Qadar dan Teori Kuantum
Teori mekanika klasik Newton memiliki batasannya dan tidak dapat menjelaskan fenomena-fenomena  yang lebih komplek atau banyak kemungkinan dan dalam skope yang lebih besar yang melibatkan ukuran relativitas  . Dan Teori kuantum lah yang menjadi jawaban  kebutuhan tersebut .
Teori kuantum adalah cabang fisika yang mempelajari perilaku materi dan energi pada skala yang sangat kecil, seperti atom, partikel subatom, dan kuantum elektromagnetik. Teori kuantum memperkenalkan konsep bahwa energi dan materi pada tingkat partikel dasar tidak selalu berperilaku seperti benda yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sebaliknya, seringkali bersifat partikel dan gelombang secara bersamaan dan memiliki sifat-sifat non-intuitif yang tidak dapat diterapkan pada tingkat makroskopik.
Teori kuantum, mendasarkan pada adanya semua peluang atau kemungkinan ( superposisi ). Apa yang diamati dari suatu adalah satu dari banyak kemungkinan  yang akan muncul. Ketika hasil pengukuran itu didapatkan maka sebenarnya ada kemungkinan lain bila dilakukan di posisi yang lain. Dan bila hasil pengukuran yang satu telah ditemukan maka kemungkinan atau peluang mendapatkan  yang lain seperti tidak ada.
Ini kasus sama dengan ketentuan umum atau  qadha  , namun ketika dari ketentuan umum itu dijalankan oleh masing individu dari seluruh makhluk yang melakukan ketentuan umum itu maka hanya akan muncul satu  yang terbaik sebagai hasilnya. Kemungkinan atau peluang bagi  hasil  yang lain  tidak akan terlihat. Dia seperti runtuh, dan memunculkan pemenang tunggal. Inilah yang dinamakan qadar. Yang menentukan satu terbaik dri banyak kemungkinan yang ada dan bersaing untuk tujuan yang sama.
Kaidah Umum 'dikompetisikan' Demi Memunculkan Satu PemenangÂ
Kaidah umum yang pasti berlaku untuk tiap makhluk selama tidak ada makhluk lain yang melakukan hal yang sama. Ketika ada suatu tujuan yang dikerjakan oleh banyak individu makhluk maka harus ada mekanisme seleksi di antara makhluk yang mengerjakan hal yang sama tersebut.
Dari sekian banyak individu makhluk yang melakukan hal yang sama, maka akan berlaku ketentuan bahwa yang terbaik dari individu yang akan menjadi pemenangnya. Hukum menurut  ketentuan umum tetap berlaku namun ,  kompetisi antara individu harus ada mekanisme untuk menentukan yang harus dipilih sebagai yang terbaik.
Dalam kasus orang sama sama telah belajar maka akan muncul hasil akhir siapa yang menjadi juara kelasnya. Tidak mungkin ada juara kelas yang nilainya persisi sama. Tetap akan ada yang terbaik. Yang menunjukkan bahwa seseorang itu , telah menjalankan usaha yang paling maksimal.
Dalam kasus yang lain, dalam perlombaan menjadi orang paling kaya. Maka di antara semua orang berusaha menjadi orang kaya, pada akhirnya akan muncul satu orang sebagai pemenangnya. Pemenang yang merepesentasikan sebuah usaha dan perjuangan menghemat yang paling baik. Ketika ada yang sudah menepati posisi yang terkaya maka , orang lain yang berjuang mencapai tujuan menjadi kaya harus menerima kenyataan mereka tidak menjadi yang terkaya.
Akan lebih terlihat lagi bila orang yang melakukan hal yang sama ini dikompetisikan dalam pemilihan  untuk memperebutkan satu kursi jabatan seorang pemimpin. Semua orang berhak menjadi pemimpin. Semua berhak dipilih dan memilih. Namun pada akhirnya hanya akan muncul satu orang sebagai orang yang berhak menjadi pemimpin yang mengsisi kursi jabatan itu. Yang memenangkan pasti dari orang yang melakukan usaha terkeras. Yang melakukan pengorbanan terbanyak. Dan yang paling memahami apa yang dikehendaki warga yang memilih. Ketika akhirnya muncul seorang yang menjadi pemenang maka semua yang melakukan hal yang sama untuk menjadi pemimpin seperti gugur. Semua runtuh kesempatannya untuk menjadi pemimpin.