Mohon tunggu...
Adinda Bunga
Adinda Bunga Mohon Tunggu... Arsitek - Pelajar

Saya merupakan seorang pelajar dari SMK Negeri 7 Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air pada Infrastruktur Jalan di Daerah Rawan Banjir

23 Oktober 2024   11:51 Diperbarui: 23 Oktober 2024   11:55 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.scribd.com/document/343510230/aspal-beton-berpori-sebagai-resapan-airInput sumber gambar

Hujan dengan intensitas normal membawa kebaikan bagi seluruh alam, fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini mengalami perubahan. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkannya dan menimbulkannya masalah banjir di suatu daerah tertentu. Banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga intensitas hujan yang tinggi dapat mengakibatkannya banjir seperti daerah resapan yang kurang baik, tanah tidak mampu menyerap air hujan sepenuhnya karena terdapat beberapa kendala seperti banyaknya bangunan diatasnya, pengerasan permukaan tanah seperti jalan aspal cor beton dan sebagainya.

Banjir sering terjadi, terutama di daerah dataran rendah dan perkotaan, dan disebabkan oleh ulah manusia, meskipun sering tidak disadari. Penyumbatan got saat hujan menyebabkan air menggenangi jalan, yang akhirnya menimbulkan banjir dan mengganggu pengendara. Genangan air di jalanan menjadi masalah bagi pengendara, dan beberapa solusi seperti memperlebar saluran air serta membangun jalan aspal sering diterapkan. Namun, perilaku buruk seperti membuang sampah sembarangan sering kali memperburuk situasi dengan menyumbat saluran air. Selain itu, pembangunan jalan aspal juga bisa memperparah banjir karena air tidak dapat meresap ke tanah, sehingga solusi ini tidak sepenuhnya efektif dalam mengatasi genangan air dan mencegah kecelakaan.

Solusi dari masalah tersebut terciptanya inovasi baru untuk mengatasi persoalan genangan air di jalanan perkotaan yang kerap mengakibatkan banjir sementara. Dengan menggunakan sistem drainase apabila terjadi hujan, aspal beton menyerap air dan langsung diteruskan menuju tanah. Sehingga mengurangi genangan air yang berada di jalan dan pengendara lebih aman. Penggunaan aspal penyerap air pada infrastruktur jalan telah menjadi salah satu solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan banjir di daerah rawan. Aspal konvensional sering kali menjadi penyebab terjadinya genangan air, karena sifatnya yang tidak mampu menyerap air secara efektif. Air hujan yang tidak terserap akan menggenangi jalan, memperparah kerusakan jalan, serta meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, teknologi aspal penyerap air muncul sebagai alternatif untuk mengurangi dampak negatif tersebut.

Teknologi yang digunakan untuk mengatasi dampak negatif seperti permasalahan banjir yang kerap terjadi di daerah yang rawan adalah teknologi geopori. Teknologi geopori merupakan inovasi ramah lingkungan yang bertujuan untuk mengatasi masalah banjir dan kekeringan dengan memaksimalkan peresapan air ke dalam tanah. Teknologi ini bekerja dengan cara membuat lubang-lubang kecil (geopori) di permukaan tanah, yang berfungsi sebagai saluran air menuju lapisan tanah lebih dalam. Selain itu, penggunaan aspal penyerap air juga membantu memperbaiki kualitas air tanah karena air hujan dapat langsung diserap ke dalam lapisan tanah, mengisi kembali cadangan air tanah.

Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

Penerapan teknologi geopori pada infrastruktur jalan membutuhkan bahan-bahan yang tidak hanya tahan lama, tetapi juga mampu menyerap air secara efektif. Beberapa bahan utama yang digunakan dalam pembuatan aspal penyerap air meliputi :

  • Campuran Aspal Berpori (Porous Asphalt) : Campuran aspal berpori merupakan modifikasi dari aspal konvensional yang ditambahkan agregat besar yang meninggalkan ruang pori di antara partikel. Porositas ini memungkinkan air untuk mengalir melalui aspal ke lapisan bawah jalan.
  • Agregat Kasar dan Halus : Penggunaan agregat kasar dalam jumlah lebih besar dibandingkan agregat halus sangat penting dalam menjaga struktur pori. Agregat kasar seperti batu kerikil atau pecahan batu berperan dalam menciptakan ruang antar-partikel, sedangkan agregat halus digunakan dalam jumlah terbatas untuk memastikan air tetap dapat mengalir dengan baik.
  • Binder Aspal Modifikasi : Penggunaan binder aspal yang lebih fleksibel dan tahan air diperlukan agar lapisan aspal tidak cepat rusak. Binder ini juga dirancang agar tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan tekanan akibat beban kendaraan.
  • Geotextile dan Material Penyaring : Lapisan geotextile ditempatkan di bawah lapisan aspal untuk mencegah material halus dari tanah masuk ke dalam pori-pori aspal, sehingga porositas tidak tersumbat. Selain itu, material penyaring ini membantu menyaring air sebelum masuk ke dalam tanah, menjaga kualitas air yang terserap.
  • Lapisan Batu Resapan : Di bawah lapisan aspal penyerap air, lapisan batu resapan yang terdiri dari material batu dengan ukuran seragam diletakkan untuk menyimpan sementara air sebelum diserap oleh tanah di bawahnya.

Sketsa Instalasi Metode Pengaspalan Beton Berpori

Manfaat Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

Teknologi geopori aspal penyerap air memberikan berbagai manfaat yang signifikan dalam penanganan banjir dan pengelolaan air. Beberapa manfaat utamanya meliputi :

  • Pengurangan Genangan Air dan Banjir : Teknologi ini menyerap air hujan langsung, sehingga mengurangi aliran air di permukaan jalan dan risiko genangan yang memicu banjir.
  • Peningkatan Resapan Air Tanah : Teknologi ini meningkatkan resapan air ke dalam tanah dan membantu menjaga keseimbangan air tanah, terutama di perkotaan yang kehilangan lahan resapan alami.
  • Peningkatan Kualitas Air Tanah : Proses penyerapan air melalui lapisan pori dan material penyaring dapat membantu menyaring polutan dari air hujan, sehingga air yang masuk ke dalam tanah lebih bersih dan aman.
  • Mengurangi Beban pada Sistem Drainase Kota : Teknologi ini membantu mengurangi potensi banjir di kota dengan mengurangi air yang harus ditangani oleh sistem drainase.
  • Peningkatan Keselamatan Berkendara : Aspal penyerap air juga mampu mengurangi risiko aquaplaning, di mana air yang menggenang di permukaan jalan dapat menyebabkan kendaraan kehilangan traksi dan tergelincir.

Dampak Terhadap Lingkungan

Dampak lingkungan dari penerapan teknologi geopori aspal penyerap air sangat beragam, baik positif maupun negatif.

1. Dampak Positif

  • Pengurangan Risiko Banjir : Teknologi ini membantu mengurangi risiko banjir yang merusak ekosistem dan keseimbangan lingkungan di daerah rawan.
  • Peningkatan Kualitas Tanah : Resapan air yang baik meningkatkan kualitas tanah, mendukung vegetasi, dan menjaga keseimbangan ekosistem.
  • Pengurangan Erosi Tanah : Teknologi ini menyerap air ke dalam tanah sehingga mengurangi aliran permukaan yang dapat menyebabkan erosi di sekitar jalan raya.

2. Dampak Negatif

  • Potensi Penyumbatan Pori-Pori : Pori-pori dalam aspal berisiko tersumbat oleh debu, lumpur, dan material lain dari kendaraan dan lingkungan sekitar, yang dapat mengurangi efektivitas sistem penyerapan air.
  • Penggunaan Material Non-Renewable : Sebagian besar bahan seperti agregat kasar dan binder aspal masih bergantung pada sumber daya alam non-renewable yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan jika tidak dikelola dengan bijak.

Kelebihan Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

  • Solusi Proaktif terhadap Banjir : Teknologi ini merupakan solusi yang proaktif dalam mengelola air hujan sebelum menjadi genangan atau banjir.
  • Peningkatan Estetika dan Fungsi Infrastruktur Jalan : Aspal penyerap air memberikan nilai tambah pada infrastruktur jalan dengan meningkatkan estetika, fungsi, dan daya tahannya terhadap kondisi cuaca ekstrim.
  • Pengurangan Jejak Karbon : Dengan mengurangi risiko banjir dan mengurangi penggunaan sistem drainase mekanis, teknologi ini membantu mengurangi emisi karbon yang biasanya dihasilkan dari infrastruktur drainase konvensional.

Kekurangan Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

  • Biaya yang Lebih Tinggi : Penerapan teknologi ini memerlukan biaya awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan aspal konvensional. Penggunaan material khusus dan pemasangan lapisan resapan menambah komponen biaya.
  • Perawatan Berkala yang Intensif : Agar tetap berfungsi optimal, pori-pori dalam aspal harus dibersihkan secara berkala untuk mencegah penyumbatan oleh material dari kendaraan atau lingkungan sekitar.
  • Tidak Efektif di Semua Jenis Tanah : Teknologi ini kurang efektif pada tanah yang memiliki tingkat permeabilitas rendah, seperti tanah liat, karena air tidak dapat diserap dengan baik oleh lapisan tanah di bawah aspal.

Cara Perawatan Aspal Penyerap Air Dengan Teknologi Geopori

Perawatan aspal penyerap air dengan teknologi geopori perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa kemampuan drainase dan penyerapan air tetap optimal. Berikut adalah beberapa cara perawatannya :

1. Pembersihan Permukaan Secara Rutin

  • Debu dan Kotoran : Pastikan untuk membersihkan permukaan aspal dari debu, kotoran, dan daun yang menumpuk karena dapat menyumbat pori-pori aspal dan mengurangi kemampuan penyerapan air.
  • Penggunaan Air Bertekanan : Gunakan air bertekanan tinggi untuk membersihkan pori-pori pada aspal. Ini akan membantu membuka pori-pori yang tersumbat oleh partikel kecil.

2. Pembersihan Saluran Geopori

  • Perawatan Geopori : Teknologi geopori biasanya dilengkapi dengan saluran di bawah aspal yang memungkinkan air mengalir ke tanah. Pastikan saluran ini bersih dari lumpur, tanah, atau sampah yang dapat menghalangi aliran air.
  • Pengecekan Berkala : Lakukan pengecekan berkala terhadap sistem geopori, terutama setelah hujan deras, untuk memastikan tidak ada sumbatan pada saluran tersebut.

3. Pengecekan Struktur Aspal

  • Retak dan Lubang : Periksa apakah ada retakan atau lubang pada aspal. Jika ditemukan, segera perbaiki dengan material yang kompatibel agar tidak memperbesar kerusakan dan tetap menjaga sifat penyerapan air.
  • Pelapisan Ulang : Apabila permukaan aspal mulai rusak atau kehilangan kemampuan menyerap air, pertimbangkan untuk melakukan pelapisan ulang menggunakan bahan perkerasan berpori.

4. Pengendalian Vegetasi

  • Tanaman Liar : Jangan biarkan tanaman liar tumbuh di atas atau di sekitar permukaan aspal penyerap air, karena akar tanaman dapat merusak struktur dan menyumbat pori-pori.
  • Pemangkasan Rutin : Lakukan pemangkasan terhadap tanaman yang tumbuh di area geopori untuk menghindari akarnya merusak lapisan aspal.

5. Pengendalian Beban Kendaraan

  • Kendaraan Berat : Batasi penggunaan kendaraan berat di atas aspal penyerap air karena bisa merusak struktur pori-pori dan menyebabkan penurunan daya serap air.
  • Pemasangan Pembatas : Jika memungkinkan, pasang pembatas yang mengatur jalur kendaraan agar tidak merusak area dengan geopori.

6. Pengujian Kapasitas Serap

  • Pengujian Air : Lakukan uji kapasitas penyerapan air secara berkala dengan menuangkan air di permukaan aspal. Perhatikan apakah air meresap dengan cepat atau ada genangan yang menandakan pori-pori tersumbat.
  • Perbaikan Jika Diperlukan : Jika kapasitas serap berkurang, lakukan tindakan perbaikan dengan membersihkan atau memperbarui lapisan permukaan.

Teknologi geopori pada aspal penyerap air terbukti mampu mengurangi genangan air di jalanan daerah rawan banjir. Struktur pori-pori dalam lapisan aspal memungkinkan air meresap ke dalam tanah, sehingga mengurangi limpasan permukaan yang sering menjadi penyebab banjir lokal. Dengan penerapan teknologi geopori, daya serap air infrastruktur jalan meningkat signifikan. Ini membantu menjaga kestabilan struktur jalan dan mengurangi risiko kerusakan akibat air yang menggenang, sehingga memperpanjang umur jalan.

Teknologi ini dapat menjadi solusi inovatif dalam pengendalian banjir di perkotaan, terutama di daerah yang sering terdampak oleh curah hujan tinggi. Penggunaan aspal penyerap air membantu mengurangi akumulasi air di permukaan dan mempercepat proses infiltrasi ke dalam tanah. Teknologi ini juga berkontribusi pada upaya keberlanjutan lingkungan dengan meningkatkan peresapan air tanah, menjaga keseimbangan ekosistem, dan memitigasi dampak urbanisasi yang sering memperburuk masalah banjir.

Sumber Bacaan

https://regional.kompas.com/read/2017/09/28/06480081/beri-solusi-banjir-dosen-itb-ciptakan-bahan-jalan-yang-bisa-serap-air?page=all

https://www.viva.co.id/vstory/teknologi-vstory/1177046-aspal-penyerap-air-solusi-mengatasi-banjir

https://id.scribd.com/document/343510230/aspal-beton-berpori-sebagai-resapan-air

https://www.liputan6.com/hot/read/4006769/aspal-penyerap-air-untuk-atasi-banjir-ciptaaan-perusahaan-ini-bikin-takjub

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun