Mohon tunggu...
Adi Nugroho
Adi Nugroho Mohon Tunggu... Editor - Editor Buku

Alumnus Fisipol Universitas Airlangga Surabaya yang tinggal di Kota Tahu.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tips Gaet Suara Pemilu 2024: IndiHome-min Aja!

10 Mei 2023   18:26 Diperbarui: 10 Mei 2023   18:38 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Create by adi nugroho/initial_die

Begitu pun juga cara halus seperti melalui pemakaian username dan password yang sesuai. Misalkan, si calon bernama Sumarsono. Maka dalam username, nama itulah yang digunakan. Sementara password atau kata sandi untuk login bisa menggunakan bahasa kampanye seperti: calegberintegritas, orakorupsi, coblossaya, dan lain sebagainya.

Formulasi kampanye yang didukung teknologi semacam ini bisa pula diaktualisasikan dengan menerapkan analisa pemrograman, yakni mengeset batas login. Sehingga, misalnya login sudah mencapai 3 jam, maka akan keluar (logout) dengan sendirinya. 

Sehingga pengguna akan masuk kembali dan melihat lagi materi kampanye di layar login yang disediakan. Dalam sehari, tak hanya seperti baliho/spanduk di jalan yang hanya dilihat sepintas, pemilih akan beberapa kali melihat materi kampanye calon dalam sehari.

Metode ini bisa semakin dikembangkan bila si calon memiliki tim khusus untuk memantau dan menganalisa optimalisasi pemakaian teknologi  ini.  Dari waktu puncak pengguna membuka internet hingga tata letak yang potensial dan efisien serta ramah menjangkau mata pengguna.

Selain itu, keuntungan lainnya adalah dengan adannya program ini, calon yang pertama menawarkan metode ini bisa melekat dan dekat dengan pemilihnya, tanpa bersaing dengan calon lain dengan metode yang sama.


Keuntungan bagi Pemilih

Tak seperti 'saweran' biasa yang habis dalam hitungan hari, dengan mendapat fasilitas internet IndiHome, maka pemilih akan bisa menghemat pengeluaran bulanan mereka. Setidaknya dalam masa kampanye atau diperpanjang saat politisi terkait terpilih dalam lima tahun ke depan. Selain itu, dengan adanya ikatan seperti ini bisa ikut memberikan pendidikan politik yang sehat bagi pemilih. 

Terutama dalam mengecek program masing-masing calon via internet dan membuat masyarakat makin melek literasi politik, tentang keterwakilan maupun kontrol kebijakan ke depan.

Create by adi nugroho/initial_die
Create by adi nugroho/initial_die

Terakhir, ide semacam ini bukannya tanpa celah dan koreksi. Karena ada banyak faktor lain yang bakal menentukan popularitas dan elektabilitas calon. Meski demikian, daripada semakin merusak pandangan dan lingkungan dengan pemasangan baliho/spanduk di sudut-sudut jalan bahkan batang pohon dan tiang listrik, yang bisa jadi tidak efektif menjangkau pemilik suara, cara Gen-Z semacam ini patut dipertimbangkan. Apalagi bila disertai inovasi dan niat tulus untuk menciptakan dinamika politik yang sehat, damai, dan beradab. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun