Ketiga, pergeseran norma sosial dan pemakluman atas budaya asing yang notabene merusak, contohnya adalah di bidaya timur pesat minuman keras dan prostitusi adalah hal tabu, namun dikarenakan memenuhi keinginan turis maka lambat laun budaya pesat minuman keras dan prostitusi merajalela.Â
Hal ini hendaknya pemerintah jeli dan dapat melokalisirnya sehingga budaya tersebut tidak terakulturasi dengan budaya lokal yang adiluhung misalnya dengan melokalisasinya dan hanya mereka yang berstatus turis dan memiliki cukup uang dapat masuk di lokasi tersebut.Â
Selain 3 masalah besar di atas, masih banyak hal-hal lain yang sifatnya preventif dan perlu diperhatikan baik kita sebagai pemilik destinasi wisata dengan para pengunjung dalam hal ini turis khusunya dari mancanegara adalah sebagai berikut:
Penguatan regulasi dan penegakan hukum perlu ditingkatkan untuk mengendalikan perilaku tidak etis turis, seperti vandalisme dan ketidakpatuhan terhadap aturan lokal. Penegakan peraturan ini dapat berfungsi sebagai detterent yang efektif.
Meningkatkan kesadaran turis tentang etika perjalanan, keberlanjutan, dan kebudayaan lokal dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan pelestarian budaya.Â
Kampanye edukasi yang menyasar turis sebelum dan selama kunjungan mereka dapat memberikan dampak positif dalam mengubah perilaku.
Partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata dapat memastikan bahwa kebijakan yang diimplementasikan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan lokal. Selain itu, perlu dibangun kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan dan budaya.
Pengembangan pariwisata berkelanjutan juga merupakan kunci untuk mencegah dampak negatif. Investasi dalam infrastruktur hijau, pengelolaan limbah, dan energi terbarukan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan.
Perlunya kebijakan yang lebih berani dari Pemerintah semisal memulangkan secara paksa oknum oknum turis yang membuat keresahan di tengah masyarakat, melakukan kebijakan selektif terhadap turis turis yang datang dari beberapa negara yang masuk dalam zona merah berbasis track record kunjungan selama di Indonesia, blacklist secara personal ataupun komunitas yang dianggap akan berpotensi memberikan dampak negatif bagi negara dan masyarakat.
Berkaca dari hal-hal negatif diatas serta beberapa point yang hendaknya bisa diimplementasikan, perlu kiranya untuk dapat dibuat sebuah role of game perencanaan pariwisata yang bijaksana dan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif ini.
Selain itu memastikan perlindungan lingkungan dan budaya, serta mengarahkan kontribusi pariwisata ke arah yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat.