Mohon tunggu...
Adinda Maulana Diningrat
Adinda Maulana Diningrat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Dagang antara Amerika dan China terhadap Sistem Moneter Global

11 Juli 2024   02:59 Diperbarui: 11 Juli 2024   03:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar Keuangan : Perang dagang telah meningkatkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global. Investor menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil risiko, yang menyebabkan penurunan nilai tukar mata uang berisiko dan peningkatan permintaan untuk aset safe haven seperti emas dan yen Jepang, dan juga ketidakpastian ini juga telah berdampak negatif pada investasi dan perdagangan global.

Pelemahan Pertumbuhan Ekonomi Global : Hal ini disebabkan oleh terganggunya rantai pasokan global, menurunnya permintaan konsumen dan bisnis, dan berkurangnya investasi. Pelemahan ini telah berdampak pada negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia

Penurunan Permintaan Dolar AS : Dolar AS telah mengalami pelemahan terhadap beberapa mata uang utama lainnya sejak dimulainya perang dagang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk: Penurunan pertumbuhan ekonomi AS,Meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, Diversifikasi cadangan mata uang oleh bank sentral global dari dolar AS ke mata uang lainnya.

Meningkatnya Risiko Fragmentasi Sistem Moneter Global : Hal ini dapat terjadi jika negara-negara mulai membentuk blok mata uang mereka sendiri atau menggunakan mata uang alternatif untuk perdagangan dan investasi. Fragmentasi dapat menyebabkan sistem moneter global menjadi lebih kompleks dan mahal, dan dapat menghambat perdagangan dan investasi global.

Dampak yang terjadi di Indonesia sendiri antara lain yaitu :Pelemahan ekonomi global dan terganggunya rantai pasokan global telah berdampak negatif pada ekspor Indonesia, terutama produk elektronik dan tekstil, Nilai tukar Rupiah juga mengalami tekanan akibat pelemahan dolar AS. Adanya beberapa dampak tersebut membuat Pemerintah Indonesia  mengambil beberapa langkah untuk memitigasi dampak perang dagang seperti meningkatkan diversifikasi pasar ekspor, memperkuat daya saing produk dalam negeri dan mendorong investasi domestik.

Kesimpulannya dengan adanya perang dagang antara kedua negara tentunya merugikan kedua belah pihak tersebut. Selain itu juga memberikan dampak negatif yang sangat signifikan terhadap sistem moneter global. Dampak positif tentunya dapat dirasakan oleh beberapa negara yang tidak terlibat langsung dalam konflik , meskipun demikian dampak positif tersebut tidak dapat menjamin terjadi bahkan tergantung oleh beberapa faktor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun