Dengan memberikan paket internet bulanan dari rumah ke rumah, maka keterikatan antara pemilih dan yang dipilih bisa berlangsung cukup lama. Tidak dalam hitungan hari melainkan bulan.
Bila menilik rentang waktu kampanye Pemilu 2024 yang dimulai 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024, maka setidaknya ada waktu 2,5 bulan untuk menggencarkan komunikasi politik via internet rumahan ini.
Lagi-lagi, bagaimana caranya?
1. Pendekatan rumah ke rumah
Dengan menggandeng IndiHome, si calon mendatangi rumah pemilik suara dan memasang perute (router) Internet Provider. Seluruh pembiayaan pemasangan plus tagihan bulan pertama ditanggung oleh si calon. Anggap saja paket termurah IndiHome dari Telkom Indonesia ini Rp 300 ribuan/bulan. Maka dengan modal Rp 30 juta si calon bisa menjangkau hingga 100 rumah. Dengan rata-rata pemilih tiap rumah 2-5 orang, 200-500 pemilih bisa dijangkau.
2. Mengkoordinir kelompok
Bila cara pertama dianggap terlalu mahal, maka bisa menggunakan metode kelompok. Yakni dengan memberikan paket internet dan pemasangan seperti cara pertama kepada sejumlah kelompok di dapil. Misalkan, karang taruna, kelompok tani, atau ibu-ibu PKK. Tempat di mana mereka sering berkumpul menjadi titik pemasangan router dan perlengkapan yang dibutuhkan. Cara ini juga bisa digunakan untuk kumpulan RT atau RW misalnya.
3. Patungan dengan afiliasi
Secara politik, biasanya calon legislatif pasti akan berkaitan secara berjenjang saat kampanye. Misalkan beberapa orang calon DPRD kabupaten/kota akan memiliki masing-masing satu afiliasi calon di atasnya, yaitu calon DPRD provinsi dan calon DPR RI dari partai mereka. Pembiayaan pun bisa ditanggung bersama sehingga lebih terjangkau.
Keuntungan bagi Calon
Bagi calon yang belum memiliki tabungan elektoral kultural yang mendalam bisa memanfaatkan cara ini untuk menggaet suara yang masih mengambang. Melalui media kampanye yang dipasang saat masuk (login) di tiap titik, si calon bisa memasang wajah, nama, bahkan slogan hingga logo partainya di layar login.Â