Mohon tunggu...
Adisti Putriani
Adisti Putriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Halo, saya Adisti Putriani mahasiswi kesejahteraan sosial UIN Jakarta yang memiliki hobi menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hakikat Puasa di Bulan Ramadhan

1 Juli 2024   09:09 Diperbarui: 1 Juli 2024   09:20 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa Ramadan dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah Ta'ala sebab seseorang rela menahan lapar, haus, dan hal-hal yang membatalkannya demi mengharap pahala kepada-Nya.

2. Menyehatkan Hati dan Badan

Tidak diragukan lagi bahwa puasa akan mendatangkan kesehatan, baik pada hati maupun badan. Berpuasa dapat membuat hati sehat sebab puasa akan menahan syahwat seseorang dan memadamkan sebab permusuhan yang dapat mendatangkan penyakit hati.

3. Mengajarkan Kepedulian terhadap Orang yang Lemah dan Merasakan Penderitaan Orang Lain

Di sekeliling kita, masih banyak yang kelaparan sehingga tidak mampu menelan makanan sesuatu atau meneguk air. Mereka bukannya sedang berpuasa atau sengaja tidak mengonsumsi apapun. Tetapi, banyak yang benar-benar tidak memiliki sepeserpun harta untuk membeli makanan ataupun minuman.

Karenanya, puasa hadir untuk mengingatkan umat Islam akan pentingnya bersyukur dan berbagi dengan sesama. Dengan turut merasakan rasa lapar dan haus, umat Islam dapat menjadi lebih merasakan empati maupun simpati terhadap mereka yang kurang beruntung.

Berpuasa dapat membuat seseorang merasakan betapa sulitnya orang lemah yang merasakan perihnya lapar dan dahaga setiap hari. Hal tersebut mengajarkan pada sifat empati. Seseorang seakan-akan turut serta merasakan penderitaan orang miskin yang tidak memiliki harta berlebih sehingga medorong diri untuk meningkatkan kepedulian. (Dahlia, 2024)

4. Pengendalian Diri untuk Mengontrol Hawa Nafsu

Orang yang berpuasa harus mengendalikan dan menunda keinginannya untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, seperti makan, minum, gosip, mengumpat, atau ekspresi marah, hubungan seksual dan yang lainnya. Karena di dalam puasa Ramadan itu kita sesungguhnya sedang diajari oleh Allah bagaimana mengendalikan diri. 

Maka sesungguhnya puasa tidak sebatas hanya menahan lapar, menahan dahaga pada siang hari Ramadan. Karena itu sesungguhnya manusia mudah melakukannya. 

Tapi di balik makan dan minum itu, sebenarnya ada yang lebih besar lagi. Yaitu manusia dituntut untuk mengembalikan dirinya sebagai makhluk rohani, makhluk yang berasal dari Allah, bukan makhluk fisik. Fisik inilah sesungguhnya yang mendorong kita untuk tidak pernah puas dengan apa yang kita punya. (Dr. Azhari Akmal Tarigan, 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun