Adapun isi penjelasan konsep yang tertuang didalam Tri Ugering Ngaurip ialah :
- WIRYA
Kata "wirya" artinya kndl (berani), kuwasa (berkuasa); mulya (mulia), dan luhur. C.F. Winter menjelaskan kata tersebut dengan arti tinggi, mukti, luas, segala sesuatu, baik, agung, mulia, kebenaran, kekuatan, keberanian dan kesatria. Namun, R. Soedjonoredjo penafsiran kata wirya sebagai "derajat" atau "pangkat", sehingga memungkinkan digunakan untuk menerima gaji. Jika berbicara tentang wirya (kehormatan), konsep jeneng lan jenang sering dibicarakan. Jeneng secara harafiah berarti "nama". Istilah tersebut sering digunakan untuk menjelaskan bagaimana nama seseorang akan dikenali atau dalam istilah yang lebih sederhana mengacu pada bagaimana seseorang berusaha untuk membuat namanya terkenal agar dikenal oleh masyarakat.
Sedangkan jenang sebenarnya adalah nama suatu makanan di Jawa. Penggunaan kata tersebut seringkali dikaitkan dengan manfaat yang diperoleh seseorang ketika namanya dikenal atau dikenal oleh masyarakat sekitar. Jadi, ungkapan ngutamakake ngupaya jeneng, mangko jenange bakal melu (cari dulu namanya, baru orang waras menyusul) artinya harus berusaha agar dikenal. Begitu Anda mendapatkan reputasi yang baik, kesenangan lain dalam hidup akan mengikuti dengan sendirinya.
- ARTA
Sedangkan kata arta merujuk pada uang, harta benda, atau kekayaan.
Makna ini sesuai dengan makna Soedjonoredjo. Bahkan ia menambahkan, arta ini dapat diartikan sebagai modal (capital) untuk menjalankan kegiatan usaha di berbagai bidang seperti perdagangan, pertanian, pertukangan, dan lain-lain. Jadi, arti arta di sini juga mencakup sejumlah aset yang, tergantung kelebihannya, dapat dijadikan alat investasi. Usulan mencari penghasilan melalui bisnis ini juga diungkapkan oleh Pakubuwana IX, raja Kasunanan Surakarta yang hidup hampir bersamaan dengan laki-laki. Ia berpesan agar aktif mencari nafkah untuk keluarganya. Nasehat khalifah ini merupakan upaya untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
Upaya mewujudkan konsep arta (keuangan) juga merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan konsep winasis (kehormatan). Sebab, masyarakat yang tidak bekerja dan menganggur seringkali mendapat stigma negatif dari masyarakat. Demikian pula, pemilik pekerjaan lapangan, yang biasanya mencakup pengusaha, sering kali menerima posisi yang lebih penting dalam kelas dan peran sosial.
- WINASIS
Kata winasis berasal dari kata wasis yang berarti pandai, cerdas atau terampil.
Jadi, Winasis mewakili kecerdasan atau kecerdasan. Sedangkan arta dipahami sebagai uang atau kekayaan. Sedangkan winasis berarti "kecerdasan" yang berfungsi membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Jika manusia tidak memiliki salah satu dari ketiga hal tersebut, maka kehidupannya hampir tidak ada artinya. Ia akan menderita bahkan mengembara kesana kemari.
Winasis berkaitan langsung dengan kecerdasan, kecerdasan, keahlian atau kemampuan seseorang. Konsep winasis seringkali dimaksudkan untuk menunjang profesionalisme.
Tentu saja, ketika membahas masalah ini, konsep tersebut harus diperkenalkan kepada para praktisi. Seseorang dikatakan mempunyai suatu profesi apabila :