Mohon tunggu...
Aditya Hera Nurmoko
Aditya Hera Nurmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE YKP Yogyakarta, Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Peneliti, Konsultan, Komisaris, Pegiat Sosial dan Budaya

Hobi Menulis, Wiridan, Baca Buku dan Jurnal, Olah Raga, Tidur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ringkasan Kumpulan Cerita Rakyat Banyumas

18 Maret 2023   01:15 Diperbarui: 18 Maret 2023   01:25 8117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ringkasan Kumpulan Cerita Rakyat Banyumas

Oleh : Aditya Hera Nurmoko

Pendahuluan

Di tengah kaya akan budaya dan tradisi, Banyumas memang terkenal dengan koleksi cerita rakyatnya yang begitu mengagumkan. Dari sekian banyak cerita rakyat yang ada, ada satu koleksi yang menjadi referensi utama bagi para penikmat cerita rakyat Banyumas, yaitu "Kumpulan Cerita Rakyat Banyumas". Diterbitkan pada tahun 2008 oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, buku tersebut memuat berbagai macam cerita seperti Babad Ajibarang, Babad Sokaraja, dan Panji Panji Wulung. Setiap cerita memiliki keunikannya masing-masing dan dijamin akan memikat hati para pembaca yang mencintai cerita rakyat.

Bukan hanya koleksi cerita rakyat Banyumas yang begitu menarik, namun hampir setiap desa di Banyumas memiliki cerita rakyat dan tradisinya sendiri. Salah satu cerita rakyat yang begitu terkenal adalah Baturraden yang mengisahkan tentang cinta terlarang antara batur (pelayan di istana) dan raden (gelar untuk anggota keluarga kerajaan). Cerita ini menunjukkan bagaimana cinta bisa mengalahkan segala rintangan, bahkan ketika dihadapkan dengan perbedaan status sosial.

Tak hanya Baturraden, Kamandaka adalah cerita rakyat lain yang mengisahkan tentang Pasir Luhur, sebuah desa di Banyumas. Cerita ini menceritakan tentang kisah keberanian dan kesetiaan seseorang dalam menjaga kehormatan dan martabatnya. Dalam cerita rakyat Banyumas ini, para pembaca akan disajikan dengan kisah yang sarat makna dan filosofi.

Namun, meskipun tidak ada daftar cerita rakyat Banyumas yang tersedia secara online, beberapa cerita rakyat Jawa Tengah terkenal di seluruh Indonesia dan mungkin juga populer di Banyumas. Misalnya, Timun Mas, Jaka Tarub, Ande-Ande Lumut, Asal Usul Rawa Pening, Asal Usul Baturaden, Nyi Roro Kidul, Asal Usul Kawah Sikidang, dan Roro Jongrang. Semua cerita ini memiliki keunikannya sendiri dan dapat membawa pembaca pada petualangan yang menarik dan penuh makna.

Dengan segala keragaman dan kekayaan cerita rakyatnya, Banyumas tidak hanya menjadi tempat wisata yang menarik bagi para wisatawan, tetapi juga tempat yang sarat akan nilai-nilai kearifan lokal yang sangat patut dijaga dan dilestarikan. Melalui cerita rakyatnya, Banyumas mampu mengajarkan berbagai pelajaran hidup yang berharga dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua.

Cerita Rakyat Banyumasan mengandung banyak nilai-nilai lokal yang menjadi cerminan dari budaya, kearifan lokal, perilaku, karakter, dan moral masyarakat Banyumas. 

Cerita rakyat Banyumasan merupakan salah satu bentuk seni tradisional yang memegang peranan penting dalam melestarikan nilai-nilai lokal. Dalam cerita rakyat Banyumasan, tergambar jelas budaya, kearifan lokal, perilaku, karakter, dan nilai-nilai moral masyarakat Banyumas (Ngismatul Khoeriyah at all, 2018). Hal ini dapat dilihat dari banyaknya cerita rakyat Banyumasan yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Banyumas, seperti yang terdapat dalam Teks Babad Banyumas. Di samping itu, peribahasa Banyumas pun seringkali digunakan untuk mencerminkan perilaku dan karakter yang membangkitkan semangat nasionalisme.

Kearifan lokal juga sangat penting dalam memecahkan masalah, dan hal tersebut tercermin dalam cerita rakyat Banyumasan. Kearifan lokal ini melambangkan nilai-nilai moral dalam cerita dan menjadi salah satu faktor utama dalam melestarikan tradisi. Oleh karena itu, cerita rakyat Banyumasan tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan, tetapi juga dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran bagi siswa dan guru untuk mengapresiasi dongeng berbasis budaya Jawa (Nas Haryati Setyaningsih.,  at all, 2020).

Cerita rakyat Banyumasan juga menjadi wadah untuk mengenalkan identitas budaya masyarakat Banyumas. Dalam cerita rakyat, dapat terlihat jelas bagaimana cablaka dan sikap egaliter menjadi identitas budaya masyarakat Banyumas yang tergambar dengan jelas. Tragedi Sabtu Pahing, misalnya, merupakan salah satu contoh cerita rakyat Banyumasan yang mengandung pendidikan karakter yang cocok sebagai sumber pembelajaran di sekolah.

Secara keseluruhan, cerita rakyat Banyumasan sangat penting dalam mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai lokal. Dalam cerita rakyat ini, terdapat banyak gambaran budaya, kearifan lokal, perilaku, karakter, dan nilai-nilai moral masyarakat Banyumas. Oleh karena itu, cerita rakyat Banyumasan dapat menjadi sumber pembelajaran bagi siswa dan guru untuk mengapresiasi dongeng berbasis budaya Jawa dan mengidentifikasi nilai-nilai serta kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Banyumas.

Contoh Cerita Rakyat Banyumas yang Mencerminkan Nilai-Nilai Lokal

Banyumas adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah, Indonesia, dengan warisan budaya yang kaya yang meliputi cerita rakyat dan peribahasa. Kisah-kisah tersebut mencerminkan nilai-nilai lokal masyarakat Banyumas. Peribahasa Banyumas misalnya banyak digunakan untuk menyampaikan kearifan lokal tertentu. 

Peribahasa mencerminkan perilaku dan karakter yang membangkitkan semangat nasionalisme. Salah satu peribahasa tersebut adalah "sada seler kanggo nyapu sajagad", yang berarti "satu tulang daun lontar digunakan untuk menyapu seluruh dunia"(Agus Sapto Nugroho at all, 2019). Pepatah ini dapat diartikan bahwa masyarakat Banyumas tidak membutuhkan banyak hal untuk mencapai hal-hal besar.

Babad Banyumas merupakan sumber nilai lokal lainnya di Banyumas. Ini adalah teks sejarah yang menceritakan kisah penguasa masa lalu di kawasan itu dan prestasi mereka. Teks tersebut mencerminkan budaya dan nilai-nilai lokal kehidupan sosial masyarakat Banyumas.

Lengger Banyumas merupakan kelompok tari tradisional yang juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai yang terkandung dalam bentuk mitos kesuburan (Irmayanti Meliono, 2012).  Mitos Dewi Sri menceritakan tentang pelindung petani dalam menjaga kesuburan bumi. Lengger Banyumas berfungsi sebagai mediator antara masa lalu dan masa kini, serta melengkapi momen-momen tertentu dalam kehidupan sosial masyarakat di Banyumas.

Kesimpulannya, ada beberapa contoh cerita rakyat dan tradisi Banyumas yang mencerminkan nilai-nilai lokal. Ini termasuk peribahasa, teks sejarah seperti Babad Banyumas, dan kelompok tari tradisional seperti Lengger Banyumas. Kisah-kisah ini mencerminkan nilai-nilai budaya yang penting seperti nasionalisme, kesederhanaan, dan kebersamaan.

Ringkasan  Babad Banyumas

Babad Banyumas adalah kumpulan cerita rakyat yang mengisahkan tentang sejarah Banyumas. Babad Banyumas mengandung banyak hikmah dan menjadi sumber rujukan utama bagi siapa saja yang ingin mengetahui sejarah Banyumas. Konon, Babad Banyumas memiliki banyak naskah, namun tidak satupun buku Babad Banyumas yang bisa didapatkan masyarakat sebagai bacaan (Babad Banyumas.com, 17 Oktober 2022).

Sejarah Banyumas adalah sejarah tentang perkembangan daerah kabupaten Banyumas di Jawa Tengah. Kabupaten Banyumas secara modern mulai berdiri pada abad ke-16 Masehi, tepatnya saat kejayaan Kesultanan Pajang. Saat itu, terjadi kesalahpahaman antara Sultan Hadiwijaya dari Pajang dengan Adipati Wirasaba ke-6 dari Wirasaba. Kesalahpahaman itu membuat Adipati Wirasaba meninggal dunia (Kompas, 5 Februari 2022). Sesampainya di Wirasaba, Adipati Warga Utama II lantas membagi daerah Wirasaba menjadi empat bagian, yaitu: Wilayah Kejawar inilah yang kemudian dikenal dengan Kabupaten Banyumas.

Babad Pasir dan Babad Banyumas merupakan cerita-cerita rakyat setempat yang merujuk pada sejarah perkembangan daerah kabupaten Banyumas di Jawa Tengah (Wikipedia Sejarah Banyumas). Cerita Pasirluhur berisi kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyakcatra, Raden Banyakblabur, dan Raden Banyakngampar. Menurut Babad Pasir, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga).

Ringkasan Babad Banyumas adalah kumpulan cerita rakyat yang mengisahkan tentang sejarah perkembangan daerah kabupaten Banyumas di Jawa Tengah.

Ringkasan Babad Pasir

Babad Pasir Luhur merupakan karya sejarah tradisional yang berasal dari aliran sungai Logawa-Mengaji-Serayu (Puan Alya Rachmah, 2022 ). Bercerita tentang Raden Kamandaka yang sebenarnya adalah Raden Banyak Catra, putra Prabu Siliwangi, penguasa Pajajaran. Ia menyamar sebagai rakyat jelata bernama Raden Kamandaka dan melakukan perjalanan ke Kerajaan Pasirluhur untuk mencari pasangan dan menjadi pewaris Kerajaan Pajajaran.

Cerita berkisar pada perjalanan Raden Kamandaka dan percintaannya dengan Dewi Ciptarasa. Dua karakter utama memiliki kekuatan dan kekuatan yang besar. Namun, terlepas dari usahanya, Raden Kamandaka gagal menjadi penguasa Pajajaran karena taktik licik Kamandaka.

Ada berbagai versi Babad Pasir Luhur. Menurut Juru Kunci Petilasan Patih Carangandul, Banyakcatra menyamar sebagai Raden Kamandaka dan pergi ke Pasirluhur untuk memenuhi misinya.

Ringkasan Kisah Babad Ajibarang

Babad Ajibarang adalah legenda Jawa yang mengisahkan pertempuran antara dua kerajaan, Mataram dan Pajang, pada abad ke-16. Legenda tersebut sering dipentaskan sebagai teater tradisional Jawa yang disebut Kethoprak. Kisah tersebut juga telah dituangkan dalam berbagai teks, antara lain Babad Ajibarang. Salah satu karya yang ada di Digilib adalah naskah drama yang diangkat dari Legenda Ajibarang berjudul Kidang Atrincing Seta.

                Kidang Atrincing Seta adalah sebuah cerita rakyat dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita ini mengisahkan seorang raja yang memiliki seekor kuda yang sangat berharga bernama Kidang Atrincing Seta. Kuda tersebut sangat cepat dan memiliki kekuatan luar biasa.

Suatu ketika, raja tersebut mengadakan sayembara untuk mencari jodoh putrinya. Para pangeran dari berbagai kerajaan pun datang untuk mengikuti sayembara tersebut. Namun, hanya seorang pangeran yang berhasil menaklukkan Kidang Atrincing Seta dan berhasil menjadi pemenang sayembara.

                Pangeran tersebut kemudian menikahi putri sang raja dan menjadi penerus tahta kerajaan. Namun, ia tidak melupakan kesetiaan Kidang Atrincing Seta yang telah membantunya memenangkan sayembara. Kuda tersebut tetap dijaga dengan baik dan dirawat sebaik mungkin oleh pangeran dan putri sang raja.

Cerita Kidang Atrincing Seta mengandung nilai-nilai seperti kesetiaan, kejujuran, dan penghargaan terhadap hewan. Kuda Kidang Atrincing Seta juga dianggap sebagai simbol kekuatan dan kemampuan yang luar biasa.

Ringkasan Kisah Babad Sokaraja

Babad Sokaraja adalah salah satu teks sejarah Jawa yang menceritakan tentang daerah Sokaraja di Kabupaten Purbalingga (Wikipedia, Babad Sokaraja). Naskah tersebut ditulis pada masa pemerintahan Adipati Kertabangsa yang memerintah Kabupaten Purbalingga. Babad Sokaraja menggambarkan kehidupan Adipati Kertabangsa, pejabatnya, dan keluarganya, termasuk istri dan putranya.

Selain nilai sejarahnya, Sokaraja juga dikenal dengan kulinernya yang nikmat seperti Soto Sokaraja dan Gethuk Goreng Sokaraja. Selain itu, ada legenda tentang Kyai Setan Kober, sosok mistis yang terkait dengan Sokaraja. Menurut legenda, Adipati Jebug Kusumo dan istrinya mengkhawatirkan putra mereka Raden Mas Kuncung yang sedang belajar di Purbalingga. Mereka memutuskan untuk mengirimkan keris pusaka Kyai Setan Kober untuk melindunginya. Namun, ketika Raden Mas Kuncung mengetahui bahwa keris Kyai Setan Kober digunakan untuk perlindungannya, dia menyamar sebagai dhalang Mocokondo dan menggelar pertunjukan Babad Purbalingga - Sokaraja. Selama pertunjukan, dia memprovokasi Kali Genteng yang menyerangnya. Raden Mas Kuncung kemudian menggunakan keris Kyai Setan Kober untuk mempertahankan diri dari Kali Genteng.

Singkatnya, Babad Sokaraja adalah teks sejarah Jawa yang menggambarkan kehidupan Adipati Kertabangsa dan keluarganya di Kabupaten Purbalingga. Selain memiliki nilai sejarah, Sokaraja juga dikenal dengan kulinernya yang nikmat seperti Soto Sokaraja dan Gethuk Goreng Sokaraja. Ada juga legenda tentang Kyai Setan Kober yang dikaitkan dengan Sokaraja.

Ringkasan Kisah Panji Wulung

Panji Wulung adalah cerita Jawa yang merupakan bagian dari cerita Panji. Dongeng Panji adalah kumpulan cerita rakyat dan mitologi yang berasal dari Jawa, Indonesia. Kisah Panji Wulung diawali dengan perjodohan Pangeran Panji Asmoro Bangun dengan Putri Chandra Kirana dari kerajaan tetangga kembar Kediri dan Janggala. Ada versi dan episode yang berbeda dari keseluruhan cerita Panji, tetapi Smaradhana adalah salah satu versi yang dimasukkan sebagai pendahuluan dari cerita Panji (Wikipdia, Panji Tales).

Serat Panji Wulung adalah kitab karangan Mangkunegara IV yang berisi tentang kisah Panji Wulung. Ini tersedia dalam format PDF di Wikimedia Commons. Contoh puisi Sunda yang paling banyak dicetak ulang yang memuat kisah Panji Wulung ditulis oleh Muhammad Musa dengan edisi bahasa Latin.

Ungkapan cinta dalam cerita Panji Jawa telah dipelajari oleh para sarjana. Sebagian besar waktu, ceritanya menjadi lebih luas dan beraneka ragam. Panji Dadap, Panji Wulung, dan Panji Angreni adalah sebagian kecil dari puluhan cerita panji yang muncul di Jawa

Cerita Panji Wulung berasal dari Jawa Tengah dan menjadi salah satu cerita rakyat yang terkenal di Banyumas. Cerita ini menceritakan tentang perjalanan seorang pangeran bernama Panji Wulung dalam mencari kekasihnya yang bernama Candra Kirana.

Dalam cerita ini, Panji Wulung harus melewati banyak rintangan dan menghadapi berbagai macam bahaya untuk sampai pada tujuannya. Namun, dengan bantuan dari beberapa tokoh seperti Tumenggung Wilatikta dan Dewi Sekartaji, Panji Wulung berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dan berhasil bersatu kembali dengan kekasihnya.

Cerita Panji Wulung tidak hanya menghibur namun juga mengajarkan nilai-nilai keberanian, kesetiaan, dan perjuangan untuk meraih tujuan. Cerita ini juga menunjukkan kearifan lokal masyarakat Jawa dalam menyajikan kisah-kisah yang sarat makna dan pelajaran bagi generasi selanjutnya.

Ringkasan Kisah Baturraden

Cerita asal-usul Baturaden berasal dari kisah seorang pemuda bernama Raden Kamandaka. Raden Kamandaka adalah putra dari seorang raja yang cerdas dan terkenal. Suatu hari, sang raja memberikan tantangan kepada putranya untuk menemukan tempat yang paling sejuk dan damai di dunia. Raden Kamandaka memutuskan untuk pergi mencari tempat tersebut.

Setelah mengembara selama beberapa waktu, Raden Kamandaka tiba di sebuah lembah yang terletak di kaki Gunung Slamet. Di sana, dia menemukan sebuah sumber air yang indah dan sejuk. Dia juga melihat sekelompok monyet yang bermain-main dengan gembira di sekitar sumber air. Raden Kamandaka kemudian memutuskan untuk menetap di lembah tersebut dan membuka pemukiman. Ia menamakan tempat itu Baturaden yang berarti 'Air Sejuk'.

Seiring waktu, Baturaden menjadi semakin terkenal dan banyak dikunjungi oleh orang-orang yang ingin menikmati suasana yang sejuk dan damai. Tempat ini juga menjadi salah satu objek wisata populer di Banyumas. Cerita asal-usul Baturaden mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan dan merawat keindahan alam.

Ringkasan Cerita Lengger Banyumas

Lengger Banyumas adalah tarian tradisional dari daerah Banyumas Jawa Tengah, Indonesia. Tarian tersebut bercerita tentang seorang wanita muda yang jatuh cinta dengan seorang pria namun dilarang untuk bersamanya. Tarian ini dibawakan oleh sekelompok penari diiringi musik gamelan dan menampilkan gerakan dan kostum yang rumit. Lengger Banyumas telah diakui sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia dan telah dipentaskan di berbagai festival dan acara.

Cerita Lengger Banyumas berasal dari tradisi tarian khas Banyumas yang menggambarkan keindahan gerakan tubuh dan kostum yang indah. Tari lengger awalnya merupakan tarian sakral yang dilakukan sebagai upacara penyembahan roh leluhur. Namun, seiring perkembangan zaman, tarian lengger berubah menjadi hiburan bagi masyarakat Banyumas.

Cerita lengger sendiri menceritakan tentang seorang putri cantik yang tinggal di sebuah istana. Putri tersebut suka menari lengger dan menjadi sangat terkenal karena keindahan gerakan tariannya. Salah satu pengagum putri tersebut adalah seorang pangeran dari kerajaan tetangga.

Pangeran tersebut jatuh cinta pada putri dan ingin mempersuntingnya. Namun, ayah putri menolak karena pangeran tidak memiliki darah bangsawan. Sang pangeran pun merenung dan menemukan cara untuk membuktikan kesetiaannya pada putri.

Dalam tarian lengger, pangeran mengambil peran sebagai penari dan menampilkan gerakan yang indah. Dengan tarian tersebut, pangeran berhasil memikat hati sang putri dan akhirnya mereka berdua menikah. Cerita lengger Banyumas mengandung pesan tentang keindahan, kesetiaan, dan cinta yang tulus.

Kesimpulan 

Kumpulan cerita rakyat Banyumas merupakan warisan budaya yang sangat berharga untuk dijaga dan dilestarikan. Dalam kumpulan cerita ini, terdapat banyak nilai-nilai budaya, kearifan lokal, karakter, dan moral yang sangat berharga bagi masyarakat Banyumas dan Indonesia pada umumnya. Dari sini kita bisa belajar banyak tentang sejarah dan kebudayaan yang menjadi ciri khas dari masyarakat Banyumas.

Kumpulan cerita rakyat Banyumas juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman dan budayawan untuk mengembangkan seni dan kebudayaan Banyumas. Melalui cerita rakyat ini, para seniman bisa memperkenalkan kekayaan budaya Banyumas kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan kumpulan cerita rakyat Banyumas sangatlah penting. Dengan menjaga dan melestarikan kumpulan cerita rakyat Banyumas, maka kita turut menjaga dan melestarikan kebudayaan dan sejarah yang menjadi ciri khas dari masyarakat Banyumas.

Referensi :

Agus Sapto Nugroho,  M. Riyanton, Mustasyfa Thabib Kariadi. 2019.  Banyumas Proverb as th Reflection of its Local Wisdom, Faculty of Humanities, Jenderal Soedirman University, Indonesia (https://eudl.eu/pdf/10.4108/eai.5-8-2019.2291042).

Dwi Woro Retno Mastuti. 2007.  Love Expression In Javanese Panji Stories: Panji Dadap, Panji Wulung, Panji Angreni, JSTOR.

Irmayanti Meliono.2012.  Lengger banyumas and Padepokan Banyu Biru As Model Community Empowerment : a Case Study in the Village of Plana, Somagedhe District, Banyumas. University of Indonesia

Puan Alya Rachmah, 2022.  Napak Tilas Babad Pasirluhur: Variasi Legenda Raden Kamandaka, Kumparan (https://kumparan.com/puan-alya-rachmah-1/napak-tilas-babad-pasirluhur-variasi-legenda-raden-kamandaka-1xvTcaSpCFh/full ).

Rahayu Priswati, Rustono, Dyah Purbaningrum. 2020. Local Wisdom and Metaphors in Banyumasan

Short Stories, Proceedings of the 6th International Conference on Science, Education and Technology (ISET 2020), Atlantis Press ( file:///C:/Users/USER/Downloads/125964419%20(1).pdf ).

Nas Haryati Setyaningsih, Meina Febrianib, Eko Sugiarto. 2020.  Banyumas Folklore as Literature

Material: From Social Mores to Educational Purposes, International Journal of Innovation, Creativity and Change ( https://www.ijicc.net/images/vol12/iss9/12943_Setyaningsih_2020_E_R.pdf ).

Ngismatul Khoeriyah, Warto, Sariyatun. 2018.  Exploring the Interpretation of Cultural Values in Babad Banyumas Manuscript as a Means to Understanding Banyumas Society, International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding. (http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v5i4.195).

https://books.google.co.id/books/about/Kumpulan_cerita_rakyat_Banyumas.html?id=rhKktgEACAAJ&redir_esc=y

https://perpustakaanbpcbbanten.kemdikbud.go.id/index.php?id=2639&p=show_detail

https://silibry.banyumaskab.go.id/inlislite3/opac/detail-opac?id=20393

https://eudl.eu/pdf/10.4108/eai.22-6-2022.174228

https://factsofindonesia.com/central-javas-folktales

https://jakartaglobe.id/culture/five-popular-indonesian-folk-tales-subtexts

https://www.readcube.com/articles/10.18415/ijmmu.v5i4.195

https://icssis.files.wordpress.com/2012/05/1819072011_17.pdf

https://babadbanyumas.com/

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Banyumas

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/05/140624478/sejarah-banyumas-kabupaten-yang-asal-usulnya-konon-dari-teriakan-banyu?page=all

https://kumparan.com/puan-alya-rachmah-1/napak-tilas-babad-pasirluhur-variasi-legenda-raden-kamandaka-1xvTcaSpCFh/full

https://jv.wikipedia.org/wiki/Babad_Sokaraja

https://www.jstor.org/stable/41913370

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun