Mohon tunggu...
Adinda Sekar Nur Affiah
Adinda Sekar Nur Affiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Nama : Adinda Sekar Nur Affiah Nim: 43222010043 Jurusan: Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Dosen pengampu: Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada upaya pencegahan korupsi

11 November 2023   13:21 Diperbarui: 11 November 2023   13:21 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat oleh penulis

Sebelum membahas Diskursus Kepemimpinan Sarat Wedotomo KGPAA Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Serat Wedhatomo? siapa KGPAA Mangkunegara IV? dan bagaimana cara beliau mengajarkan kepada kita Upaya pencegahan korupsi pada Serat Wedhatomo.

  • KGPAA Mangkunegara IV

KGPAA Mangkunegara IV, yang serta dikenal sebagai Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara, merupakan Raja Mangkunegara keempat yang memerintah dari tahun 1853 sampai 1881 di Kesultanan Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah. Beliau mempunyai nama spesial ialah R.M Sudira.

KGPAA Mangkunegara IV merupakan penguasa yang adil, bijaksana dan terkenal akan kepeduliannya terhadap rakyatnya. Beliau berfokus pada kemajuan ekonomi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur di wilayah Mangkunegaran. KGPAA Mangkunegara IV sendiri memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan mempertahankan kemerdekaan serta otonomi wilayah Mangkunegaran. Selama masa pemerintahannya, KGPAA Mangkunegaran IV tetap kuat dan berkembang meskipun berada di bawah kekuasaan Belanda.

Semenjak KGPAA MAngkunegara IV memimpin, perekonomian Mangkunegara sangat stabil karena, pada masa pemerintahan Mangkunegara IV beliau dapat mendirikan 2 pabrik gula di daerah Malang Jiwan yang terletak di sebelah barat wilayah Mangkunegara pada tahun 1861 dan daerah karanganyar yang terletak di sebelah timur wilayang Mangkunegara pada tahun 1871. Kedua pabrik gula tersebut memiliki peranan yang penting alam pengembangan produksi gula di pulau jawa saat masa itu, tidak hanya mendirikan pabrik gulu Mangkunegara IV serta mendirikan Kebun teh, kopi, cengkeh di lereng gunung Lawu untuk menciptakan keuntungan berlimpah. KGPAA Mangkunegara IV pula mengawali Pembangunan Stasiun Solo Balapan selaku bagian dari pengembangan jalan kereta api arah Solo -- Semarang, stasiun balapan pula tersambung dengan stasiun -- stasiun bernilai semacam Purwosari, Sriwedari serta Jebres.

KGPAA Mangkunegara IV juga memiliki kontribusi besar dalam melestarikan seni dan budaya Jawa. Beliau adalah pelindung dan pemelihara seni wayang. Beliau senantiasa menunjang pertunjukan wayang, baik wayang kulit ataupun wayang orang, serta mendorong pelatihan dan pengajaran seni wayang kepada generasi muda. Selain itu, beliau juga membuat beberapa karya sastra jawa yang berisi tentang moral moral dalam kehiupan salah satunya yaitu Serat Wedhatama. Karya-karyanya tidak hanya memberikan manfaat kepada rakyat Mangkunegaran pada saat itu, tetapi juga meninggalkan warisan dan inspirasi bagi generasi mendatang. KGPAA Mangkunegara IV adalah tokoh yang dihormati dan diingat karena kontribusinya dalam menjaga dan memajukan Mangkunegaran dalam perekonomian, Pendidikan, serta kebudayaan Jawa.

  • Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV

Gambar dibuat oleh penulis
Gambar dibuat oleh penulis

Apa yang maksud dengan Serat Wedhatama? Serat serta Wedhatama mempunyai makna yang signifikan, Serat berarti tulisan ataupun karya yang berupa tulisan, sebaliknya Wedhatama sendiri mempunyai makna, yakni kata" wedha" berarti ilmu serta" tama" berarti utama, hingga wedhatama merupakan pengetahuan yang utama. Serat Wedhatama ialah salah satu kitab Jawa Kuno (kitab piwulang dan piweling) yang sangat popular digolongan warga Jawa pada masa dulu, apalagi Serat Wedhatama ini sangat di kenali oleh warga Mangkunegara ataupun warga Yogyakarta, bahkan Serat Wedhatama pula diketahui serta dihafal hingga sebagian pelosok desa di jawa. Dalam Serat Wedhatama ada piwulang serta piweling luhur yang berisi tentang konsep ketuhanan, kemasyarakatan serta kemanusiaan.

Serat Wedhatama sebenarnya tidak dimaksudkan menjadi karya yang bertujuan mengajarkan kepemimpinan Jawa. tetapi, dari makna istilah "wedhatama" yang berarti pengetahuan buat mencapai keutamaan serta keluhuran hidup, bisa ditinjau bahwa Serat Wedhatama berisi pengetahuan yang dapat dijadikan bahan pengajaran pada mencapai keutamaan serta keluhuran hidup dan  kehidupan umat manusia.

Namun, Serat Wedhatama merupakan salah satu karya sastra penting yang dikaitkan dengan KGPAA Mangkunegara IV atau Raja Mangkunegaran keempat karena Karya ini merupakan sebuah manuskrip yang ditulis oleh beliau sendiri. Serat Wedhatama berisi ajaran dan nasihat moral yang memberikan panduan kehidupan yang baik dan bijaksana. Dalam karya Serat Wedhatama mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh beliau, seperti etika hidup, kejujuran, dan rasa saling menghormati. Serat Wedhatama menjadi pedoman bagi masyarakat Mangkunegaran dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Karya sastra ini tetap dihargai dan dianggap sebagai karya yang bernilai hingga saat ini, karena pesan-pesannya yang relevan dan dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks kehidupan. Beliau juga menekankan pentingnya menghormati Tuhan serta menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Serat Wedhatama menjadi bukti bahwa beliau adalah pemimpin yang peduli akan pembinaan moral dan spiritual masyarakatnya.

Tujuan Mangkunegara IV menulis Serat Wedhatama artinya menyampaikan nasehat serta bimbingan kepada para ahli waris untuk memakai serta lebih mengamalkan ilmu kepercayaan  yang diwariskan secara turun temurun oleh para kerabat kerajaan yaitu "Agama ageming aji" merupakan kepercayaan  yang disandang para bangsawan. Nasehat ini diberikan pada empat bab, setiap bab memiliki contoh ayat sesuai dengan isi panduan, nasehat utama merupakan pedoman sikap akhlak Masyarakat.

Dalam serat wedhatama, terdapat 4 sembah yang terdiri dari: (1)Sembah raga, yang dimaknai dengan perlunya olahraga untuk Kesehatan. (2)Sembah cipta, yang dimaknai sebagai memberi pelajaran yang nyata misalnya ilmu pengetahuan,seni budaya atau pengalaman hidup. (3)Sembah jiwa, yang dimaknai sebagai menambahkan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa dengan cara menganut agama. (4)Sembah rasa, yang dimaknai sebagai tujuan akhir dalam kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun