Mohon tunggu...
Aditia Sugia
Aditia Sugia Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi Angkatan 2013 Universitas Islam Bandung

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa itu Dependent Personality Disorder?

24 Januari 2016   12:54 Diperbarui: 24 Januari 2016   13:40 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal tersebut sebenarnya hanya merupakan pengulangan dari apa yang telah mereka pelajari. Namun antara premis dan kesimpulan terdapat beberapa kesalahan logis yang menyimpangkan kenyataan (Fleming, 1990) dan kemudian membatalkan semua argumen. Yang paling penting dari hal tersebut adalah pemikiran dikotomus, suatu gaya pemikiran yang membagi dunia menjadi kutub yang saling bertolak belakang, tanpa terdapat daerah abu-abu di antara keduanya. Jika individu dependen tidak diperhatikan, mereka melihat diri mereka sendiri sebagai seseorang yang benar-benar sendirian di dunia ini. Dengan cara yang sama, jika mereka sama sekali tidak yakin bagaimana melakukan sesuatu, tentunya masalah tersebut pasti tidak dapat teratasi, paling tidak bagi mereka. Pemikiran dikotomus tidak dapat dihindari mengarah pada distorsi ketiga: individu dependen cenderung untuk menganggap sesuatu sebagai malapetaka.
 
Bagaimana Gangguan Ini Dapat Dicegah ?
            Gangguan ini dapat hilang  dengan beberapa prevensi, yaitu prevensi primer ( yaitu usaha-usaha pencegahan meliputi seluruh cara yang dirancang untuk mendorong perkembangan kesehatan dan perilaku penanganan yang efektif ), prevensi sekunder ( yaitu dengan mengenalkan deteksi dini dan penagnganan perilaku maladaptif ), prevensi tersier ( yaitu dengan penanganan terhadap penderita gangguan kepribadian dengan beberapa intervensi )

Prevensi primer :

Pada orang dengan kepribadian dependen keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian dependen, sehingga bentuk pencegahan yang paling utama sasarannya adalah keluarga, terutama pola asuh. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang mementingkan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran dan orang tua bersikap realistis terhadap kemampuan anak, memberikan kebebasan pada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan pendekatan pada anak untuk memilih dan melakukan suatu pendekatan pada anak bersifat hangat. Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan temannya dan mempunyai minat terhadap hal-hal baru (Baumrind, 1997).

Prevensi sekunder :
               Untuk mencegah gangguan kepribadian ini masyarakat harus mengetahui bagaimana cara mengenai deteksi dini dan penganan orang yang menderita gangguan kepribadian dependen. Salahsatunya adalah dengan mengadakan penyuluhan dari para akademisi maupun praktisi yang berkaitan supaya masyarakat dapat memahami mengenai gangguan kepribadian atau perilaku maladaptif di lingkungannnya.

Prevensi tersier :
               Apabila sudah ada orang yang menderita gangguan kepribadian dependen, maka salah satu cara penanganannya adalah dengan psikoterapi. Psikoanalisis memebrikan terapinya dengan cara menyadarkannya akan pengalaman masa kecil dengan pengasuh yang menyebabkan gangguan ini muncul dengan melalui teknik asosiasi bebas, tafsir impian dan proses transferensi.
 
               
 
Daftar pustaka :
Millon, Theodore dkk. 2004, Personality Disorders In Modern Life Second Edition. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
_______,. 2016, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Minum-Minuman Keras Di Kalangan Remaja Di Desa Kembangarum kecamatan Mranggen kabupaten Demak. Skripsi, Universitas Muhamadiyah Semarang. Dikutip dari Digilib.Unimus.ac.id/files/disk1/jtptunimus-gdl-yostikaely-5500-3-babii.pdf Pada 10 Januari 2016

Wiramihardja, S.A. 2005, Pengantar Psikologi Abnormal. P.T Refika Aditama, Bandung.

Penulis :

Aditia Sugia Rahmat  (10050013159)

Arfan Agung Gumelar (10050013172)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun