bahwa ingin berawal dari angan..."
Dapat dilihat bahwa penyair memilih diksi dengan irama yang hampir serupa namun terhubung maknanya. Tujuannya untuk menambah daya ekspresivitas dalam puisinya dan menarik atensi pembaca sehingga banyak orang langsung jatuh cinta dengan keindahan diksi yang penyair suguhkan.Â
"...bahwa ibu tak pernah kehilangan iba;
bahwa segala yang baik akan berbiak;
bahwa orang ramah tak mudah marah..."
Adapun makna dari larik di atas yaitu menggambarkan sifat positif manusia. Pemilihan diksi yang bertentangan seolah sengaja penyair bentuk dengan tujuan mempermudah pemaknaannya. Pada larik pertama disebutkan bahwa pada harfiahnya seorang ibu tidak akan kehilangan kasihnya, bahwa ibu dan iba adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pada larik selanjutnya disebutkan bahwa segala perbuatan baik yang kita lakukan maka akan menuai kebaikan juga di kemudian hari. Pada larik terakhir dideskripsikan seseorang yang memiliki sifat ramah cenderung sabar dan tidak mudah marah.Â
Jika ditelaah kembali Joko Pinurbo mencoba menyelipkan sebuah semangat kepada pembacanya, mari kita simak larik berikut
"...bahwa seorang bintang harus tahan banting;
bahwa untuk menjadi gagah kau harus gigih;
bahwa terlampau paham bisa berakibat hampa;
bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan..."