Prinsip dasar pengkondisian klasik dapat diringkas sebagai berikut.
1. Belajar adalah pembentukan kebiasaan melalui pergaulan/asosiasi rangsangan yang lebih kuat dan yang lebih lemah.
2. Proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi antara individu dengan lingkungan.
3. Pembelajaran mengubah individu.
4. Setiap stimulus mengarah pada aktivitas otak AS (stimulus tidak terkondisi) dan CS (stimulus terkondisi) mengarah pada aktivitas otak.
5. Segala aktivitas susunan saraf pusat dikendalikan oleh eksitasi dan inhibisi. Setiap peristiwa dalam lingkungan suatu organisme dipengaruhi oleh dua hal ini, yang oleh Pavlov disebut sebagai pola mosaik kortikal.Pola ini, pada gilirannya, mempengaruhi respons organisme terhadap lingkungan.
Disisi lain Pavlov juga mengakui bahwa perilaku manusia lebih kompleks dibandingkan perilaku hewan karena manusia mempunyai bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia.
Namun dari hasil eksperimennya dengan anjing, Pavlov akhirnya menemukan beberapa hukum pengkondisian:
1. Kepunahan.
Kepunahan terjadi ketika stimulus yang dikenal tidak diikuti oleh stimulus yang tidak dikenal dan individu/organisme akhirnya berhenti merespons. Sekali suatu respon terbentuk, respon tersebut akan bertahan selama stimulus yang terkondisi disajikan dan digabungkan dengan stimulus yang tidak terkondisi. Ketika stimulus terkondisi disajikan dalam jangka waktu yang lama, respons terkondisi tidak lagi mempunyai penguat, dan respons terkondisi cenderung lebih jarang terjadi Peristiwa ini disebut kepunahan. Beberapa respons terkondisi menghilang secara bertahap atau permanen. Begitu stimulus terkondisi tercipta, stimulus tersebut belum tentu berfungsi selamanya. Pavlov menemukan bahwa meskipun suara bel dapat dijadikan sebagai stimulus terkondisi untuk mengeluarkan air liur, jika bel dibunyikan beberapa kali tanpa memberi makan anjing, suara bel akan kehilangan keefektifannya sebagai stimulus terkondisi. Jumlah air liur berangsur-angsur berkurang, dan akhirnya produksi air liur berhenti dan Pada titik inilah kepunahan terjadi. Pavlov sendiri menggunakan istilah bersyarat dan tidak bersyarat. Pavlov juga menemukan bahwa meskipun refleks terkondisi tampak hilang, refleks tersebut dapat pulih dengan sendirinya. Dalam sebuah percobaan, anjing dilatih untuk mengeluarkan air liur saat melihat makanan menggunakan stimulus terkondisi (CS). Pada awalnya, anjing hanya mengeluarkan air liur ketika ada makanan di depannya. CS sendiri kemudian disajikan dalam enam percobaan dengan interval 3 menit, dan anjing tersebut berhenti mengeluarkan air liur pada percobaan keenam. Oleh karena itu, reaksi ini tampaknya telah hilang. Namun, setelah istirahat selama 2 jam, timbulnya CS dapat menyebabkan produksi air liur kembali dalam jumlah besar artinya, reaksinya menunjukkan pemulihan spontan.
Akan tetapi, jika eksperimen ini tetap dilanjutkan meskipun respons sudah punah tanpa memberikan jeda waktu untuk menetapkan stimulus terkondisi (CS) ke stimulus tak terkondisi (AS), maka efek pemulihan spontan ini menjadi nyata dan akan hilang selamanya.