Mohon tunggu...
Aditya GrisshamPurwana
Aditya GrisshamPurwana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Aditya Grissham Purwana NIM : 43222010035 Program Studi / Fakultas : S1- Akuntansi / Fakultas Ekonomi & Bisnis Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 2 - Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi

11 November 2023   11:11 Diperbarui: 11 November 2023   11:11 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gamhttps://www.canva.com/design/DAFz0sHd8_g/t7ubaG8h6BIfST6yruAkFA/edit?utm_content=DAFz0sHd8_g&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2

Adapun isi penjelasan konsep yang tertuang didalam Tri Ugering Ngaurip ialah :

  • WIRYA

Kata "wirya" artinya kndl (berani), kuwasa (berkuasa); mulya (mulia), dan luhur. C.F. Winter menjelaskan kata tersebut dengan arti tinggi, mukti, luas, segala sesuatu, baik, agung, mulia, kebenaran, kekuatan, keberanian dan kesatria. Namun, R. Soedjonoredjo penafsiran kata wirya sebagai "derajat" atau "pangkat", sehingga memungkinkan  digunakan untuk menerima gaji. Jika berbicara tentang wirya (kehormatan), konsep jeneng lan jenang sering dibicarakan. Jeneng secara harafiah berarti "nama". Istilah tersebut sering digunakan untuk menjelaskan  bagaimana nama seseorang akan dikenali atau dalam istilah yang lebih sederhana mengacu pada bagaimana  seseorang berusaha untuk membuat namanya terkenal agar dikenal oleh masyarakat.

Sedangkan jenang sebenarnya adalah nama suatu makanan  di Jawa. Penggunaan kata tersebut seringkali dikaitkan dengan manfaat yang diperoleh seseorang ketika namanya  dikenal atau dikenal oleh masyarakat sekitar. Jadi, ungkapan ngutamakake ngupaya jeneng, mangko jenange bakal melu (cari dulu namanya, baru orang waras menyusul) artinya harus berusaha agar dikenal. Begitu Anda mendapatkan reputasi yang baik, kesenangan lain dalam hidup akan mengikuti dengan sendirinya.

  • ARTA

Sedangkan kata arta merujuk pada uang, harta benda, atau kekayaan.

 Makna ini sesuai dengan makna Soedjonoredjo. Bahkan ia menambahkan, arta ini dapat diartikan sebagai modal (capital) untuk menjalankan kegiatan usaha di berbagai bidang seperti perdagangan, pertanian, pertukangan, dan lain-lain. Jadi, arti arta di sini juga mencakup sejumlah aset yang, tergantung kelebihannya, dapat dijadikan alat investasi. Usulan mencari penghasilan melalui bisnis ini juga  diungkapkan oleh Pakubuwana IX, raja Kasunanan Surakarta yang hidup hampir bersamaan dengan laki-laki. Ia berpesan agar aktif mencari nafkah untuk keluarganya. Nasehat khalifah ini merupakan  upaya untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

 

Upaya mewujudkan konsep arta (keuangan) juga merupakan bagian  dari upaya  untuk mempertahankan konsep winasis (kehormatan). Sebab, masyarakat yang tidak bekerja  dan menganggur seringkali mendapat stigma negatif dari masyarakat. Demikian pula, pemilik pekerjaan lapangan, yang biasanya mencakup pengusaha, sering kali menerima posisi yang lebih penting dalam  kelas dan peran  sosial.

  • WINASIS

Kata winasis berasal dari kata  wasis yang berarti pandai, cerdas atau terampil.

 Jadi, Winasis mewakili kecerdasan atau kecerdasan. Sedangkan arta dipahami sebagai uang atau kekayaan. Sedangkan winasis berarti "kecerdasan" yang berfungsi membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Jika manusia tidak memiliki salah satu dari ketiga hal tersebut, maka kehidupannya hampir tidak ada artinya. Ia akan menderita  bahkan mengembara kesana kemari.

 Winasis berkaitan langsung dengan kecerdasan, kecerdasan, keahlian atau kemampuan seseorang. Konsep winasis seringkali dimaksudkan untuk menunjang profesionalisme.

 Tentu saja, ketika membahas masalah ini, konsep tersebut harus diperkenalkan kepada para praktisi. Seseorang dikatakan mempunyai suatu profesi apabila :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun