Relevansi Teori Classical conditioning dengan Fenomena Kasus Korupsi
Classical Conditioning adalah teori pembelajaran yang menggambarkan bagaimana rangsangan netral dipasangkan dengan rangsangan yang bermakna untuk memperoleh respons. Korupsi, sebaliknya, merupakan patologi sosial yang menyalahgunakan kekuasaan demi keuntungan pribadi. Dalam konteks ini, kita dapat membayangkan bahwa korupsi mungkin merupakan reaksi (reaksi positif) terhadap rangsangan tertentu di lingkungan, seperti kekuasaan, peluang, atau tekanan sosial. Misalnya, seseorang yang bekerja di lingkungan di mana korupsi dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kesuksesan di suatu bidang mungkin mengasosiasikan perilaku korupsi dengan kesuksesan dan imbalan. Pemahaman teori keadaan klasik memberikan wawasan tentang bagaimana perilaku dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam kasus korupsi, lingkungan yang memungkinkan, mendorong, dan memperkuat perilaku korupsi dapat memainkan peran penting dalam membentuk atau mempertahankan perilaku tersebut. Selain itu teori Classical Conditioning ini dapat diterapkan pada perubahan perilaku, termasuk perilaku tidak etis seperti korupsi. Penguatan positif dapat digunakan untuk menghargai perilaku etis dan mencegah perilaku korup. Misalnya, penguatan positif dapat digunakan untuk menghargai perilaku etis dan mencegah perilaku korup. Teori Classical Conditioning pula dapat membangun hubungan antara perilaku etis dan hasil positif, yang membantu mengurangi kemungkinan perilaku korup.
Daftar Pustaka :
Wahyu Almizri, Neviyarni. Upaya Menumbuhkan Stimulus Respon Peserta Didik Melalui Penerapan Teori Belajar Behavioristik.
Dr. Moh. Ismail, M.Pd.I, Ulfun Khoirotun S. Sos. Relevansi Teori Behavioristik 'Classical Conditioning' dalam meningkatkan kemampuan motorik anak didik pada kelompok belajar anggrek,taman sidoarjo
BOOK_Tritjahjo Danny_Psikologi Pendidikan_Bab 5
Dr. HASLINDA, M. Ikom. CLASSICAL CONDITIONING
KPK. DEFINISI KORUPSI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM DAN E-ANNOUNCEMENT UNTUK TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG LEBIH TERBUKA, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
Dr. Hariawan Bihamding. Fenomena Perilaku Koruptif (Analisis Penyebab Timbulnya Perilaku Koruptif di Indonesia )