Oleh : Adinda Maulana Diningrat
China pada tahun 2001 secara resmi telah menjadi anggota dari salah satu WTO hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat sehingga mampu membuat pertumbuhan Ekonomi China yang  berkembang sangat cepat. Dengan masuknya China dalam organisasi besar didunia membuat pintu perdagangan China semakin luas. Hal ini membuat pemerintah China berharap akan meluasnya investasi asing dari sesama anggota WTO dan nilai ekspor yang meningkat.Â
Meskipun  hal ini berdampak positif dalam pertumbuhan ekonomi di China, tetapi berbanding terbalik bagi negara Amerika Serikat. Ketimpangan neraca perdagangan yang di alami di Amerika Serikat pada tahun 2008 ini berdampak pada krisis ekonomi global mempengaruhi jumlah penanaman modal asing yang masuk di China karena banyak perusahaan terutama Amerika serikat baik dalam skala besar maupun kecil menutup pabriknya di China. Â
Krisis ekonomi global tahun 2008 di Amerika Serikat ini mempengaruhi perekonomian dari berbagai negara. Pada saat itu Amerika Serikat memiliki tantangan tersendiri terhadap China dikarenakan ekspor China ke Amerika Serikat sekitar $125 miliar lebih besar dibanding ekspor Amerika Serikat ke China yang hanya $19 miliar. Â Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah karena tidak bisa membeli barang-barang produksi di Amerika Serikat dibandingkan dengan masyarakat Amerika Serikat yang lebih konsumtif. Â
Selain itu juga, Pemerintah China yang menetapkan nilai mata uang Yuan yang lebih rendah terhadap Dollar Amerika Serikat. Sehingga membuat harga barang produksi dinegara China lebih murah dibandingkan harga produksi Amerika Serikat yang masuk ke China. Meskipun demikian hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan China sudah berlangsung lama. Hubungan antara kedua negara pun tidak selalu baik, walaupun dari kedua negara itu serig melakukan kunjungan hal ini demi kepentingan masing-masing tiap negara.
Perang dagang sendiri merupakan konflik ekonomi yang menyebabkan suatu negara mengalami penghambatan siklus perdagangan dengan mengenakan tarif tinggi terhadap negara yang seharusnya menjadi negara sahabat. Selain itu Perang dagang dapat di artikan sebagai konflik ekonomi antara dua atau lebih negara yang melibatkan pembatasan perdagangan internasional, seperti tarif impor yang tinggi, kuota impor, dan pembatasan investasi. Perang dagang dapat timbul sebagai respons terhadap ketidakadilan perdagangan atau dalam upaya melindungi industri domestik Dalam hukum perdagangan Internasional, negara-negara anggota dari WOT sendiri diwajibkan untuk melindungi barang-barang di dalam negeri terhadap tarif barang-barang berbahaya yang digunakan untuk ekspor dan impor. Â
Adapun beberapa hambatan yang diberlakukan pada general Agreement on Tarif and Trade antara lain : A. Tarif atau biasa dikeal dengan pajak masuk. Hal ini dapat kita lihat ketika kenaikan harga impor yang menyebabkan harga impor naik (Mitsuo Marsushita, 2015). B. State-treading yang merupakan perusahaan badan usaha milik negara yang dapat mengganggu dan mengambil keuntungan dari prinsi-prinsip pasar bebas dalam WOT degan cara memiringkan arus pasar modal (Mitsuo Marsushita, 2015). C. Hambatan non-tarif diyakini menghambat aliran barang dan jasa ke negara manapun (Kindleberger dan Lindert, 1978). Â Â
Kebijakan Ekonomi Internasional China sendiri biasa disebut sebagai " Mimpi China" yang diluncurkan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2012 dengan tujuan utamanya yaitu membangun masyarakat madani pada tahun 2021 dan modernisasi pada tahun 2049. Presiden sebelumnya dari Partai Komunis China, Hu Jintao, menyatakan bahwa "kami harus secara kokoh mengacu kepada pemikiran strategis di mana hanya mengutamakan pembangunan" dalam pidatonya pada pertemuan kongres partai komunis ke-18 pada tahun 2012. Tujuan-tujuan ini merupakan inti dari nilai-nilai partai komunis China. Berdasarkan pernyataan tersebut, Xi Jinping membangun kebijakan impian China dalam tiga bidang: ekonomi, politik, dan keamanan (Li, 2015).
Selain itu Amerika serikat sendiri mempunyai Visi dan misi yang disebut dengan  "we make America great again" ditetapkan pada tahun 2017 oleh Presiden Donald Trump. Slogan "great again" menggambarkan negara Amerika yang makmur, hebat, dan berjaya dalam bidang apapun, termasuk perekonomian, industri, teknologi, dan militer. Kebijakan yang dibuat selama pemerintahan Presiden Trump bertujuan untuk meningkatkan perekonomian negara, memakmurkan masyarakat Amerika Serikat, dan mempertahankan status negara adidaya dengan memperluas kerja sama ekonomi global dalam bidang perdagangan bebas, ekspor impor, dan investasi saham internasional. Presiden Trump sering melakukan kunjungan ke negara-negara Asia untuk mendukung kebijakan Free and Open Indo Pacificdan mendorong kerja sama untuk menjaga jalur laut.
 Presiden Trump juga berbicara tentang keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik, terutama untuk menghentikan ekspansi militer Tiongkok di Laut China Selatan dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Dengan kata lain, kebijakan Amerika Serikat tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka bertujuan untuk meminimalkan dampak kebijakan "mimpi  cina" China pada wilayah tersebut dan mendorong kerja sama antar negara di wilayah tersebut untuk memperoleh kontrol atas sumber daya yang ada di sana.Â
Sebagaimana dibahas dalam teori kebijakan luar negeri (Palmer & Morgan (2006) bahwa kebijakan luar negeri akan digunakan untuk mempertahankan kondisi bila ada negara lain yang berusaha mengubah tatanan politik internasional. Sehingga kebijakan luar negeri adalah sebuah proses dari sebuah pengambilan keputusan untuk mempertahankan sebuah kepentingan negara. Â
Selain itu Trump juga mengeluarkan kebijakan kebijakan penaikan tarif impor produk China. Pemerintah Amerika Serikat akan memberlakukan bea masuk 20 persen untuk impor, bea masuk akan turun menjadi masing-masing 16 persen dan 50 persen pada tahun ketiga. Impor sel-sel surya dan modul dikenakan bea masuk sebesar 30 persen untuk tahun pertama, yang akan turun menjadi 15 persen pada tahun keempat. Solar sel berkapasitas 2,5 gigawatts yang belum dirakit, bebas bea impor setiap tahunnya. Bea masuk yang ditetapkan untuk mesin cuci impor melebihi batas rekomendasi paling keras dari anggota International Trade Commission /ITC, sedangkan bea masuk untuk panel surya lebih rendah dari yang diharapkan oleh para produsen domestik. Di tengah kekhawatiran langkah itu akan memicu perang dagang, Trump menyatakan dumping baja dan aluminium di Amerika sebagai "serangan terhadap negara kita" dan mengisyaratkan agar produsen asing memindah fasilitas mereka ke Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyebut AS dan negaranya sepatutnya menjadi mitra, bukan musuh dalam perdagangan. Perang dagang yang muncul akibat kebijakan Trump ini, menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Foundation/IMF), Christine Lagarde, tidak akan menguntungkan pihak manapun.20 Lagarde berkata, perang dagang itu justru berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi global. Trump mengklaim kebijakan ini untuk melindungi pekerja dalam negerinya. Â
Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut tentu sangat memberikan dampak buruk bagi China. Karena pemasukan terbesar China adalah melalui kegiatan ekspor impor. Dimana kebijakan yang dikeluarkan Trump tersebut membuat terjadinya ketimpangan pemasukan devisa China. Presiden China, Xi Jinping pun tidak diam. Presiden Xi melakukan aksi balasan atau counter attack terhadap China. Presiden Xi merasa terganggu dengan adanya kebijakan China tersebut. China langsung melontarkan balasan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemarin menekankan memorandum pengenaan tarif pada produk China bernilai US$ 60 miliar.
Pemerintah China juga mengatakan akan mengadukan AS ke World Trade Organization (WTO). Negeri Tirai Bambu ini berencana mernapkan tarif impor daging babi dari AS sebesar 25%, dan tarif 15% atas produk pipa baja, buah, dan anggur. Pemerintah China telah merespon kebijakan pengenaan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Kementerian perdagangan China mengajukan daftar 128 barang yang berpotensi untuk dikenakan tarif pula. Meskipun demikian, kementerian perdagangan China tidak memberikan rincian mengenai pengenaan tarif impor tersebut. Produk pertanian AS, khususnya kacang kedelai, dinilai akan menjadi yang paling terdampak dalam kebijakan balasan China tersebut. Â
Dampak yang terjadi akibat perang dagang ini sangat signifikan terhadap beberapa sistem seperti sistem moneter global yaitu :
Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar Keuangan : Perang dagang telah meningkatkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global. Investor menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil risiko, yang menyebabkan penurunan nilai tukar mata uang berisiko dan peningkatan permintaan untuk aset safe haven seperti emas dan yen Jepang, dan juga ketidakpastian ini juga telah berdampak negatif pada investasi dan perdagangan global.
Pelemahan Pertumbuhan Ekonomi Global : Hal ini disebabkan oleh terganggunya rantai pasokan global, menurunnya permintaan konsumen dan bisnis, dan berkurangnya investasi. Pelemahan ini telah berdampak pada negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia
Penurunan Permintaan Dolar AS : Dolar AS telah mengalami pelemahan terhadap beberapa mata uang utama lainnya sejak dimulainya perang dagang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk: Penurunan pertumbuhan ekonomi AS,Meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, Diversifikasi cadangan mata uang oleh bank sentral global dari dolar AS ke mata uang lainnya.
Meningkatnya Risiko Fragmentasi Sistem Moneter Global : Hal ini dapat terjadi jika negara-negara mulai membentuk blok mata uang mereka sendiri atau menggunakan mata uang alternatif untuk perdagangan dan investasi. Fragmentasi dapat menyebabkan sistem moneter global menjadi lebih kompleks dan mahal, dan dapat menghambat perdagangan dan investasi global.
Dampak yang terjadi di Indonesia sendiri antara lain yaitu :Pelemahan ekonomi global dan terganggunya rantai pasokan global telah berdampak negatif pada ekspor Indonesia, terutama produk elektronik dan tekstil, Nilai tukar Rupiah juga mengalami tekanan akibat pelemahan dolar AS. Adanya beberapa dampak tersebut membuat Pemerintah Indonesia  mengambil beberapa langkah untuk memitigasi dampak perang dagang seperti meningkatkan diversifikasi pasar ekspor, memperkuat daya saing produk dalam negeri dan mendorong investasi domestik.
Kesimpulannya dengan adanya perang dagang antara kedua negara tentunya merugikan kedua belah pihak tersebut. Selain itu juga memberikan dampak negatif yang sangat signifikan terhadap sistem moneter global. Dampak positif tentunya dapat dirasakan oleh beberapa negara yang tidak terlibat langsung dalam konflik , meskipun demikian dampak positif tersebut tidak dapat menjamin terjadi bahkan tergantung oleh beberapa faktor.Oleh : Adinda Maulana Diningrat
China pada tahun 2001 secara resmi telah menjadi anggota dari salah satu WTO hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat sehingga mampu membuat pertumbuhan Ekonomi China yang  berkembang sangat cepat. Dengan masuknya China dalam organisasi besar didunia membuat pintu perdagangan China semakin luas. Hal ini membuat pemerintah China berharap akan meluasnya investasi asing dari sesama anggota WTO dan nilai ekspor yang meningkat.Â
Meskipun  hal ini berdampak positif dalam pertumbuhan ekonomi di China, tetapi berbanding terbalik bagi negara Amerika Serikat. Ketimpangan neraca perdagangan yang di alami di Amerika Serikat pada tahun 2008 ini berdampak pada krisis ekonomi global mempengaruhi jumlah penanaman modal asing yang masuk di China karena banyak perusahaan terutama Amerika serikat baik dalam skala besar maupun kecil menutup pabriknya di China. Â
Krisis ekonomi global tahun 2008 di Amerika Serikat ini mempengaruhi perekonomian dari berbagai negara. Pada saat itu Amerika Serikat memiliki tantangan tersendiri terhadap China dikarenakan ekspor China ke Amerika Serikat sekitar $125 miliar lebih besar dibanding ekspor Amerika Serikat ke China yang hanya $19 miliar. Â Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah karena tidak bisa membeli barang-barang produksi di Amerika Serikat dibandingkan dengan masyarakat Amerika Serikat yang lebih konsumtif. Â Selain itu juga, Pemerintah China yang menetapkan nilai mata uang Yuan yang lebih rendah terhadap Dollar Amerika Serikat. Sehingga membuat harga barang produksi dinegara China lebih murah dibandingkan harga produksi Amerika Serikat yang masuk ke China. Meskipun demikian hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan China sudah berlangsung lama. Hubungan antara kedua negara pun tidak selalu baik, walaupun dari kedua negara itu serig melakukan kunjungan hal ini demi kepentingan masing-masing tiap negara.
Perang dagang sendiri merupakan konflik ekonomi yang menyebabkan suatu negara mengalami penghambatan siklus perdagangan dengan mengenakan tarif tinggi terhadap negara yang seharusnya menjadi negara sahabat. Selain itu Perang dagang dapat di artikan sebagai konflik ekonomi antara dua atau lebih negara yang melibatkan pembatasan perdagangan internasional, seperti tarif impor yang tinggi, kuota impor, dan pembatasan investasi. Perang dagang dapat timbul sebagai respons terhadap ketidakadilan perdagangan atau dalam upaya melindungi industri domestik Dalam hukum perdagangan Internasional, negara-negara anggota dari WOT sendiri diwajibkan untuk melindungi barang-barang di dalam negeri terhadap tarif barang-barang berbahaya yang digunakan untuk ekspor dan impor. Â
Adapun beberapa hambatan yang diberlakukan pada general Agreement on Tarif and Trade antara lain : A. Tarif atau biasa dikeal dengan pajak masuk. Hal ini dapat kita lihat ketika kenaikan harga impor yang menyebabkan harga impor naik (Mitsuo Marsushita, 2015). B. State-treading yang merupakan perusahaan badan usaha milik negara yang dapat mengganggu dan mengambil keuntungan dari prinsi-prinsip pasar bebas dalam WOT degan cara memiringkan arus pasar modal (Mitsuo Marsushita, 2015). C. Hambatan non-tarif diyakini menghambat aliran barang dan jasa ke negara manapun (Kindleberger dan Lindert, 1978). Â Â
Kebijakan Ekonomi Internasional China sendiri biasa disebut sebagai " Mimpi China" yang diluncurkan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2012 dengan tujuan utamanya yaitu membangun masyarakat madani pada tahun 2021 dan modernisasi pada tahun 2049. Presiden sebelumnya dari Partai Komunis China, Hu Jintao, menyatakan bahwa "kami harus secara kokoh mengacu kepada pemikiran strategis di mana hanya mengutamakan pembangunan" dalam pidatonya pada pertemuan kongres partai komunis ke-18 pada tahun 2012. Tujuan-tujuan ini merupakan inti dari nilai-nilai partai komunis China. Berdasarkan pernyataan tersebut, Xi Jinping membangun kebijakan impian China dalam tiga bidang: ekonomi, politik, dan keamanan (Li, 2015).
Selain itu Amerika serikat sendiri mempunyai Visi dan misi yang disebut dengan  "we make America great again" ditetapkan pada tahun 2017 oleh Presiden Donald Trump. Slogan "great again" menggambarkan negara Amerika yang makmur, hebat, dan berjaya dalam bidang apapun, termasuk perekonomian, industri, teknologi, dan militer. Kebijakan yang dibuat selama pemerintahan Presiden Trump bertujuan untuk meningkatkan perekonomian negara, memakmurkan masyarakat Amerika Serikat, dan mempertahankan status negara adidaya dengan memperluas kerja sama ekonomi global dalam bidang perdagangan bebas, ekspor impor, dan investasi saham internasional. Presiden Trump sering melakukan kunjungan ke negara-negara Asia untuk mendukung kebijakan Free and Open Indo Pacificdan mendorong kerja sama untuk menjaga jalur laut.
 Presiden Trump juga berbicara tentang keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik, terutama untuk menghentikan ekspansi militer Tiongkok di Laut China Selatan dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Dengan kata lain, kebijakan Amerika Serikat tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka bertujuan untuk meminimalkan dampak kebijakan "mimpi  cina" China pada wilayah tersebut dan mendorong kerja sama antar negara di wilayah tersebut untuk memperoleh kontrol atas sumber daya yang ada di sana. Sebagaimana dibahas dalam teori kebijakan luar negeri (Palmer & Morgan (2006) bahwa kebijakan luar negeri akan digunakan untuk mempertahankan kondisi bila ada negara lain yang berusaha mengubah tatanan politik internasional. Sehingga kebijakan luar negeri adalah sebuah proses dari sebuah pengambilan keputusan untuk mempertahankan sebuah kepentingan negara. Â
Selain itu Trump juga mengeluarkan kebijakan kebijakan penaikan tarif impor produk China. Pemerintah Amerika Serikat akan memberlakukan bea masuk 20 persen untuk impor, bea masuk akan turun menjadi masing-masing 16 persen dan 50 persen pada tahun ketiga. Impor sel-sel surya dan modul dikenakan bea masuk sebesar 30 persen untuk tahun pertama, yang akan turun menjadi 15 persen pada tahun keempat. Solar sel berkapasitas 2,5 gigawatts yang belum dirakit, bebas bea impor setiap tahunnya. Bea masuk yang ditetapkan untuk mesin cuci impor melebihi batas rekomendasi paling keras dari anggota International Trade Commission /ITC, sedangkan bea masuk untuk panel surya lebih rendah dari yang diharapkan oleh para produsen domestik. Di tengah kekhawatiran langkah itu akan memicu perang dagang, Trump menyatakan dumping baja dan aluminium di Amerika sebagai "serangan terhadap negara kita" dan mengisyaratkan agar produsen asing memindah fasilitas mereka ke Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyebut AS dan negaranya sepatutnya menjadi mitra, bukan musuh dalam perdagangan. Perang dagang yang muncul akibat kebijakan Trump ini, menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Foundation/IMF), Christine Lagarde, tidak akan menguntungkan pihak manapun.20 Lagarde berkata, perang dagang itu justru berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi global. Trump mengklaim kebijakan ini untuk melindungi pekerja dalam negerinya. Â
Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut tentu sangat memberikan dampak buruk bagi China. Karena pemasukan terbesar China adalah melalui kegiatan ekspor impor. Dimana kebijakan yang dikeluarkan Trump tersebut membuat terjadinya ketimpangan pemasukan devisa China. Presiden China, Xi Jinping pun tidak diam. Presiden Xi melakukan aksi balasan atau counter attack terhadap China. Presiden Xi merasa terganggu dengan adanya kebijakan China tersebut. China langsung melontarkan balasan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemarin menekankan memorandum pengenaan tarif pada produk China bernilai US$ 60 miliar.Pemerintah China juga mengatakan akan mengadukan AS ke World Trade Organization (WTO). Negeri Tirai Bambu ini berencana mernapkan tarif impor daging babi dari AS sebesar 25%, dan tarif 15% atas produk pipa baja, buah, dan anggur. Pemerintah China telah merespon kebijakan pengenaan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Kementerian perdagangan China mengajukan daftar 128 barang yang berpotensi untuk dikenakan tarif pula. Meskipun demikian, kementerian perdagangan China tidak memberikan rincian mengenai pengenaan tarif impor tersebut. Produk pertanian AS, khususnya kacang kedelai, dinilai akan menjadi yang paling terdampak dalam kebijakan balasan China tersebut. Â
Dampak yang terjadi akibat perang dagang ini sangat signifikan terhadap beberapa sistem seperti sistem moneter global yaitu :
Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar Keuangan : Perang dagang telah meningkatkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global. Investor menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil risiko, yang menyebabkan penurunan nilai tukar mata uang berisiko dan peningkatan permintaan untuk aset safe haven seperti emas dan yen Jepang, dan juga ketidakpastian ini juga telah berdampak negatif pada investasi dan perdagangan global.
Pelemahan Pertumbuhan Ekonomi Global : Hal ini disebabkan oleh terganggunya rantai pasokan global, menurunnya permintaan konsumen dan bisnis, dan berkurangnya investasi. Pelemahan ini telah berdampak pada negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia
Penurunan Permintaan Dolar AS : Dolar AS telah mengalami pelemahan terhadap beberapa mata uang utama lainnya sejak dimulainya perang dagang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk: Penurunan pertumbuhan ekonomi AS,Meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, Diversifikasi cadangan mata uang oleh bank sentral global dari dolar AS ke mata uang lainnya.
Meningkatnya Risiko Fragmentasi Sistem Moneter Global : Hal ini dapat terjadi jika negara-negara mulai membentuk blok mata uang mereka sendiri atau menggunakan mata uang alternatif untuk perdagangan dan investasi. Fragmentasi dapat menyebabkan sistem moneter global menjadi lebih kompleks dan mahal, dan dapat menghambat perdagangan dan investasi global.
Dampak yang terjadi di Indonesia sendiri antara lain yaitu :Pelemahan ekonomi global dan terganggunya rantai pasokan global telah berdampak negatif pada ekspor Indonesia, terutama produk elektronik dan tekstil, Nilai tukar Rupiah juga mengalami tekanan akibat pelemahan dolar AS. Adanya beberapa dampak tersebut membuat Pemerintah Indonesia  mengambil beberapa langkah untuk memitigasi dampak perang dagang seperti meningkatkan diversifikasi pasar ekspor, memperkuat daya saing produk dalam negeri dan mendorong investasi domestik.
Kesimpulannya dengan adanya perang dagang antara kedua negara tentunya merugikan kedua belah pihak tersebut. Selain itu juga memberikan dampak negatif yang sangat signifikan terhadap sistem moneter global. Dampak positif tentunya dapat dirasakan oleh beberapa negara yang tidak terlibat langsung dalam konflik , meskipun demikian dampak positif tersebut tidak dapat menjamin terjadi bahkan tergantung oleh beberapa faktor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H