Mohon tunggu...
Adinda Maulana Diningrat
Adinda Maulana Diningrat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Dagang antara Amerika dan China terhadap Sistem Moneter Global

11 Juli 2024   02:59 Diperbarui: 11 Juli 2024   03:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Oleh : Adinda Maulana Diningrat

China pada tahun 2001 secara resmi telah menjadi anggota dari salah satu WTO hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat sehingga mampu membuat pertumbuhan Ekonomi China yang  berkembang sangat cepat. Dengan masuknya China dalam organisasi besar didunia membuat pintu perdagangan China semakin luas. Hal ini membuat pemerintah China berharap akan meluasnya investasi asing dari sesama anggota WTO dan nilai ekspor yang meningkat. 

Meskipun  hal ini berdampak positif dalam pertumbuhan ekonomi di China, tetapi berbanding terbalik bagi negara Amerika Serikat. Ketimpangan neraca perdagangan yang di alami di Amerika Serikat pada tahun 2008 ini berdampak pada krisis ekonomi global mempengaruhi jumlah penanaman modal asing yang masuk di China karena banyak perusahaan terutama Amerika serikat baik dalam skala besar maupun kecil menutup pabriknya di China.  

Krisis ekonomi global tahun 2008 di Amerika Serikat ini mempengaruhi perekonomian dari berbagai negara. Pada saat itu Amerika Serikat memiliki tantangan tersendiri terhadap China dikarenakan ekspor China ke Amerika Serikat sekitar $125 miliar lebih besar dibanding ekspor Amerika Serikat ke China yang hanya $19 miliar.   Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah karena tidak bisa membeli barang-barang produksi di Amerika Serikat dibandingkan dengan masyarakat Amerika Serikat yang lebih konsumtif.  

Selain itu juga, Pemerintah China yang menetapkan nilai mata uang Yuan yang lebih rendah terhadap Dollar Amerika Serikat. Sehingga membuat harga barang produksi dinegara China lebih murah dibandingkan harga produksi Amerika Serikat yang masuk ke China. Meskipun demikian hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan China sudah berlangsung lama. Hubungan antara kedua negara pun tidak selalu baik, walaupun dari kedua negara itu serig melakukan kunjungan hal ini demi kepentingan masing-masing tiap negara.

Perang dagang sendiri merupakan konflik ekonomi yang menyebabkan suatu negara mengalami penghambatan siklus perdagangan dengan mengenakan tarif tinggi terhadap negara yang seharusnya menjadi negara sahabat. Selain itu Perang dagang dapat di artikan sebagai konflik ekonomi antara dua atau lebih negara yang melibatkan pembatasan perdagangan internasional, seperti tarif impor yang tinggi, kuota impor, dan pembatasan investasi. Perang dagang dapat timbul sebagai respons terhadap ketidakadilan perdagangan atau dalam upaya melindungi industri domestik Dalam hukum perdagangan Internasional, negara-negara anggota dari WOT sendiri diwajibkan untuk melindungi barang-barang di dalam negeri terhadap tarif barang-barang berbahaya yang digunakan untuk ekspor dan impor.  

Adapun beberapa hambatan yang diberlakukan pada general Agreement on Tarif and Trade antara lain : A. Tarif atau biasa dikeal dengan pajak masuk. Hal ini dapat kita lihat ketika kenaikan harga impor yang menyebabkan harga impor naik (Mitsuo Marsushita, 2015). B. State-treading yang merupakan perusahaan badan usaha milik negara yang dapat mengganggu dan mengambil keuntungan dari prinsi-prinsip pasar bebas dalam WOT degan cara memiringkan arus pasar modal (Mitsuo Marsushita, 2015). C. Hambatan non-tarif diyakini menghambat aliran barang dan jasa ke negara manapun (Kindleberger dan Lindert, 1978).    

Kebijakan Ekonomi Internasional China sendiri biasa disebut sebagai " Mimpi China" yang diluncurkan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2012 dengan tujuan utamanya yaitu membangun masyarakat madani pada tahun 2021 dan modernisasi pada tahun 2049. Presiden sebelumnya dari Partai Komunis China, Hu Jintao, menyatakan bahwa "kami harus secara kokoh mengacu kepada pemikiran strategis di mana hanya mengutamakan pembangunan" dalam pidatonya pada pertemuan kongres partai komunis ke-18 pada tahun 2012. Tujuan-tujuan ini merupakan inti dari nilai-nilai partai komunis China. Berdasarkan pernyataan tersebut, Xi Jinping membangun kebijakan impian China dalam tiga bidang: ekonomi, politik, dan keamanan (Li, 2015).

Selain itu Amerika serikat sendiri mempunyai Visi dan misi yang disebut dengan  "we make America great again" ditetapkan pada tahun 2017 oleh Presiden Donald Trump. Slogan "great again" menggambarkan negara Amerika yang makmur, hebat, dan berjaya dalam bidang apapun, termasuk perekonomian, industri, teknologi, dan militer. Kebijakan yang dibuat selama pemerintahan Presiden Trump bertujuan untuk meningkatkan perekonomian negara, memakmurkan masyarakat Amerika Serikat, dan mempertahankan status negara adidaya dengan memperluas kerja sama ekonomi global dalam bidang perdagangan bebas, ekspor impor, dan investasi saham internasional. Presiden Trump sering melakukan kunjungan ke negara-negara Asia untuk mendukung kebijakan Free and Open Indo Pacificdan mendorong kerja sama untuk menjaga jalur laut.

 Presiden Trump juga berbicara tentang keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik, terutama untuk menghentikan ekspansi militer Tiongkok di Laut China Selatan dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Dengan kata lain, kebijakan Amerika Serikat tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka bertujuan untuk meminimalkan dampak kebijakan "mimpi  cina" China pada wilayah tersebut dan mendorong kerja sama antar negara di wilayah tersebut untuk memperoleh kontrol atas sumber daya yang ada di sana. 

Sebagaimana dibahas dalam teori kebijakan luar negeri (Palmer & Morgan (2006) bahwa kebijakan luar negeri akan digunakan untuk mempertahankan kondisi bila ada negara lain yang berusaha mengubah tatanan politik internasional. Sehingga kebijakan luar negeri adalah sebuah proses dari sebuah pengambilan keputusan untuk mempertahankan sebuah kepentingan negara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun