Mohon tunggu...
Adinda Sekar Nur Affiah
Adinda Sekar Nur Affiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Nama : Adinda Sekar Nur Affiah Nim: 43222010043 Jurusan: Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Dosen pengampu: Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada upaya pencegahan korupsi

11 November 2023   13:21 Diperbarui: 11 November 2023   13:21 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat oleh penulis

Namun dalam pembahasan Serat Wedgatama sangat di ajarkan untuk memiliki sikap kepemimpinan yang baik dan bermanfaat bagi Masyarakat, tidak hanya itu saja, pemimpin juga di nasihatkan untuk menerapkan beberapa hal yang ada dalam Serat Wedhatama karya KGPAA Mangkunegara IV, seperti menerapkan nilai - nilai yang terkandung dan sifat-sifat kepemimpinan seperti rendah hati dan sabar yang terdapat dalam Serat Wedhatama bertujuan untuk menciptakan pemimpin yang meminimalisir korupsi dalam pemerintahan dan masa KGPAA Mangkunegara IV.

Kepemimpinan memiliki peran krusial dalam kelangsungan suatu negara dan masyarakat, namun Indonesia menghadapi tantangan terkait kepemimpinannya. Pemimpin-pemimpin cenderung merasa ragu dalam memilih tipe kepemimpinan yang sesuai untuk memimpin negara ini. Di sisi lain, semua orang menginginkan pemimpin yang dapat dipercaya dan mampu menciptakan perubahan positif. Krisis kepemimpinan di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingginya tingkat korupsi di kalangan pemimpin saat menjabat. Secara faktual, korupsi telah menjadi masalah umum di Indonesia.

Konsep kepemimpinan dalam Serat Wedhatama memiliki dasar pada tiga hal yaitu wirya, arta, dan winasis. Pesan yang diwariskan oleh leluhur adalah pesan yang luhur. Jika dilihat dari segi urutan, konsep tersebut direkonstruksi menjadi winasis, wirya, dan arta.

Winasis adalah tingkat kebijaksanaan yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang sungguh-sungguh. Ketika seseorang mencapai tingkat winasis yang tinggi, akan lebih mudah bagi mereka mencapai wirya, yang mencakup kekuasaan, keluhuran, dan keperwiraan. Seorang pemimpin yang mencapai puncak kekuasaannya diharapkan memiliki kemampuan untuk menjalankan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Terakhir, terdapat arta, yang biasanya diartikan sebagai uang atau kekayaan. Namun, dalam pemahaman Serat Wedhatama, arta bukanlah tujuan utama, melainkan alat untuk mencapai tujuan.

Jika seseorang tidak berhasil mencapai salah satu dari tiga aspek tersebut, maka harga diri manusia akan merosot dan mengalami kemunduran. Individu tersebut dapat menjadi seperti daun jati yang kering, akhirnya hanya mengalami penderitaan, terdampar sebagai pengemis, dan kehilangan arah. Sebagai contoh dalam sebuah organisasi seperti di sekolah, seorang pemimpin diidentifikasi sebagai individu yang bersedia belajar dengan tekun, melaksanakan tugas kepemimpinan dengan penuh tanggung jawab, dan menggerakkan organisasi ke arah kemajuan. Dalam konteks kepemimpinan sekolah, hal ini merujuk pada kepemimpinan struktural di mana pemimpin memiliki peran penting dalam memberikan motivasi agar bawahan dapat melaksanakan kegiatan atau tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dalam kepemimpinan pasti ada beberapa pemimpin yang menjabat melakukan tindakan penggelapan dana atau korupsi, korupsi dalam kepemimpinan terjadi karena pemimpin yang memiliki jabatan penting melakukan penyalah gunaan kekuasaan, manipulative proses keputusan atau memperkaya diri sendiri secara tidak sah. Namun korupsi tidak hanya dilakukan oleh para pejabat tinggi, di Masyarakat kecil korupsi juga terjadi dalam bentuk pungutan liar atau pungutan illegal oleh apparat keamanan sekitar. Contohnya, meminta uang atau barang sebagai imbaalan untuk memberikan izin pelayanan yang seharusny gratis tanpa memungut biaya apapun.

Korupsi merupakan Tindakan yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan dan kedudukan oleh individual tau kelompok untuk memperoleh keuntungan pribadi secara tidak sah, biasanya keuntungan yang diperoleh melalui korupsi berupa uang, harta benda, atau keistimewahan lainnya. Ada juga beberapa dampak yang merugikan baik secara ekonomi yang bisa menghambat investasi dan mengurangi pelayanan public. Sedangkan secara sosial, korupsi dapat merusak kepercayaan Masyarakat dan memperburuk kesenjangan sosial yang ada di Indonesia.

Saat memahami Serat Wedhatama, kita sebaiknya tidak mengartikan harta sebagai tujuan utama. Dalam konteks ini, harta seharusnya dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Keluarga perlu memiliki harta agar kehidupan rumah tangga bisa berjalan dengan baik, anak-anak dapat tumbuh dengan kesehatan yang baik, menyelesaikan pendidikan mereka, serta menjadi orang yang bermanfaat di masa depan.

Gambar dibuat oleh penulis
Gambar dibuat oleh penulis

Mengapa para pemimpin melakukan korupsi? Karena para pemimpin yang berkuasa tidak menerapkan good government dan clean government yang seharusnya memprioritaskan kepentingan publik dan memberikan hak bagi publik untuk mengawasi para politisi yang mengendalikan pemerintahan. Para politisi dan pejabat negara sering kali tidak menghormati aspirasi rakyat, tetapi justru mencari sebanyak-banyaknya keuntungan pribadi dari rakyat. Dampak dari krisis kepemimpinan ini adalah meningkatnya kasus korupsi yang dianggap wajar di Indonesia.

Maka dari itu, pemimpin harus terlebih dahulu membaca atau mempelajari Serat Wedhatama karya KGPAA Mangkunegara IV, karena terdapat nilai -- nilai Serat Wedhatama sudah di jelaskan bahwa pemimpin tidak boleh memiliki sikap egois untuk kepentingan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain, terlebih lagi bagi orang - orang yang sangat membutuhkan hak tersebut namun para pemimpin tidak mmberikannya. Penting untuk menghindari sikap egois dalam Upaya pencegahan korupsi, karena hal ini dapat merusak tata Kelola yang baik, merugikan kepentingan umum dan melemahkan Upaya pencegahan korupsi secara keseluruhan. Sebaiknya, sikap professional, integritas dan kepentingan umum harus menjadi prioritas dalam memerangi korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun