Mohon tunggu...
Adinda Bunga
Adinda Bunga Mohon Tunggu... Arsitek - Pelajar

Saya merupakan seorang pelajar dari SMK Negeri 7 Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air pada Infrastruktur Jalan di Daerah Rawan Banjir

23 Oktober 2024   11:51 Diperbarui: 23 Oktober 2024   11:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak lingkungan dari penerapan teknologi geopori aspal penyerap air sangat beragam, baik positif maupun negatif.

1. Dampak Positif

  • Pengurangan Risiko Banjir : Teknologi ini membantu mengurangi risiko banjir yang merusak ekosistem dan keseimbangan lingkungan di daerah rawan.
  • Peningkatan Kualitas Tanah : Resapan air yang baik meningkatkan kualitas tanah, mendukung vegetasi, dan menjaga keseimbangan ekosistem.
  • Pengurangan Erosi Tanah : Teknologi ini menyerap air ke dalam tanah sehingga mengurangi aliran permukaan yang dapat menyebabkan erosi di sekitar jalan raya.

2. Dampak Negatif

  • Potensi Penyumbatan Pori-Pori : Pori-pori dalam aspal berisiko tersumbat oleh debu, lumpur, dan material lain dari kendaraan dan lingkungan sekitar, yang dapat mengurangi efektivitas sistem penyerapan air.
  • Penggunaan Material Non-Renewable : Sebagian besar bahan seperti agregat kasar dan binder aspal masih bergantung pada sumber daya alam non-renewable yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan jika tidak dikelola dengan bijak.

Kelebihan Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

  • Solusi Proaktif terhadap Banjir : Teknologi ini merupakan solusi yang proaktif dalam mengelola air hujan sebelum menjadi genangan atau banjir.
  • Peningkatan Estetika dan Fungsi Infrastruktur Jalan : Aspal penyerap air memberikan nilai tambah pada infrastruktur jalan dengan meningkatkan estetika, fungsi, dan daya tahannya terhadap kondisi cuaca ekstrim.
  • Pengurangan Jejak Karbon : Dengan mengurangi risiko banjir dan mengurangi penggunaan sistem drainase mekanis, teknologi ini membantu mengurangi emisi karbon yang biasanya dihasilkan dari infrastruktur drainase konvensional.

Kekurangan Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

  • Biaya yang Lebih Tinggi : Penerapan teknologi ini memerlukan biaya awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan aspal konvensional. Penggunaan material khusus dan pemasangan lapisan resapan menambah komponen biaya.
  • Perawatan Berkala yang Intensif : Agar tetap berfungsi optimal, pori-pori dalam aspal harus dibersihkan secara berkala untuk mencegah penyumbatan oleh material dari kendaraan atau lingkungan sekitar.
  • Tidak Efektif di Semua Jenis Tanah : Teknologi ini kurang efektif pada tanah yang memiliki tingkat permeabilitas rendah, seperti tanah liat, karena air tidak dapat diserap dengan baik oleh lapisan tanah di bawah aspal.

Cara Perawatan Aspal Penyerap Air Dengan Teknologi Geopori

Perawatan aspal penyerap air dengan teknologi geopori perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa kemampuan drainase dan penyerapan air tetap optimal. Berikut adalah beberapa cara perawatannya :

1. Pembersihan Permukaan Secara Rutin

  • Debu dan Kotoran : Pastikan untuk membersihkan permukaan aspal dari debu, kotoran, dan daun yang menumpuk karena dapat menyumbat pori-pori aspal dan mengurangi kemampuan penyerapan air.
  • Penggunaan Air Bertekanan : Gunakan air bertekanan tinggi untuk membersihkan pori-pori pada aspal. Ini akan membantu membuka pori-pori yang tersumbat oleh partikel kecil.

2. Pembersihan Saluran Geopori

  • Perawatan Geopori : Teknologi geopori biasanya dilengkapi dengan saluran di bawah aspal yang memungkinkan air mengalir ke tanah. Pastikan saluran ini bersih dari lumpur, tanah, atau sampah yang dapat menghalangi aliran air.
  • Pengecekan Berkala : Lakukan pengecekan berkala terhadap sistem geopori, terutama setelah hujan deras, untuk memastikan tidak ada sumbatan pada saluran tersebut.

3. Pengecekan Struktur Aspal

  • Retak dan Lubang : Periksa apakah ada retakan atau lubang pada aspal. Jika ditemukan, segera perbaiki dengan material yang kompatibel agar tidak memperbesar kerusakan dan tetap menjaga sifat penyerapan air.
  • Pelapisan Ulang : Apabila permukaan aspal mulai rusak atau kehilangan kemampuan menyerap air, pertimbangkan untuk melakukan pelapisan ulang menggunakan bahan perkerasan berpori.

4. Pengendalian Vegetasi

  • Tanaman Liar : Jangan biarkan tanaman liar tumbuh di atas atau di sekitar permukaan aspal penyerap air, karena akar tanaman dapat merusak struktur dan menyumbat pori-pori.
  • Pemangkasan Rutin : Lakukan pemangkasan terhadap tanaman yang tumbuh di area geopori untuk menghindari akarnya merusak lapisan aspal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun