Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Albert Einstein, Genius yang Surat Lamaran Kerjanya Ditolak Sampai Puluhan Kali

27 Maret 2022   07:10 Diperbarui: 27 Maret 2022   09:21 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun Einstein tak  mendapatkan jawaban satupun . Bahkan hanya sekedar penolakan basa basi. Dan dua dari kartu pos Einstein tersebut menjadi barang atau  koleksi item yang berharga.  

Salah satunya kartu pos yang Einstein kirim untuk seorang profesor di Belanda." Aku sudah mencoba segala kemungkinan dan takkan kehilangan selera humorku" katanya menghibur diri . " Tuhan menciptakan keledai dan memberinya kulit yang tebal ".

Tak putus asa berusaha  Einstein, juga mencoba  mengirim surat lamaran ke  Wilhelm Ostwald , seorang profesor kimia di Leipzig, Jerman. Setelah menyanjung sang profesor Einstein pun  memohon agar sang profesor mau mempekerjakan dia . Namun  Einstein tak kunjung mendapat jawaban. Hingga akhirmya Einstein menulis surat lagi  untuk memastikan.  Namun masih tak ada jawaban.

Kesulitan Einstein mendapat pekerjaan, mendapat perhatian dari ayahnya, Herman Einstein . Herman sampai ikut  mengirim surat kepada sang profesor secara diam diam  untuk membantu  agar anaknya  diterima surat lamarannya. Namun Profesor Wilhelm Oswald tetap tidak menjawab.

Menolak menyerah . Eintein membuat surat lamaran lagi . Lamaran yang  ditujukan ke Profesor Eduard Riecke. Einstein kembali  gagal.  Namun Einstein tidak terkejut dengan penolakan tersebut. Karena dia sudah menduga sebelumnya.

Einstein juga mencoba mencari pekerjaan di Milan,  Italia. Dengan memanfaatkan koneksi teman akrabnya sewaktu di politeknik Zurich , Einstein  mencoba memaksa teman akrabnya itu untuk mengenalkan  kepada pamannya, yang seorang professor  matematika di sebuah politeknik di Milan. Namun tetap tak ada jawaban. 

Kebutuhan hidup memang tak mengenal kompromi. Harus segera dipenuhi dan tak bisa menunggu sampai Einstein mendapat pekerjaan. . Kondisi ini  memaksa Einstein harus memiliki penghasilan . Bagamanapun caranya . Dan apapun pekerjaannya. Apalagi Einstein sudah bertekat untuk hidup bersama dengan pacarnya Mileva Maric .

Harapan dapat bekerja di tempat yang mapan dan mendapat gaji besar , harus ditunda  dulu. Apa yang bisa dikerjakan yang menghasilkan uang  harus diterima dulu. 

Akhirnya Einstein  menerima  pekerjaan sebagai guru sementara dan memberikan  les prifat. Meski gajinya kecil, dan jauh jarak yang harus ditempuh Einstein jalani. Bahkan Eintein  juga memasang iklan di sebuah koran , menerima les prifat.Matematika dan Fisika. Les percobaan gratis.

Akhirnya,  kabar baik datang juga. Bekas temannya di  Politeknik Zurich, memberi tahu ada lowongan pekerjaan  di Kantor Paten di Swiss. Dan kebetulan orang tua temanya tersebut kenal baik dengan direkturnya, sehingga bisa mereferensikan Einstein agar dapat diterima bekerja. Dan benar pengumuman resmi lowongan di kantor paten tersebut , persyaratan yang keluar pun seperti sudah disetting cocok  dengan kualifikasi Einstein.

Pada tahun 1902, setelah menunggu hampir 6 bulan dari dibukanya lowongan, akhirnya Albert Einstein diterima di Kantor paten Swiss. Meski posisi yang dibuka , lowongan pekerjaan level rendah. namun Einstein tidak peduli karena dia menyenangi pekerjaan  di kantor paten tersebut. Einstein benar benar menikmati pekerjaan memeriksa permohonan-permohonan  paten  . Di kantor tersebut Einstein bisa mengetahui metode metode penelitian  terbaru. yang sangat berguna bagi pengembangan cita cita dan tujuan besar Einstein.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun