(7) mendesak mencari hubungan lain sebagai sumber kekuatan dan dukungan ketika hubungan akan segera berakhir.
(8) tidak realistis sibuk dengan kekhawatiran jika ditinggalkan untuk mengurus dirinya sendiri.
Hal Positif Dari Gangguan Kepribadian Dependent
Walaupun dependen merupakan suatu gangguan kepribadian, orang yang dependen masih memiliki sisi posotif dari gangguannya. Yaitu, The devoted style (Oldham & Morris, 1995) adalah peduli dan cemas, umumnya menempatkan kesejahteraan orang lain terlebih dahulu. Mirip dengan devoted style adalah agreeing style (Millon et al.,1994), dibangun di sekitar ciri-ciri kegotong-royongan, pertimbangan, dan keramahan. Agak memiliki resiko mengganggu orang lain, mereka beradaptasi untuk mencegah mereka agar kompatibel dengan orang-sekitar mereka. Mempercayai orang lain untuk menjadi baik dan bijaksana, mereka siap mendamaikan perbedaandan membuat konsesi untuk mencapai solusi damai untuk konflik.
Varian sehat dari ketergantungan adalah bahwa mereka mampu empati yang tulus untuk orang lain, memiliki kapasitas luar biasa untuk dipertahankan cinta tanpa syarat. Selain itu, mereka adalah orang-orang yang paling percaya, dengan sederhana, tidak kritis, sikap lembut yang berkomunikasi dan penerimaan hampir tidak diragukan lagi. Mudah untuk menyenangkan dan menuntut sedikit, mereka idak pernah menetapkan standar tak terjangkau untuk disetujui dan hampir selalu mendorong dari pasangan mereka dan orang-orang terkasih. Sebagian besar memiliki waduk yang dalam goodwill dan benar-benar senang dengan nasib baik dari orang lain. Seringkali, mereka yang anggun bahkan untuk orang-orang yang mereka mungkin tidak suka.
Pandangan Teori Psikologi Terhadap Gangguan Kepribadian Dependen
PSIKODINAMIK
Menurut teori psikoanalitik, gangguan ini timbul karena adanya regresi atau fiksasi pada fase oral perkembangan psikoseksual. Hal itu karena orang tua yang sangat melindungi (over protecting) atau orang tua yang mengikuti apa yang dibutuhkan penderita di masa kecil, atau menuntut perilaku dependen dari penderita sebagai imbalan dari pengasuhan. Dengan selalu terpenuhinya kemauan pada waktu kecil, maka orang ini menjadi kebiasaan bahwa dia harus selalu dipenuhi kemauannya. Akan tetapi orang ini menjadi tidak mandiri, oleh karena itu orang ini akan mencari orang lain untuk menjadi tempat bergantung.
PERSPEKTIF INTERPERSONAL
Orang tua memainkan peran yang dominan dalam menciptakan patologi dependen, tapi keluarga lainnya dan pengalaman kelompok sebaya sering berkontribusi juga. Jika satu anak jauh lebih dominan atau agresif, yang lain mungkin terpaksa mengadopsi postur tunduk dan lari ke orang tua untuk perlindungan. Atau, anak bermusuhan atau sulit dapat menginspirasi saudara lain untuk menjadi "malaikat kecil" yang selalu mencari saran Mommy dan selalu melakukan apa yang dia katakan, penghargaan perhatian dan pujian nya dengan kehangatan dan kasih sayang. Perasaan ketergantungan dapat diperkuat ketika anak-anak dengan ciri-ciri bergantung mulai sekolah dan harus memisahkan untuk pertama kalinya dari orang tua yang sudah jauh seumur hidup mereka pelindung. Perasaan tidak menarik dan tidak mampu bersaing, terutama selama remaja, dapat mengakibatkan penghinaan sosial dan keraguan diri, menyebabkan anak-anak untuk kembali pada figur attachment sebelumnya sebagai kompensasi.
THE COGNITIVE PERSPECTIVE
Dalam Beck (1990), Fleming menyatakan sejumlah distorsi kognitif yang membuat gangguan tetap bertahan. Ada dua yang sepertinya penting: Pertama, individu dependen melihat dirinya sebagai “secara alamiah tidak mampu dan tidak berdaya”; kedua, kekurangan-kekurangan yang mereka rasa ada pada dirinya (self-perceived shortcomings) mengarahkan mereka untuk menyimpulkan bahwa mereka harus mencari seseorang yang bisa mengatasi kesulitan hidup dalam dunia yang berbahaya.