Mohon tunggu...
Adithia Syahbana
Adithia Syahbana Mohon Tunggu... Guru - SMAN 5 Cirebon

Guru Bahasa Indonesia di SMAN 5 Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Seni

Perkembangan Tarling di Era Modern

12 November 2022   17:22 Diperbarui: 12 November 2022   17:52 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, Sugra kemudian membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. Karenanya, tembang-tembang (kiser) Dermayonan dan Cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi lebih indah dengan iringan petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan suling bambu yang mendayu-dayu. 

Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Cerbonan & Dermayonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930- an. Seiring berkembangnya teknologi musik Tarling juga semakin berkembang contohnya seperti instrumen Tarling yang dahulunya hanya gitar dan suling saja, sekarang sudah di modifikasi contohnya, instrumen Tarling di tambahkan dengan alat musik modern seperti keyboard, gitar listrik dan lainnya. 

Meskipun demikian citro dari musik Tarling klasik akan tetap ada walaupun sebagian besar orang lebih mengenal Tarling yang modern. 

Sebelum membahas Tarling lebih lanjut, tau ga sih perbedaan antara Tarling dan dangdut? Tarling terpecah-pecah menjadi beberapa jenis yaitu Tarling klasik, Tarling dangdut dan dangdut modern, jadi aslinya Tarling itu cuman gitar dan suling, ataupun ditambah dengan gong dan gendang. Sedangkan, dangdut adalah budaya dari India yang kemudian masuk ke Indonesia, tapi ada beberapa kemiripan di bagian alat musik yang digunakan, tapi Tarling sendiri yang aslinya cuman gitar dan suling.

 Seperti kesenian tradisional pada umumnya, kesenian Tarling biasanya di pamerkan pada acaraacara tertentu, biasanya pada acara hajatan, ulang tahun Cirebon dan acara-acara penting lainnya. 

Tapi, sekarang masyarakat sebagian besar mempunyai gedjed yang modern, mereka bisa mendengarkan musik Tarling dari gedjed yang mereka punya. Dan juga sering berkembangnya waktu music Tarling di modifikasi oleh anak muda menjadi music Tarling yang kekinian dan cocok untuk anak-anak muda zaman sekarang. 

Beberapa fungsi musik tradisional Tarling bagi masyarakat antara lain sebagai sarana hiburan, dimaksudkan musik Tarling Cirebon dapat meberikan hiburan khususnya bagi penanggap dan masyarakat. Biasanya sebagian masyarakat Cirebon memiliki koleksi lagu-lagu Tarling Cirebonan yang setiap hari dapat menjadi hiburan gratis yang tidak memerlukan biaya. 

Ketika ada acara hajatan pernikahan maupun khitanan tak jarang masyarakat yang mempunyai hajatan menanggap musik Tarling Cirebonan, hal ini tentunya dapat menjadi sarana hiburan bagi para tamu undangan serta masyarakat yang ada di sekitar acara tersebut yang dipertunjukan gratis tanpa dipungut biaya. 

Musik Tarling juga biasa di gunakan untuk sarana ritual, salah satunya ritual panen raya yang kerap diadakan sampai saat ini namun acara hiburan musiknya kini sudah bergeser menjadi lagu-lagu yang bukan tembang Islam melainkan laguTarling Cirebon yang mengikuti perkembangan zaman. Tarling Cirebon mempunyai makna"natar eling" yang artinya suatu tuntunan atau pengantar.

Selain itu,mengandung filosofi lain yakni"yen wis mlatar kudu eling" artinya jika sudah berbuat negatif maka harus bertobat. Dan music Tarling bisa juga sebagai sarana presentasi estetis, presentasi estetis dapat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan eststika dan berekspresi serta berapresiasi seni dan ketika dipertontonkan akan menimbulkan rasa takjub dan senang pada diri penonton. Tarling saat ini mengalami kesulitan untuk kembali menjadi primadona kesenian dalam masyarakat pendukungnya.

 Kehadiran musik selain musik Tarling seperti musik k-pop, rock dan musik kekinian lainnya di anggap dapat membuat kebudayaan lokal menjadi tergeserkan, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun