Babad Pasir dan Babad Banyumas merupakan cerita-cerita rakyat setempat yang merujuk pada sejarah perkembangan daerah kabupaten Banyumas di Jawa Tengah (Wikipedia Sejarah Banyumas). Cerita Pasirluhur berisi kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyakcatra, Raden Banyakblabur, dan Raden Banyakngampar. Menurut Babad Pasir, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga).
Ringkasan Babad Banyumas adalah kumpulan cerita rakyat yang mengisahkan tentang sejarah perkembangan daerah kabupaten Banyumas di Jawa Tengah.
Ringkasan Babad Pasir
Babad Pasir Luhur merupakan karya sejarah tradisional yang berasal dari aliran sungai Logawa-Mengaji-Serayu (Puan Alya Rachmah, 2022 ). Bercerita tentang Raden Kamandaka yang sebenarnya adalah Raden Banyak Catra, putra Prabu Siliwangi, penguasa Pajajaran. Ia menyamar sebagai rakyat jelata bernama Raden Kamandaka dan melakukan perjalanan ke Kerajaan Pasirluhur untuk mencari pasangan dan menjadi pewaris Kerajaan Pajajaran.
Cerita berkisar pada perjalanan Raden Kamandaka dan percintaannya dengan Dewi Ciptarasa. Dua karakter utama memiliki kekuatan dan kekuatan yang besar. Namun, terlepas dari usahanya, Raden Kamandaka gagal menjadi penguasa Pajajaran karena taktik licik Kamandaka.
Ada berbagai versi Babad Pasir Luhur. Menurut Juru Kunci Petilasan Patih Carangandul, Banyakcatra menyamar sebagai Raden Kamandaka dan pergi ke Pasirluhur untuk memenuhi misinya.
Ringkasan Kisah Babad Ajibarang
Babad Ajibarang adalah legenda Jawa yang mengisahkan pertempuran antara dua kerajaan, Mataram dan Pajang, pada abad ke-16. Legenda tersebut sering dipentaskan sebagai teater tradisional Jawa yang disebut Kethoprak. Kisah tersebut juga telah dituangkan dalam berbagai teks, antara lain Babad Ajibarang. Salah satu karya yang ada di Digilib adalah naskah drama yang diangkat dari Legenda Ajibarang berjudul Kidang Atrincing Seta.
        Kidang Atrincing Seta adalah sebuah cerita rakyat dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita ini mengisahkan seorang raja yang memiliki seekor kuda yang sangat berharga bernama Kidang Atrincing Seta. Kuda tersebut sangat cepat dan memiliki kekuatan luar biasa.
Suatu ketika, raja tersebut mengadakan sayembara untuk mencari jodoh putrinya. Para pangeran dari berbagai kerajaan pun datang untuk mengikuti sayembara tersebut. Namun, hanya seorang pangeran yang berhasil menaklukkan Kidang Atrincing Seta dan berhasil menjadi pemenang sayembara.
        Pangeran tersebut kemudian menikahi putri sang raja dan menjadi penerus tahta kerajaan. Namun, ia tidak melupakan kesetiaan Kidang Atrincing Seta yang telah membantunya memenangkan sayembara. Kuda tersebut tetap dijaga dengan baik dan dirawat sebaik mungkin oleh pangeran dan putri sang raja.