Mohon tunggu...
Adithia Syahbana
Adithia Syahbana Mohon Tunggu... Guru - SMAN 5 Cirebon

Guru Bahasa Indonesia di SMAN 5 Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Seni

Perkembangan Tarling di Era Modern

12 November 2022   17:22 Diperbarui: 12 November 2022   17:52 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

AKSI NYATA PROJEK p4 - X3

Implementasi Kurikulum Merdeka

SMAN 5 Cirebon

Menjaga Warisan Budaya, Menjaga Harmonisasi

Disusun oleh tim projek X3 - Perkembangan Tarling Di Era Modern

Halo sobat Kompasiana!!! Dalam artikel kali ini, sebagai bentuk aksi nyata Projek Kearifan Lokal dalam implementasi kurikulum Merdeka, kami akan membahas tentang Tarling-salah satu kesenian tradisional Cirebon. Nah sobat, ternyata musik Tarling adalah kesenian yang berkembang di wilayah pesisir Utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Cirebon dan Indramayu. 

Nama Tarling sendiri berasal dari instrumen musiknya yaitu gitar dan suling, dari segi filosifinya Tarling adalah kepanjangan dari "sing nelantar kudu eling" artinya: "yang merantau harus ingat" maksudnya adalah mengingatkan para perantau yang berasal dari wilayah pesisir Utara untuk tetap ingat kampung halamannya. Selain itu juga kata eling ini di tunjukkan untuk kita agar selalu eling/ingat kepada Tuhan yang Maha Esa. 

Asal mula kesenian Tarling muncul di wilayah pantura Jawa Barat kurang lebih pada tahun 1931 (saat masa penjajahan Belanda) pada masa itu Tarling di gunakan sebagai media hiburan bagi rakyat untuk mengisi kejenuhan pada saat di jajah. Musik Tarling mulai digandrungi pada tahun 1935. Alunan Tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai gong. 

Kemudian pada 1986, alunan Tarling di lengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi. Namun nama Tarling pada saat itu belum digunakan sebagai jenis aliran musik. Saat itu nama yang digunakan untuk menyebut jenis musik ini adalah Melodi Kota Ayu untuk wilayah Indramayu dan Melodi Kota Udang untuk wilayah Cirebon. 

Dan nama Tarling baru diresmikan saat RRI sering menyiarkan jenis musik ini dan oleh Badan Pemerintah Harian (saat ini DPRD) pada tanggal 17 Agustus 1962 meresmikan nama Tarling sebagai nama resmi jenis musiknya. Diceritakan Oleh Mang Sugra (anak dari Mang Sakim) kepada Sunarto Martaatmaja alias Kang Ato Ayame ilang (maestro TARLING).

 Seorang Residen Belanda (tidak diketahui namanya) meminta tolong kepada warga setempat yang bernama Mang Sakim, untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang Residen Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya.

 Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang Residen Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. 

Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan. Hal itupun dilakukan oleh anak Mang Sakim yang bernama Sugra. 

Bahkan, Sugra kemudian membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. Karenanya, tembang-tembang (kiser) Dermayonan dan Cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi lebih indah dengan iringan petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan suling bambu yang mendayu-dayu. 

Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Cerbonan & Dermayonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930- an. Seiring berkembangnya teknologi musik Tarling juga semakin berkembang contohnya seperti instrumen Tarling yang dahulunya hanya gitar dan suling saja, sekarang sudah di modifikasi contohnya, instrumen Tarling di tambahkan dengan alat musik modern seperti keyboard, gitar listrik dan lainnya. 

Meskipun demikian citro dari musik Tarling klasik akan tetap ada walaupun sebagian besar orang lebih mengenal Tarling yang modern. 

Sebelum membahas Tarling lebih lanjut, tau ga sih perbedaan antara Tarling dan dangdut? Tarling terpecah-pecah menjadi beberapa jenis yaitu Tarling klasik, Tarling dangdut dan dangdut modern, jadi aslinya Tarling itu cuman gitar dan suling, ataupun ditambah dengan gong dan gendang. Sedangkan, dangdut adalah budaya dari India yang kemudian masuk ke Indonesia, tapi ada beberapa kemiripan di bagian alat musik yang digunakan, tapi Tarling sendiri yang aslinya cuman gitar dan suling.

 Seperti kesenian tradisional pada umumnya, kesenian Tarling biasanya di pamerkan pada acaraacara tertentu, biasanya pada acara hajatan, ulang tahun Cirebon dan acara-acara penting lainnya. 

Tapi, sekarang masyarakat sebagian besar mempunyai gedjed yang modern, mereka bisa mendengarkan musik Tarling dari gedjed yang mereka punya. Dan juga sering berkembangnya waktu music Tarling di modifikasi oleh anak muda menjadi music Tarling yang kekinian dan cocok untuk anak-anak muda zaman sekarang. 

Beberapa fungsi musik tradisional Tarling bagi masyarakat antara lain sebagai sarana hiburan, dimaksudkan musik Tarling Cirebon dapat meberikan hiburan khususnya bagi penanggap dan masyarakat. Biasanya sebagian masyarakat Cirebon memiliki koleksi lagu-lagu Tarling Cirebonan yang setiap hari dapat menjadi hiburan gratis yang tidak memerlukan biaya. 

Ketika ada acara hajatan pernikahan maupun khitanan tak jarang masyarakat yang mempunyai hajatan menanggap musik Tarling Cirebonan, hal ini tentunya dapat menjadi sarana hiburan bagi para tamu undangan serta masyarakat yang ada di sekitar acara tersebut yang dipertunjukan gratis tanpa dipungut biaya. 

Musik Tarling juga biasa di gunakan untuk sarana ritual, salah satunya ritual panen raya yang kerap diadakan sampai saat ini namun acara hiburan musiknya kini sudah bergeser menjadi lagu-lagu yang bukan tembang Islam melainkan laguTarling Cirebon yang mengikuti perkembangan zaman. Tarling Cirebon mempunyai makna"natar eling" yang artinya suatu tuntunan atau pengantar.

Selain itu,mengandung filosofi lain yakni"yen wis mlatar kudu eling" artinya jika sudah berbuat negatif maka harus bertobat. Dan music Tarling bisa juga sebagai sarana presentasi estetis, presentasi estetis dapat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan eststika dan berekspresi serta berapresiasi seni dan ketika dipertontonkan akan menimbulkan rasa takjub dan senang pada diri penonton. Tarling saat ini mengalami kesulitan untuk kembali menjadi primadona kesenian dalam masyarakat pendukungnya.

 Kehadiran musik selain musik Tarling seperti musik k-pop, rock dan musik kekinian lainnya di anggap dapat membuat kebudayaan lokal menjadi tergeserkan, 

Meskipun seni tarling saat ini telah hampir punah. Namun, Tarling selamanya tidak akan bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura. Dikarenakan Tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut sawer keatas panggung atau sekadar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur. 

Pada perkembangan berikutnya, ada beberapa tokoh penting yang mampu mengembangkan kesenian Tarling menjadi sebuah bentuk Perunjukan Lengkap di antaranya: 1. Uci Sanusi - pada awalnya beliau adalah seorang pimpinan sebuah Grup Keroncong, dengan pengalaman beliau dalam membentuk sebuah grup kesenian, belau melakukan transformasi, merubah Tarling menjadi sebuah Grup Pertunjukan yang lengkap.

Uci Sanusi adalah orang yang menjadikan Tarling menjadi sebuah Grup Pertunjukan. 2. H. Abdul Adjib - beliau adalah orang pertama yang menciptakan Lagu Tarling. pada awalnya Tarling hanya menyajikan musik Tarling Klasik yang mengikuti Pakem Gamelan. H. Abdul Adjib menciptakan sebuah lagu Tarling Modern pertama berjudul "Penganten Baru". 

Grup Tarling yang H Abdul Adjib Pimpin bernama Putra Sangkala. 3. Jayana (Mama John) - Jayana pada awalnya hanya seorang wiraswara yangg sering kali ikut mengisi dalam pertunjukan Tarling milik Uci Sanusi. dengan Suara yang sangat digandrungi, beliau adalah wiraswara Tarling Pria yang pertama kali mampu menjadi Tokoh Tarling (awalnya lebih didominasi oleh wanita/sinden). Jayana pun pada akhirnya membentuk Grup Tarling. 4. Sunarto Martaatmaja - beliau adalah tokoh Tarling yang memadukan unsur musik dengan teater didalam pertunjukan Tarling.

 Drama Tarling pertama kali diperkenalkan Oleh Sunarto Martaatmaja, dengan salah satu karya yang terkenal yaitu "GANDRUNG KAPILAYU" (Kasih Tak Sampai), sebuah drama Tarling yang berbentuk Drama satu Babak (FRAGMEN). Pada Drama Tarling inilah, Sunarto Martaatmaja kemudian dikenal dengan sebutan "Kang Ato Ayame ilang". Grup Tarling yang dipimpin oleh Sunarto Martaatmaja adalah "Tarling Nada Budaya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun