Mohon tunggu...
Adi Prayoga
Adi Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meletusnya Perang Dunia I

17 Oktober 2024   02:47 Diperbarui: 17 Oktober 2024   02:47 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

2.Sebab Khusus

Pembunuhan Frans Ferdinand dan istrinya, Putra Mahkota Kekaisaran Austria-Hungaria, di Sarajevo, ibu kota Bosnia, pada 28 Juni 1914 dianggap sebagai penyebab spesifik pecahnya Perang Dunia I. Setelah diselidiki, pelakunya diketahui bernama Gavrilo Princip. Dia adalah anggota pasukan rahasia Tangan Hitam Serbia yang berusaha membebaskan Balkan dari tangan Kekaisaran Austria-Hungaria.

Franz Ferdinand (18 Desember 1863 -- 28 Juni 1914) adalah pewaris takhta Kekaisaran Austria dan penguasa Hongaria dan Bohemia dari tahun 1889 hingga pembunuhannya diumumkan di Sarajevo. Ia adalah seorang pangeran. Kekaisaran Austria-Hongaria adalah sebuah tindakan nasionalis Serbia melawan Kekaisaran Austria-Hongaria.

Revolusi Oktober dan Pengaruhnya terhadap Perang Dunia I

Revolusi Oktober merupakan peristiwa penting yang mempengaruhi Perang Dunia I. Revolusi Oktober, atau biasa dikenal dengan Revolusi Bolshevik, adalah revolusi yang dipimpin oleh Vladimir Ilyich Ulyanov atau lebih dikenal dengan Lenin, Partai Komunis Rusia.

Revolusi ini, yang bertujuan untuk menggulingkan Persatuan Nasionalis yang dipimpin oleh Alexander Kerensky, dan mengakibatkan pengalihan kekuasaan, membawa kekacauan luar biasa ke Rusia dan jalannya Perang Dunia I. Revolusi ini menandai runtuhnya seluruh pengaruh monarki Rusia, khususnya dinasti Romanov yang telah memerintah Rusia selama bertahun-tahun. Revolusi ini menginspirasi Perang Dunia I. Dampak ini termasuk gencatan senjata dengan Jerman, pembunuhan kerajaan, dan meningkatnya dukungan Uni Soviet terhadap Sekutu.

Akhir perang Dunia I

Kekalahan Jerman di Front Barat membuat kehidupan masyarakat semakin sulit. Situasi ini memicu gerakan komunis (Spartacist) untuk menggulingkan pemerintahan di Jerman. Jerman diserang dua kali oleh pemberontakan Sekutu dan komunis. Karena serangan ini, Jerman harus menyerah pada tahun 1918. Hitler menggambarkan gerakan Spartacus sebagai tikaman dari belakang bagi Jerman, yang berujung pada turunnya Kaiser Wilhelm II dan pengambilalihan pemerintahan oleh Elbert (seorang sosialis). Akhirnya Jerman dinyatakan sebagai republic dan menyerah kepada Sekutu.

Sementara itu di Austria terjadi pemberontakan oleh komunis dan Slavia. Hal ini memaksa Kaisar Charles (penerus Franz Joseph II) untuk turun tahta pada tahun 1918, dan Kekaisaran Austria-Hongaria menjadi sebuah republik.

Setelah Perang Dunia I, baik negara yang menang maupun yang kalah sibuk membuat perjanjian damai berikut ini. Perjanjian Versailles, Perjanjian Saint-Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon dan Perjanjian Svres. Perang Dunia I akhirnya berakhir pada tahun 1918 setelah empat tahun serangan yang gagal dilakukan oleh pasukan Jerman, Prancis, dan Inggris.Namun, perdamaian yang dideklarasikan pada pukul 11 pagi tanggal 11 November tidak membawa kebahagiaan bagi siapa pun. Ratusan ribu tentara tidak mampu berperang. Setelah tinggal di parit yang penuh dengan lumpur, tanah, dan mayat, beberapa orang merasa mustahil untuk mengatasi dampak psikologis perang.

Suatu jenis trauma yang dikenal sebagai "kejutan cangkang" atau "kejutan bom" sangat umum terjadi di kalangan veteran. Hal ini menyebabkan serangan kecemasan dan syok parah pada orang yang terkena dampak. Ketakutan akan bom atom yang saya alami setiap hari selama empat tahun terpatri di benak saya. Bagi beberapa korban, penyebutan kata "bom" saja sudah membuat mereka merasa perlu untuk bersembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun