Penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakat lokal, untuk bekerja sama dalam merancang dan melaksanakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Sebagai bangsa yang ramah terhadap tamu khususnya turis mancanegara, seringkali disalah artikan oleh sebagian oknum turis dengan melakukan tindakan yang tidak terpuji dan cenderung merendahkan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.Â
Ada banyak kasus yang bisa kita dapatkan di rekam jejak digital, seperti perkelahian yang dipicu dengan mabuk-mabukan, mengotori tempat ibadah dan pantai yang dianggap suci oleh penduduk lokal, hingga tindakan yang menunjukkan supremasi keangkuhan dengan menganggap bangsa Indonesia itu dibawah derajat mereka dan sampai mengatur kebiasaan dan kearifan lokal.
Tindakan turis nakal semacam ini sudah pasti sangat merugikan lingkungan dan budaya di Indonesia.Â
Oleh karena itu penting kiranya aparat negara berkolaborasi dengan segenap segmen masyarakat untuk meningkatkan pengawasan, memberlakukan aturan ketat dan tegas untuk menghormati adat lokal, serta meningkatkan kesadaran para turis tentang etika perjalanan agar dapat menjaga keberlanjutan dan menghormati norma setempat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah dampak negatif dari banyaknya kedatangan turis dari mancanegara adalah sebagai berikut:
Pertama, peningkatan jumlah turis dapat menyebabkan tekanan ekologis, seperti kerusakan lingkungan, penurunan kualitas air, dan kerusakan ekosistem alam.Â
Untuk itu perlu peran serta negara dan masyarakat guna memitigasi resikonya dengan memberlakukan pembatasa waktu kunjungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak mengambil baik untuk koleksi ataupun industri kekayaan alam tanpa seijin pengelola. Â
Kedua, risiko pelestarian budaya. Beberapa turis mungkin tidak sepenuhnya memahami atau menghormati nilai-nilai lokal, sehingga berpotensi merusak warisan budaya dan tradisional.Â
Selain itu, adopsi budaya "wisatausahawan" yang mengkomersialisasi aspek-aspek budaya dapat mengurangi autentisitas dan keaslian destinasi.Â
Hal inilah yang harus di mitigasi resikonya yaitu tidak mengeksploitasi secara membabi buta hanya demi cuan dan harta, namun tetap memperhatikan kelestarian budaya lokal.