembatasa waktu kunjungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak mengambil baik untuk koleksi ataupun industri kekayaan alam tanpa seijin pengelola.  

Kedua, risiko pelestarian budaya. Beberapa turis mungkin tidak sepenuhnya memahami atau menghormati nilai-nilai lokal, sehingga berpotensi merusak warisan budaya dan tradisional. 

Selain itu, adopsi budaya "wisatausahawan" yang mengkomersialisasi aspek-aspek budaya dapat mengurangi autentisitas dan keaslian destinasi. 

Hal inilah yang harus di mitigasi resikonya yaitu tidak mengeksploitasi secara membabi buta hanya demi cuan dan harta, namun tetap memperhatikan kelestarian budaya lokal.

Ketiga, pergeseran norma sosial dan pemakluman atas budaya asing yang notabene merusak, contohnya adalah di bidaya timur pesat minuman keras dan prostitusi adalah hal tabu, namun dikarenakan memenuhi keinginan turis maka lambat laun budaya pesat minuman keras dan prostitusi merajalela. 

Hal ini hendaknya pemerintah jeli dan dapat melokalisirnya sehingga budaya tersebut tidak terakulturasi dengan budaya lokal yang adiluhung misalnya dengan melokalisasinya dan hanya mereka yang berstatus turis dan memiliki cukup uang dapat masuk di lokasi tersebut. 

Selain 3 masalah besar di atas, masih banyak hal-hal lain yang sifatnya preventif dan perlu diperhatikan baik kita sebagai pemilik destinasi wisata dengan para pengunjung dalam hal ini turis khusunya dari mancanegara adalah sebagai berikut:

Penguatan regulasi dan penegakan hukum perlu ditingkatkan untuk mengendalikan perilaku tidak etis turis, seperti vandalisme dan ketidakpatuhan terhadap aturan lokal. Penegakan peraturan ini dapat berfungsi sebagai detterent yang efektif.

Meningkatkan kesadaran turis tentang etika perjalanan, keberlanjutan, dan kebudayaan lokal dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan pelestarian budaya. 

Kampanye edukasi yang menyasar turis sebelum dan selama kunjungan mereka dapat memberikan dampak positif dalam mengubah perilaku.

Partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata dapat memastikan bahwa kebijakan yang diimplementasikan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan lokal. Selain itu, perlu dibangun kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan dan budaya.

Pengembangan pariwisata berkelanjutan juga merupakan kunci untuk mencegah dampak negatif. Investasi dalam infrastruktur hijau, pengelolaan limbah, dan energi terbarukan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan.

Perlunya kebijakan yang lebih berani dari Pemerintah semisal memulangkan secara paksa oknum oknum turis yang membuat keresahan di tengah masyarakat, melakukan kebijakan selektif terhadap turis turis yang datang dari beberapa negara yang masuk dalam zona merah berbasis track record kunjungan selama di Indonesia, blacklist secara personal ataupun komunitas yang dianggap akan berpotensi memberikan dampak negatif bagi negara dan masyarakat.

Berkaca dari hal-hal negatif diatas serta beberapa point yang hendaknya bisa diimplementasikan, perlu kiranya untuk dapat dibuat sebuah role of game perencanaan pariwisata yang bijaksana dan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif ini.

Selain itu memastikan perlindungan lingkungan dan budaya, serta mengarahkan kontribusi pariwisata ke arah yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun