5. Mempertanyakan Moralitas Kelas Berkuasa
Sastra juga dapat mempertanyakan moralitas atau legitimasi kelas penguasa. Teori Marxis melihat kelas berkuasa sebagai pihak yang sering kali mempertahankan kekuasaan mereka melalui cara yang tidak adil, termasuk kekerasan, manipulasi, atau propaganda. Dalam karya sastra, karakter dari kelas atas dapat digambarkan sebagai orang yang korup atau tidak peduli pada penderitaan orang lain, sehingga karya ini menjadi kritik terhadap legitimasi kekuasaan mereka.
Contoh lain adalah Hard Times karya Charles Dickens, yang menggambarkan para pemilik pabrik dan kelas atas sebagai orang yang tidak peduli terhadap kesejahteraan kelas pekerja. Dickens mengkritik cara pandang kelas penguasa yang menganggap pekerja sebagai alat produksi tanpa memikirkan kehidupan dan kesejahteraan mereka.
Kesimpulan
Sastra Marxis tidak hanya memotret ketidakadilan sosial dan ekonomi, tetapi juga memicu refleksi dan perlawanan. Karya sastra menjadi cara untuk menyampaikan kritik terhadap ideologi kapitalis dan sistem sosial yang memunculkan penindasan serta ketimpangan. Dalam pandangan Marxis, sastra bukan hanya media hiburan, melainkan sebuah alat untuk menyadarkan dan menggerakkan perubahan sosial melalui penyadaran terhadap ketidakadilan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H