Mohon tunggu...
Adinda Tahta Amarillys
Adinda Tahta Amarillys Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie yang gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budi Pekerti, Pembelajaran dari Bu Prani di Era Digital

31 Oktober 2024   07:26 Diperbarui: 31 Oktober 2024   07:33 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang membuat ini menarik adalah, Gora yang pernah dibimbing oleh Bu Prani untuk menghargai kehidupannya melalui refleksi, kini membawa trauma tersebut sebagai bahan intropeksi dalam hidupnya. Refleksi unik yang Bu Prani berikan, yakni menggali kuburan lalu tidur di galian kuburan itu, bukan hanya mengajarkan nilai kehidupan kepada Gora, tetapi juga mendorongnya untuk mendalami makna hidup dan peran dirinya di tengah masyarakat.

Pengalaman Gora tidur di galian kuburan adalah bentuk refleksi yang mengajarkannya agar lebih menghargai nyawanya dan menjauhi dirinya dari kekerasan. Setelah refleksinya selesai ternyata Gora tidak menyudahi refleksinya itu, tapi tanpa sepengetahuan Bu Prani, Gora menjadi gemar menggali kuburan lalu tidur di kuburan itu sampai Gora dewasa. 

Dari situlah Gora takut di-cap 'aneh' oleh masyarakat sekitar, makanya Gora sering mengunjungi psikolog dengan harapan dapat mengatasi efek emosional dan trauma yang ditimbulkan oleh masa lalunya yang keras. Perubahan ini dapat menununjukkan bahwa pendidikan karakter yang diberikan dengan benar dapat memberikan efek yang mendalam bagi siswa, meskipun kadang meninggalkan bekas trauma yang harus ditangani dengan bantuan professional.

Tidak hanya pada Gora, film Budi Pekerti menekankan pentingnya pendekatan pendidikan yang mengajarkan siswa untuk menghargai kehidupan dan menghindari konflik yang merugikan diri sendiri. 

Hukuman yang diberikan Bu Prani tidak hanya untuk mendisiplinkan, tetapi juga untuk mengajarkan Gora memahami konsekuensi tindakannya. Pendidikan yang membentuk moral seperti ini menjadi penting dalam lingkungan sekolah agar siswa tidak hanya mengenal akademik, tetapi juga memiliki kesadaran akan nilai-nilai kehidupan yang berharga.

Sebagai dampak dari pengalaman tersebut, Gora menyadari perlunya dukungan psikologis untuk mengatasi pergulatan emosionalnya. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa trauma atau refleksi yang dalam memerlukan peran kesehatan mental agar perubahan karakter lebih maksimal. 

Selain membuktikan pentingnya pendidikan karakter, film ini juga menyinggung relevansi kesehatan mental sebagai bagian dari pendidikan. Hal ini relevan bagi masyarakat modern yang semakin sadar akan pentingnya bantuan psikologis dalam mendukung pertumbuhan individu.

Perjalanan Gora menunjukkan bagaimana pendidikan karakter yang penuh makna tidak hanya memberi efek jangka pendek, tetapi juga membentuk pola pikir dan pandangannya terhadap hidup. Ia yang dulunya gemar berkonflik kini menjadi lebih tenang dan berempati. 

Melalui bimbingan Bu Prani, Gora belajar bahwa hidup ini berharga dan tindakan kekerasan hanya akan membawa kehampaan. Peran Bu Prani sebagai guru dan pengarah karakter bagi Gora berhasil menanamkan nilai-nilai penting dalam diri Gora, yang pada akhirnya membawa perubahan positif dalam hidupnya.

Film Budi Pekerti menggambarkan dampak media sosial yang bisa dengan cepat memengaruhi pandangan publik terhadap seseorang. Menurut Ibu Ayu (45), seorang guru yang memahami dampak dari video viral terhadap reputasi seorang pendidik, situasi seperti yang dialami Bu Prani sering kali bisa menghancurkan citra baik yang sudah dibangun bertahun-tahun. 

"Dari pengalaman saya, satu tindakan saja bisa membawa konsekuensi yang sangat besar, apalagi jika tersebar di media sosial tanpa ada klarifikasi. Sebagai guru, kita harus ekstra hati-hati di lingkungan publik karena masyarakat bisa saja tidak tahu konteks lengkapnya," jelas Bu Ayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun